2. Air selokan

54 16 1
                                    

Jangan lupa vote, komen dan follow ya. Gak tahu harus bilang apalagi. Salam sehat semuanya dan jangan lupa mimpiin gue 😘😗

____________________________________

-o0o-

Ocha melangkah menuju kelasnya, tapi di tengah perjalanan langkahnya terhenti karena seseorang memanggilnya.

Sontak, gadis tersebut menoleh ke belakang.

"Eh, Zulaeha!" seru Ocha melambaikan tangannya ke arah gadis cantik itu.

Dia? Panggil saja Rara. Gadis tengil sahabatnya Ocha. Napas Rara terdengar ngos-ngosan ketika sampai di hadapan Ocha.

"Cha ... huft ... lo jalannya cepat banget kek mau lari marathon saja," kata Rara mencoba mengatur deru nafasnya.

"Lah, mana gue tahu. Gue pikir lo bakal terlambat makanya gak gue tunggu. Sorry." Ocha menyengir tak bersalah sama sekali.

"Iya gue tahu, tapi dari tadi gue manggil-manggil lu, tapi lu gak nyahut. Lo pake kapas ya di telinga lo, ya?" Dengan tanpa etika Rara meraih kepala Ocha dengan tidak aesthetic dan melihat apa sahabatnya itu memakai kapas di telinganya.

Dengan kasar Ocha mendorong tubuh Rara. "Lo apa-apaan sih?" ketus Rara tak suka.

"Yee, sorry. Gue pikir lo pake kapas di telinga lo." Rara menunduk sedih. Cara ampuh jika Ocha sudah marah kepadanya.

"Sorry-sorry. Gue tabok lu baru tahu rasa."

"Ya, ampun, Cha. Galak banget sih!"

"Udah! Gue males berdebat. Kuy masuk kelas," ajak Ocha memilih mengalah. Daripada ia banyak bicara, ampe subuh pun acara debat ini tidak akan selesai.

"Kuy!" seru Rara sambil merangkul Ocha. Berjalan beriringan ke kelas.

Namun, belum juga sampe di kelas, Ocha malah minta berhenti dulu. Intens gadis itu berbinar kala melihat ketua osis mereka sedang berada di lapangan sekolah bermain gitar.

Namanya, Alex. Tampan dan baik. Namun, Ocha suka sama kakak kelasnya yang satu ini karena sering ia porotin duitnya. Ocha tidak suka morotin uang orang miskin, tapi kalo orkay, bisa dicoba.

Soalnya, Ocha lagi bokek karena uang jajan dan tabungannya habis terpakai beli motor untuk koleksinya.

"Kak, Alex!" seru Ocha memanggil.

Lantas saja lelaki yang merasa namanya dipanggil itu menoleh ke arah Ocha. Lelaki itu melotot sempurna kala melihat Ocha berlari ke arahnya.

Nasi telah menjadi bubur. Alex tahu apa tujuan gadis itu datang ke sini. Kalo gak minta uang apalagi?

Sementara Rara yang ingin mengejar Ocha tangannya dicekal oleh seseorang. Dia adalah Kiano. Pacar Rara.

"Kak, Ano?"

"Rara sayang, kamu mau kemana?" tanya Kiano.

"Itu, Ocha bokek dan minta uang sama Alex lagi," jawab Rara membuat Kiano membelalak kaget.

Kiano menggelengkan kepalanya. "Dasar! Orang kaya kekurangan uang."

"Kakak kenapa kesini?" Kini Rara yang balik bertanya.

"Ya, karena miss kamulah. Ke rooftop, yuk," ajak Kiano.

Rara menggeleng tidak mau. "Gak akh, kak. Kelas bentar lagi masuk."

Kiano mendesah kesal. "Rara. Kamu gituloh sama aku," rengeknya.

Tak tega dengan wajah memelas lelaki itu, Rara akhirnya mengabulkan permintaan Kiano. Tanpa peduli lagi dengan Ocha dan Alex yang berlarian di lapangan karena Alex menolak memberinya uang, kedua sejoli yang tengah dimabuk cinta itu berlalu dari sana.

A G G O C H A [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang