8. Terungkap?

36 10 1
                                    

Di sini gue mau bilang, buat yang udah baca thanks banget. Gue tahu cerita gue masih minim pembaca, bahkan sangat-sangat minim, tapi it's okay. No problem. Satu atau dua pembaca tidak apa-apa.

Keep strong!!

__________________________________

o0o-

Al keluar dari ruangan osis. Memilih mengalah daripada harus berdebat dengan Alex yang tiba-tiba mengungkapkan bahwa ia mencintai Ocha. Jika tidak dihentikan oleh sahabat-sahabatnya itu, sudah dipastikan kursi tersebut mengenai kepala Alex.

Sialan!

Tipikal seorang Al tidak suka berdebat. Itulah kenapa ia memilih pergi. Namun jika sudah marah besar, mulut Al bahkan bisa lebih pedas daripada mulut julid para emak-emak.

Kentara sekali wajah Al sangat marah. Emosinya masih belum mereda. Al masih memikirkan Ocha. Kenapa sulit sekali mendapatkan hati gadis itu? Al tak habis pikir dengan semua ini.

Bisa-bisa ia gila hanya karena memikirkan ini semua.

"Al." Panggilan itu membuat langkah Al terhenti. Al menoleh ke belakang. Ia mendapati Aska berlari ke arahnya.

"Gue bakal dukung lo sama Ocha," ucap Aska saat sudah sampai di depan Al.

Mendengarnya, dahi Al berkerut. Yang benar saja Aska akan mendukungnya. Demi apa coba?

"Kenapa lo dukung gue sama Ocha? Lo mau apa?" tanya Al dengan mimik wajah mengintimidasi. Ini patut dicurigai. Bisanya, hal seperti ini terjadi, jika sebelah pihak menginginkan sesuatu darinya.

Al tidak mungkin bodoh dan menutup rasa aneh itu. Aneh saja, Aska akan mendukungnya dengan Ocha. Bukankah mereka dulu musuh?

Pertanyaan dari Al membuat Aska sedikit tercekat. Rasa gugup menghampirinya, tapi secepat mungkin Aska menghilangkan rasa itu.

Aska tersenyum. "Karena gue tahu lo sangat mencintai Ocha. Hati, lo bisa sembunyiin dari gue, tapi tatapan lo sama Ocha terlihat rasa cinta di dalamnya. Gue percaya sama lo, karena itu gue mau dukung lo mendekati Ocha," jelas Aska.

Al sedikit percaya, tapi tidak sepenuhnya. Takutnya ini ada udang di balik batu dan itu memang benar. Aska menghela nafas tanpa ditahu Aska. Hatinya melega melihat wajah percaya Al. Sebenarnya Aska berbohong. Ia melakukan itu semua untuk membalaskann dendamnya kepada Enos.

Aska tahu dengan mendekati Al, maka ia bisa menghancurkan Enos sehancur-hancurnya. Al pasti mengetahui rahasia tentang Enos. Dengan begitu ia bisa memanfaakan keadaan ini. Keadaan dimana Al menyukai adiknya. Aska bisa menggali semua informasi tentang Enos dan dapat menghancurkan lelaki itu.

Benar dugaan Al, ada udang di balik batu, tapi rasa ragu itu hilang kala Aska semakin meyakinkannya.

"Gue bisa bantu lo deketin Ocha, tapi lo gak boleh nyakitin Ocha. Dia tuan putri kami. Jangan buat dia marah atau kesal. Lo harus mengendalikan emosi lo," tutur Aska.

Melihat raut wajah Al yang semakin yakin kepadanya, membuat Aska bersorak ria di dalam hatinya. Dadanya semakin menggebu-gebu tidak sabar untuk menghancurkan Enos.

"Dengan apa? Bahkan mendekati gadis galak itu tidak bisa. Terus kita harus apa?" tanya Al. Selepas dari osis, Al sebenarnya berniat menyerah untuk mendapatkan Ocha. Mungkin bukan dia gadisnya.

A G G O C H A [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang