Jungkook terdiam saat Hoseok mengatakan sesuatu. Alisnya terangkat spontan, ia benar-benar bingung, "Tuan Hoseok, apa yang kau katakan?""Jungkook setelah accident waktu itu, aku benar-benar kepikiran, kalau aku menayukaimu." Hoseok bertutur kata, "Saat suami mu tiada, aku ingin meneruskan keinginan sang beliau."
"Apa itu?"
"Dia bilang padaku, tolong jaga Jungkook untuk ku."
Deg! Jujur Jungkook baru tahu. Dan juga terkejut dengan apa yang baru ia dengar, kenapa dadanya mulai sakit? Seperti sedang ditusuk jarum kecil yang banyak.
"Kenapa—kenapa, kau baru bilang sekarang!"
"Hei... Dengarkan aku, sebenarnya aku ingin bilang itu 2 tahun lalu, saat kebetulan aku memberikan kalung yang kau pakai sekarang. Namun aku belum sanggup, untuk mengatakan itu jadi aku tunda." lirih Hoseok, nafas Jungkook memburu ia memegang garpu yang ada disana, meremasnya.
"Hoseok, kau tahu aku belum bisa membuka hati lagi untuk seseorang." ujar Jungkook apa adanya. Ia benar belum membuka hatinya untuk orang lain, yang masih tersangkut dihatinya hanya cinta sang suami yang sudah meninggalkan nya 3 tahun lalu.
"Tak apa, aku akan menunggu."
.
.
.
.Hansung sudah menunggu sang Eomma didepan pintu, ia tidak sabar melihat wajah sang Eomma. Dengan memakai piyama anak bergambar kartun kesukaannya.
"Tuan Muda, sebaiknya menunggu didalam saja, suasana malam hari ini cukup dingin. Saya tidak ingin Tuan sakit." Sang Pelayan mencoba untuk membujuk Hansung kedalam rumah tapi, Hansung menggeleng keras kalau ia ingin tetap disini.
"Eomma, kenapa lama sekali?"
Mata Hansung sudah tidak kuat, ia mengatupkan mulutnya dengan menahan rasa kantuk yang dirasakan. Kenap rasa kantuk ini datang saat ia akan bersenang-senang dengan sang Eomma?
Hampir tumbang tubuh Hansung untung saja kedatangan Jungkook tepat waktu, jadi ia langsung menggendong sang anak. Sang Pelayan hanya memperhatikan, dan rasa senang meliputi dirinya.
Sesibuk apapun Tuan Jungkook, pasti ada untuk Tuan Muda Hansung.
Dia sudah hidup mandiri, dengan menjadi single parent dari tiga tahun yang lalu, dimana Tuan—suami Jungkook meninggal.
Benar-benar kagum dengan Tuan Jungkook, ia mengurus semua tanpa kenal lelah.
"Tuan— Anda sudah pulang?" Jungkook mengangguk dan menyerahkan tasnya ke Pelayan itu, lalu masuk siap-siap untuk istirahat.
.
.
.
.Setelah Jungkook selesai membersihkan diri, ia menatap wajah sang anak yang damai, tidurnya begitu nyenyak dan berhasil membuat Jungkook tersenyum. Ia duduk ditepi ranjang, mengambil telapak tangan kecil itu lalu menggenggamnya pelan.
"Hansung, anak Eomma yang baik."
"Hansung, anak Eomma dan Appa yang baik."
"Hansung anak Eomma yang kuat. Maafkan Eomma karena tidak bisa melindungi Appa waktu itu." Jungkook akhirnya menangis, ia kembali teringat kejadian 3 tahun lalu. Ia tidak sanggup untuk mengingat kembali semuanya, ia hanya bisa menangis karena tidak bisa apa-apa waktu itu.
Hansung menggeliat, ia terbangun karena suara tangis seseorang. "Eomma?" Langsung Jungkook menghapus dan mencoba biasa saja didepan Hansung yang baru bangun.
"Ya? Hansung ingin apa? Apa menganggu?"
"Tidak, Hansung ingin tidur dengan Eomma, kenapa Eomma lama sekali pulang, ya?"
"Maaf, sayang tadi Eomma bertemu dengan seseorang dulu." Mata Hansung memicing, siapakah orang yang bertemu dengan Jungkook barusan.
"Siapa?"
"Hansung pasti kenal, karena 2 tahun yang lalu... Hansung pernah bertemu."
"Tidak Hansung tidak kenal." Hansung memalingkan wajahnya.
"Hansung kenal, dia teman Appa dulu, Hansung pernah ingin bermain dengannya namun Hansung waktu itu baru berumur 4 tahun. Jadi, main nya cuma sebentar. Padahal Hansung ingin bermain lama dengan ya." Hansung tidak ingat. Itu kejadian sudah 2 tahun lalu, mana Hansung ingat.
"Hansung tidak suka, Eomma dekat dengan orang lain!"
.TBC.
Wow, Hansung 👍
Ciah, tuh Hansung tidak ingin Jungkook dengan yang lain wkwk 🤣Sudah ketebak Hoseok orang ketiganya ya 🙃
Moga suka wankawanSilahkan tinggalkan Jejak, aku sangat membutuhkan itu 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Feeling
FanficKehidupan Jungkook hancur karena seseorang. He wanted revenge but was confused.