Usai mengantarkan Arsen ke kamar Sang Ratu untuk diberkati sebelum perjamuan nanti malam, Felix pun melangkah menuju aula utama. Disana ia disambut dengan pemandangan yang cukup kondusif dari para pelayan kerajaan yang sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk pertemuan para Raja nanti malam.
Felix tersenyum tipis, kemudian sudut matanya tanpa sengaja menatap dua orang pelayan di meja makan sekitar aula yang sedang meributkan sesuatu. Felix mengenal salah satu pelayan itu, Beatrice. Sedangkan pelayan yang lain, Felix belum pernah melihatnya.
Felix pun melangkah pelan menghampiri Beatrice yang mengomel sendiri setelah menyuruh pelayan itu pergi keluar istana.
"Ada apa?" tanya Felix sedikit berbisik. "Ada kesulitan?"
Beatrice menggeleng dengan tatapan menunduk masam. "Tidak apa. Hanya kesalahan kecil. Maklum pelayan baru."
Felix mengernyit penasaran. "Pelayan baru?"
Beatrice hanya mengangguk sambil sibuk menuangkan darah unicorn ke tiap-tiap gelas piala emas.
"Apakah aku ketinggalan informasi?" tanya Felix.
Beatrice menghela napas panjang, kemudian menyuruh Felix untuk sedikit mendekat ke arahnya.
"Kudengar Ratu sendiri yang mengirim pelayan baru itu dari kerajaan sebelah," bisik Beatrice.
"Kerajaan sebelah? Kerajaan yang mana? Bukankah--"
BRAK!
Gebrakan tangan Beatrice diatas meja seketika membuat Felix terdiam membisu. Beberapa pelayan kini menatap tajam ke arah mereka berdua.
"Pekerjaanku masih banyak. Jangan banyak tanya." Beatrice pun melenggang pergi meninggalkan Felix yang masih diam mematung kaku di tempat.
Suasana seketika menjadi hening. Buru-buru Felix menyuruh para pelayan di aula utama ini untuk melanjutkan pekerjaannya masing-masing.
Masih penasaran, akhirnya Felix memutuskan untuk mengikuti diam-diam pelayan baru tersebut dari belakang.
Aneh sekali, padahal Ratu Eleanor selalu memberitahu saya jika ada pelayan baru di kerajaan ini, batin Felix.
🍁🍁🍁🍁🍁
Di area sisi samping istana kerajaan, Felix terlihat celingukan mencari keberadaan pelayan baru itu yang hilang entah kemana. Sempat Felix memiliki perasaan curiga, takut jika ternyata pelayan baru itu adalah mata-mata dari kerajaan musuh.
Tak lama, Felix akhirnya menemukan keberadaan pelayan baru tersebut yang sedang duduk santai di bangku taman kerajaan.
Felix buru-buru bersembunyi di balik patung kuda dekat taman. Ia sedikit mengintip diantara celah kaki patung tersebut.
Felix mulai menyipitkan mata dan menggunakan kekuatannya yaitu penglihatan dan pendengaran super.
"Bukankah itu..." Felix tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria itu lantas mengedipkan matanya berulang kali, kemudian menyipit lagi. "...Luna?"
Felix langsung mundur selangkah begitu mengetahui bahwa pelayan baru tersebut ternyata adalah Luna, sosok manusia yang selama ini dekat dengan Arsen selama berada di dunia manusia. Bahkan kemarin malam Felix mendengar sendiri bahwa Luna ternyata mencintai Tuannya, begitupun sebaliknya, Arsen juga mencintai Luna.
Oleh karena itu, Felix terpaksa menghapus ingatan Luna tersebut dan membuat perjanjian dengan Tuannya sendiri yang notabene adalah seorang noblesse pewaris tahta kerajaan Salvatore.
*Flashback on*
"Pak Felix, bersumpahlah kepadaku atas nama nyawaku sendiri sebagai calon Raja, dalam keadaan apapun Pak Felix harus melindungi Luna dari segala ancaman dan bahaya. Aku, Arsen Alaric Salvatore, pewaris tahta kerajaan Salvatore memindahkan tugas pengawal setiaku sendiri untuk menjaga seumur hidup seorang wanita yang aku cintai bernama Luna Seraphina"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Salah Gaul
Ficção AdolescenteKetika vampire ganteng doyan makan seblak "Kodrat vampire tuh haus darah, bukan haus gara-gara kepedesan makan seblak!" - Luna "Apa sih lo, bawel mulu. Gue vegetarian. Diet hemoglobin." - Arsen Luna Seraphina, seorang penulis novel fantasi yang terp...