Setelah pulang dari danau, Rivan berencana membawa Alysa kerumahnya. Walaupun awalnya Alysa enggan, namun karena di sogok menggunakan makanan pedas dan es tanpa pikir panjang. Alysa langsung setuju.
Di tengah perjalanan menuju rumah Rivan, Alysa merasakan hawa yang sangat dingin. Alysa memeluk erat tubuh Rivan, tangannya ia masukkan kedalam saku Hoodie milik Rivan.
"Rivan, dingin." Rengek Alysa dengan manja, membuat Rivan menoleh sekilas lalu memasukkan tangan kirinya untuk menggenggam tangan Alysa.
"Masih dingin?" Tanya Rivan dengan khawatir, karena tangan Alysa kini benar benar terasa dingin.
Alysa menggeleng lalu memeluk Rivan dengan begitu erat, Rivan membiarkan saja. Membiarkan Alysa melakukan hal apapun itu kepada tubuhnya.
"Rivan maaf yah kalau Alysa ngeropotin," Rivan yang mendengar ucapan Alysa langsung menggelengkan kepalanya.
"Enggak kok, kamu enggak ngerepotin. Tenang aja, malahan aku seneng loh kalau misalnya kamu ngeropotin aku." Kata Rivan dengan senyum kecilnya, dibalik tubuh tegap Rivan. Alysa tersenyum malu. Ah Alysa jadi tidak sabar membayangkan dirinya menikah dengan Rivan nantinya.
Di tengah perjalanan suasana hening, karena Alysa yang begitu kedinginan dan Rivan yang begitu khawatir.
Rivan sekarang dapat bernapas lega, sebab ia sudah sampai dirumah megah milik keluarga Leandra.
Rivan turun terlebih dahulu, tanpa merapikan rambutnya. Rivan membantu Alysa untuk turun, bahkan Rivan juga yang mencopot helm milik Alysa.
Semua orang yang sedang berjaga tersenyum melihat sikap manis Rivan. "Masih dingin?" Tanya Rivan menatap khawatir kearah Alysa, tangan Rivan terulur untuk mengusap dahi Alysa.
Alysa mengangguk mendengar pertanyaan Rivan, "Masih banget Rivan," Rengek Alysa membuat Rivan tanpa aba aba menggendong tubuh Alysa. Alysa melingkarkan kakinya di pinggang Rivan.
Sesampainya didalam rumah, Rivan mendudukkan Alysa di sofa. Lalu menyalakan penghangat ruangan.
Kini posisi telah berganti, Rivan mendudukkan dirinya di sofa. Lalu mengangkat tubuh Alysa untuk duduk di pangkuannya, dirasa sudah aman. Rivan menyenderkan kepala Alysa di bahunya, lalu Rivan menyuruh salah seorang pembantu untuk membungkus tubuhnya dan juga tubuh Alysa.
Rivan memejamkan matanya, menikmati nafas Alysa yang terasa hangat. Sepertinya ia berencana akan membawa Alysa ke dokter karena takut membahayakan kondisinya.
Rivan mengelus kepala Alysa dengan sayang. "Duh, kok bisa sakit gini sih? Gak biasa keluar malam yah?" Tanya Rivan dengan lembut, tangan kanan Rivan aktif mengelus pucuk kepala Alysa.
"I-iya hiks- Sa-sakit Hiks, R-rivan Sa-sakit." Tangis Alysa yang daritadi ia tahan pun akhirnya pecah. Sungguh Alysa sangat merasakan sakit dikepalanya, padahal ia tak pernah begini jika keluar malam.
Alysa ingin mengadu, menangis, menumpahkan semuanya ke Rivan.
"Sayang, hey, jangan nangis dong. Sini ngadu sama Rivan, bilang sama Rivan apanya yang sakit." Kata Rivan dengan nada yang khawatir, keringat dingin mulai bercucuran karena khawatir.
Saat akan membalas ucapan Rivan, tiba tiba orang tua Rivan datang dan langsung panik.
"Ya Allah Rivan, anak gadis orang Lo apain astaga, sini sayang sama mama." Dewi duduk di samping Alysa, lalu mengeluarkan tubuh Alysa dari dalam selimut. Dewi -- Mama Rivan, mengelus rambut dan dahi Alysa.
"Kamu kenapa nak? Kita kerumah sakit yah, mau?" Tanya Dewi dengan lembut, tangannya mengusap punggung Alysa dengan sayang. Rivan hanya diam menatap kearah mamanya dan juga Alysa, walaupun Rivan khawatir tapi tetap saja, Rivan tak boleh gegabah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVANDRA
Teen Fiction"Lo kenal cowok itu? Sa?" Tanya seorang gadis cantik sambil menunjukkan kearah seorang cowok tampan. "Enggak, memangnya cowok itu kenapa Lea?" Tanya balik Alysa sambil menatap kearah sahabatnya. "Dia ganteng banget Sa, gak ada niatan buat diajak nik...