Bagian ²³

1.1K 53 7
                                    

Bunga Krisan, sangat indah bukan, warna nya bermacam-macam. Mengaguminya, betapa tidak bunga itu banyak di sukai orang-orang, memegang satu tangkai bunga Krisan dengan hati-hati. Kebetulan ia mengambil yang berwarna putih. Banyak makna tentang bunga itu.

Krisan putih memiliki makna kesetiaan dan kejujuran. Bukan hanya makna yang terkandung di dalamnya, beberapa warna bunga krisan juga memiliki arti atau maksud tertentu.

Sangat di sayangkan, bunga itu kembali mengingat kan nya pada seseorang yang pernah masuk kedalam hidupnya, penuh dengan warna, sampai satu orang masuk kedalam hidupnya, yaitu seorang anak laki-laki yang ia beri nama Hansung.

Anak pemberani, yang sekarang merangkak naik kedalam gendongannya. Membawa setangkai bunga Krisan juga, namun berbeda warna.

Merah.

Bunga krisan merah biasanya memiliki arti cinta atau sayang terhadap lawan jenis, sedangkan krisan perak menunjukkan rasa sayang terhadap sahabat.

Hansung, memeluk leher sang Eomma erat, tangannya agak gemetar, saat tau akan kemana ia pergi. sang Eomma tersenyum menanggapi nya, ia mengeratkan pelukannya dan berjalan keluar, dengan beberapa orang asistennya.

"Hari ini, Hansung akan bertemu Appa."

Sudah lama tidak mengunjungi, rasa rindu begitu menggebu-gebu, pantas saja setiap malam pasti merengek ingin bertemu. Nangis tengah malam karena teringat sang Appa. Hansung di turunkan dan masuk kedalam mobil.

"Bunga nya pegang dengan erat Hansung, jangan sampai jatuh, nanti Appa nangis ya?" ia berucap sedemikian, dan memakaikan sambil pengaman. Tanpa di pikir panjang, anaknya menggenggam bunga itu dengan baik dan tidak ingin ada yang rusak.

Kemudian keheningan menguasai isi mobil tersebut, tidak ada yang membuka percakapan terlebih dahulu. Jungkook juga mengerti kalau anak nya sedang gugup, makanya tidak banyak bicara. Ia menghela nafas panjang, sungguh berat hari ini, sebenarnya belum sanggup ia membawa anak nya kesana. Namun Hansung, sangat ingin ikut. Biasanya setiap akan kesana Jungkook pasti sendiri, karena ia tahu Hansung belum menerima kejadian itu. Semua sudah ia siapkan matang-matang, tapi ia tidak sanggup melihat anak satu-satunya menangis dan menginginkan sang suami kembali. Bagiamana caranya nanti ia membujuk?

Mereka turun, dan masuk.

Tangan Hansung di genggam Jungkook, tangan kecil itu dingin, Jungkook merasakan, ia berjongkok sebelum benar-benar masuk, ia menatap sang anak lamat. Melepaskan genggaman itu, dan kemudian memegang kedua bahu sang anak. Tersenyum adalah hal pertama yang Hansung lihat. Mata nya pun menatap sang Eomma.

"Hansung hebat, sudah besar sekarang, haha." sedikit gurauan disana, "Hansung, sudah jadi jagoan Eomma. Boleh Eomma genggam tangan Hansung sebelah nya?" meminta izin karena sedari tadi Bunga Krisan itu ada di tangan sebelahnya. Hansung menatap tangan nya dan kembali menatap sang Eomma.

Mengangguk.

Ia memberikan bunga itu pada seseorang yang ada disana, memberikan tangan nya pada sang Eomma, biar tangan kecil itu di genggam oleh tangan yang berkali-kali lipat lebih besar. Tersenyum, membalas senyum hangat itu dan terdiam.

"Hansung yakin? ingin bertemu Appa? Kalau tidak yakin, Hansung boleh menolak nya dari sekarang, Eomma tidak akan melarang Hansung." ucapannya sedikit agak tegas, namun tidak membuat Hansung ketakutan.

"Bilang sekarang nak, kalau Hansung belum siap."

Terdiam.

"Eomma, apa-apaan bilang gitu ke Hansung. Eomma melarang Hansung untuk ketemu Appa?" sinisnya, Jungkook menggeleng ribut dan meremas-remas kecil tangan anaknya. "lalu apa? Hansung sudah besar Eomma, sudah besar sudah umur segini." melepaskan genggaman nya, dan menunjukan telapak tangannya, memberi tahu umur nya.

Jungkook tertawa, "Hansung sudah besar, iya sudah besar, sudah tidak mengompol lagi di kasur dan sudah jarang minum susu. Iya, Hansung sudah besar." Hansung melototkan matanya.

"Jadi ketemu Appa?" Hansung mengangguk dan berjalan duluan kedalam. Meninggalkan Jungkook yang terdiam sesaat melihat anaknya yang sudah tumbuh besar. ya walau Hansung masih anak SD tapi ia bangga pada anak nya sekarang.

"Tungga Eomma, sayang?!"




.TBC.

g

a tau lah aku, pusing hha.
aku blom tau mau lanjutin apa engga, minat nulis cerita ku, bener-bener udh hilang beberapa bulan yg lalu. sumpah susah bgt, buat nulis balik hha. maaf nya klo ga sesuai ekspektasi kalian.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guilty FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang