Chapter 6: Gege

479 64 29
                                    

Chapter 6

Gege

*****

Chen FeiYu mendorong kursi roda sesuai perintah.

Kiri, lurus, belok kanan.

Lalu beberapa langkah ke depan, dia akhirnya tiba di sebuah taman indah yang pernah dikunjunginya beberapa hari lalu. Di siang hari, taman terlihat lebih berwarna. Meski semua lili tidak bermekaran, pohon ginkgo kekuningan itu tampak begitu menawan. Pohon itu berdiri dengan kukuh, tegak, sehat, seolah tak lekang oleh waktu. Separuh daunnya yang telah gugur jatuh ke tanah dan separuh lagi berenang di kolam ikan. Setiap ada daun yang mendarat di atas kolam, ikan-ikan di sana akan menyambutnya, berusaha untuk menggigit, mengira bahwa itu adalah makanan.

Chen FeiYu tidak bisa menahan kekagumannya dan mendesah, "Taman ini luar biasa indah ...."

Luo YunXi tidak menghiraukannya dan menepis tangan Chen FeiYu dari kursi rodanya untuk mengambil alih. Ia segera membawa dirinya menuju sudut taman, di sisi lain pohon, di mana tempat Luo YunXi biasanya melukis. Peralatan melukis yang tadi digunakan masih ada di sana, jadi laki-laki tampan itu hanya mengeluarkannya, menyusun kanvas pada tempatnya, dan meletakkan beberapa pewarna di atas meja.

Chen FeiYu mengamatinya dari belakang kursi roda. Lehernya yang panjang menjadi semakin panjang saat dia pertanya, "Gongzi mau melukis?"

"Tidak. Mau tidur," jawab Luo YunXi acuh tak acuh.

Chen FeiYu tertawa, merasa bodoh pada pertanyaannya dan merasa lucu akan jawaban yang diterima. Xi Shi ini ... bagaimana mungkin sangat cantik, tetapi mulutnya setajam pisau?

Luo YunXi melanjutkan lukisannya yang berupa pemandangan gunung di musim semi. Lukisan itu baru separuh dibuat, tetapi bentuknya hampir jelas. Hanya ditambah sedikit detail, maka lukisan itu pun selesai.

Chen FeiYu memuji dari lubuk hatinya yang paling dalam, "Lukisan yang indah. Apakah melukis adalah keahlianmu?"

Luo YunXi hanya menjawab, "Mm," singkat.

Chen FeiYu ingin bertanya lagi, tetapi dia tidak mau mengganggu Yuzan yang sedang berkonsentrasi penuh. Wajah laki-laki itu serius, tatapannya fokus, membuat Chen FeiYu ingin menatapnya terus-menerus.

Chen FeiYu hanya berdiri di belakang Luo YunXi, mengamatinya yang terus menorehkan tinta di atas kanvas, sampai akhirnya muncul aroma yang menggoda tertangkap oleh hidung mancungnya.

Aroma itu cukup tajam dan berlemak. Sebelum melihat apa itu, Chen FeiYu bisa menebak bahwa itu adalah suatu hidangan yang luar biasa.

Xiao Xing datang bersama dua pelayan lain sambil berkata, "Shaoye, kelinci panggangnya sudah siap. Silakan dinikmati."

Luo YunXi tidak menoleh dan terus melukis, "Letakkan ke meja."

Pelayan-pelayan itu menyusun nasi dan berbagai sayuran, termasuk kelinci panggang, ke atas meja yang berada di bawah pohon ginkgo. Setelah semuanya dibawa keluar, Luo YunXi menghentikan aktivitasnya dan beralih ke meja makan.

Ia melirik Chen FeiYu yang masih berdiri di tempat dan berkata, "Bukankah melelahkan jika berdiri di sana? Duduk dan makan."

Chen FeiYu tersenyum. Dia malu-malu dan terkekeh, "Terima kasih, Gongzi."

Keduanya duduk saling berhadapan. Luo YunXi mengambil mangkuk nasinya terlebih dahulu dan mulai makan tanpa mengatakan sepatah kata pun. Chen FeiYu tidak mau ini menjadi canggung, jadi dia memutuskan untuk berbincang-bincang sambil makan.

The Glorious Makes the World SinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang