1. Tawuran

107 19 4
                                    


Hello ... selamat siang guys. Saat baca part ini jangan lupa vote dan komen ya

Ini adalah adalah cerita real dari Author. Cerita halu, imajinasi yang dituangkan dalam secarik peristiwa.

Jadi, don't and jauh-jauh plagiat.

Cape tahu menulis. 🤨🤗

Oke lanjut saja.
____________________________________

-o0o-

Berteriak sekencang mungkin karena sebuah tanjakan tanpa diminta terlihat jelas di depan mata dan anehnya lagi, di bawah tanjakan itu terdapat perkelahian antar geng motor yang membuat mata gadis cantik itu terpana.

"AWAS LU SEMUA! GUE MAU NABRAK!!" teriaknya yang membuat perkelahian itu seketika mati kutu alias berhenti.

Mereka melotot sempurna melihat gadis itu yang menggunakan sepeda berjalan ke arah mereka. Dengan cepat mereka langsung bubar dan menepi.

Sementara sang gadis terus berusaha untuk mengerem, jika sepedanya tidak berhenti juga, maka ia akan dipastikan terjerembab di selokan atau dimana saja.

"Please! Berenti dong! Kulit gue lecet nanti kalo jatuh!" pinta gadis itu bergumam. Kecemasan membuatnya putih pucat dan keringat dingin.

Sementara di antara kumpulan lelaki yang terpaksa berhenti tawuran itu ada seorang lelaki memasang wajah kesal sembari menepuk jidat.

"Ocha ... Ocha ... ngapain lu ngikutin gue, sih?" gerutu lelaki itu.

Gedubrak!

Brak!

"MAMA!!" jerit gadis itu kesakitan setelah dirinya terjungkal di tengah jalan. Sepedanya terbang menuju tepi jalan. Alhasil, pipinya mencium aspal dengan tidak aesthetic.

Rasa sakit menjurus keseluruh tubuhnya membuatnya tak bisa bangkit. Hanya jeritan kecil menyakitkan terdengar.

"Tolongin gue, napa ...."

"Ocha!" pekik seorang lelaki setelah lima menit mendiamkan gadis itu dengan kesakitannya.

"Ocha, ayo bangun," ucap lelaki itu membantu gadis bernama Ocha itu untuk bangkit dari kesakitannya.

Dengan tertatih-tatih Ocha bangun sambil dibopong oleh lelaki itu.

"Sakit?"

Sial! Gadis itu mengumpat dengan kesal. Sudah tahu sakit, masih nanya lagi.

"Sakit lah bego!" ketus Ocha. Pipi gadis itu terdapat bercak darah alias telah lecet.

Lelaki sedikit bertubuh kekar itu membawa Ocha ke pinggir jalan. Terlihat jelas wajah khawatir di wajah lelaki itu.

"Ngapain lu ikutin gue ke sini?" tanya lelaki itu seraya menepuk-nepuk celana Ocha yang kotor akibat terjatuh.

Ocha menyengir di tengah-tengah rasa sakitnya yang tiada tara. "Yah, abang sih! Gak mau ngajak Ocha lihat tawuran."

Petlak!

Sebuah jitakan mendarat di kepala Ocha membuat sang empu meringis sakit.

"Lihat tawuran pala kau! Kalo lo kenapa-napa gimana? Gimana kalo kepala lo nyungsep di selokan, hah!?"

Menggaruk kepalanya kikuk. "Ocha ... Ocha ...."

"Udah! Jangan bicara lagi!" Nampaknya lelaki itu kesal.

Bingung! Lelaki-lelaki yang ada di sana menatap heran kedua adik-kakak itu. Tiba seorang lelaki menghampiri mereka.

"Siapa dia?" tanya lelaki yang diketahui bernama Enos itu menunjuk Ocha dengan tatapan tidak suka.

A G G O C H A [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang