14. Kerja kelompok

13 8 0
                                    

~Kamu tidak tahu apa yang terjadi kemarin, sekarang, atau pun esok. Kamu juga tidak akan tahu kapan seorang Raja menaklukan Ratunya~

-o0o-

Kring!

Ocha berpura-pura tak mendengar benda pipih itu berbunyi. Tatapannya acuh melihat layar televisi yang lumayan besar itu. Dengan tangan yang terus memasukkan makanan ringan ke dalam mulutnya.

Tak lama dering benda pipih itu berhenti membuat Ocha sedikit menoleh ke samping untuk melihat siapa yang menelfonnya.

'Rara, 10 panggilan tak terjawab.'

Hal itu membuat Ocha mendengus kesal. Apa Rara tak punya pekerjaan lain selain menelfonnya berulangkali? Ini adalah hari minggu dan entah kenapa Ocha merasa tidak mood untuk keluar rumah.

Gadis itu memilih untuk duduk santai sambil nonton di rumah saja.

Sebenarnya, bukan itu alasan yang membuat Ocha malas keluar rumah hingga menjawab telfon dari Rara.

Kemarin, pada grup Wa kelas 11ipa1 untuk pelajaran biologi, Pak Denis mengirim anggota kelompok dalam tugas yang ia berikan kemarin. Masih, ingat?

Dan karena hal itu membuat Ocha naik darah. Bagaimana tidak? Ia sekelompok dengan Al dan parahnya lagi Al adalah ketua kelompok.

Sangat mengesalkan, bukan? Ocha benar-benar kehabisan akal kali ini. Kenapa harus Al? Apa takdir mengatakan ia harus selalu berkaitan dengan Al?

Hais! Ocha tidak ingin nasib seperti ini. Sungguh!

Ocha mengeraskan rahangnya. Tanpa sadar jajanan yang berada digenggamannya hancur begitu saja.

"Al, lo benar-benar menghancurkan hidup gue!" teriak Ocha sampai-sampai Regan yang juga libur kampus terkejut.

Regan, tertidur karena harus menyelesaikan tugas kampusnya yang begitu banyak. Karena suara Ocha, ia terkejut dan akhirnya terbangun.

"Apa, itu? Aska?" Regan bangkit berdiri. Ia menutup laptopnya dan berlalu pergi untuk menemui Aska. Ia punya urusan bersama lelaki itu.

Sekilas, Regan melihat Ocha di ruang tamu. Hanya melihat, angkat bahu Regan kemudian berlalu.

Kembali ke Ocha, dimana handphonenya kembali berdering. Ocha menyodorkan sedikit kepalanya untuk melihat benda pipih tersebut.

Gadis itu berdecak, terpaksa mengangkat panggilan itu.

"Hallo!" ketus Ocha.

[Lo dimana sih tikus got?] Terdengar nada Rara yang begitu kesal.

"Di rumah. Ada, apa?"

[Lo lupa janji kita? Hari ini ada kerja kelompok kata Al di rumahnya]

Ocha benar-benar dibuat bingung dengan ucapan Rara. Gila! Hari minggu kerja kelompok. Di saat libur begini saja sudah mau belajar kelompok.

Tidak akan!

"Gue gak mau ikut."

Terdengar Rara mendengus kesal. [Hei, ayolah Ocha. Nanti lo dibilang gak aktif sama Al, mau?]

Ocha memutar bola mata dengan malas. "Terserah!"

[Ocha! Plese!]

[Jadi gue sendiri aja, nih? Lo mau mereka bakal apa-apain gue? Lo tahu sendiri, 'kan kita perempuan cuman ada dua. Ayolah, Cha. Gue gak mau nilai gue kecil di biologi. Lo tahu gimana Pak Denis. Cha ...]

Hari ini, Ocha benar-benar dibuat kesal. Rara merengek di seberang sana memintanya untuk kerja kelompok di rumah Al. Lah, mana mau dia. Namun, Ocha juga tidak mau Rara kenapa-napa kalo sendiri datang ke sana. Jadi, gadis itu memutuskan untuk datang. Yah, walau terpaksa sih.

A G G O C H A [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang