Chapter 29: Upacara Suci

430 50 49
                                    

Chapter 29

Upacara Suci

*****

Ketika salju terakhir mencair dan menetes di tanah, kebahagiaan baru dimulai, kehidupan baru dijalani. Matahari bersinar cerah, tidak perlu bersembunyi di balik awan. Bunga merah muda bermekaran, tersenyum riang. Burung-burung berkicauan, bertengger di dahan pohon, menyanyikan lagu musim semi. Dingin dari salju perlahan disapu bersih oleh kehangatan mentari yang menyinari bumi. Orang-orang tidak perlu lagi menggigil, tidak perlu lagi tidur menggunakan selimut tebal dan saatnya melepaskan penghangat tubuh. Datangnya musim semi membuat makhluk hidup di bumi tersenyum riang gembira.

Sepasang sepatu bot putih berhenti di sebuah makam. Ia menyalakan dupa kemudian menekuk lutut dan menyatukan kedua tangan.

Ia berkata dengan suara pelan dan lembut, "Ayah, Ibu, aku datang mengunjungi kalian," kemudian menunduk, "... Maafkan anak ini yang tidak berbakti, yang tidak mengunjungi Ayah dan Ibu. Banyak hal yang terjadi belakangan ini, tapi tenang saja, Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir. Semua masalah sudah teratasi.

"Satu tahun ini sangat sulit, tapi itu semua bisa aku lalui. Di balik kesulitan, aku bertemu orang-orang baik yang membantuku.

"Aku bertemu dengan seorang pemuda secara diam-diam tanpa sepengetahuan kalian. Maafkan aku yang tidak pernah mengatakannya pada Ayah dan Ibu ... Tapi, tapi dia orang yang baik, tidak jahat. Berkat dialah, aku bisa hidup seperti ini.

"Ayah, Ibu, mohon doa restu kalian. Besok ... aku akan menikah dengannya."

"Ayah mertua dan Ibu mertua bisa percayakan Luo Yi padaku. Aku akan menjaganya, memberinya kehidupan yang bahagia, dan tidak akan meninggalkan sisinya. Aku akan setia padanya selama hidup dan sampai mati."

Lelaki di sebelahnya memerah dan ia mendesis, "Jangan bicara lagi pada ayah dan ibuku!"

"Loh? Kenapa? Mereka juga akan jadi orang tuaku, kan, Gege?" kata si pemuda itu, menyunggingkan senyuman menyebalkan.

Ia mengabaikan pemuda itu dan berpaling pada makam di depannya. Ia berdeham, "Maaf, Ayah, Ibu. Dia memang pandai bicara," kemudian ia menarik napas sekali lagi dan menghembuskannya perlahan. Tatapan mata yang tajam menjadi lembut dan penuh kasi, "Inilah pemuda yang akan menikah denganku. Ayah, Ibu, mohon restui kami ...."

Ia dan calon suaminya pun melakukan sujud sebanyak tiga kali, meminta restu dari kedua orang tua dan meminta doa agar upacara besok bisa berjalan lancar.

*****

Istana dipenuhi warna merah muda dari musim semi dan merah cerah dari dekorasi. Para kasim dan pelayan sibuk berjalan ke sana kemari mempersiapkan segala hal, tidak terkecuali para pelayan di Istana Yunyu. Mereka mempersiapkan segala hal dengan sebaik-baiknya.

Ketika langit semakin cerah, para tamu yang diundang khusus mulai berdatangan. Keluarga Besar Chen, pejabat-pejabat terpercaya, dan beberapa petinggi lainnya disambut dengan baik. Hari ini adalah hari yang bersejarah, orang-orang tidak mau melewatkan satu menit pun. Mereka akan menjadi saksi sejarah, saksi sumpah sehidup semati, saksi pernikahan yang suci.

 Mereka akan menjadi saksi sejarah, saksi sumpah sehidup semati, saksi pernikahan yang suci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Glorious Makes the World SinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang