02 : PULANG BARENG DOI

9.2K 854 25
                                    

Rivan, Gala, Gara, Genta, Januar, Danu, Arthur. Tujuh orang pria tampan kini sedang berada di area parkiran sekolah. Sebenarnya jika sudah bel berbunyi, mereka bertujuh akan langsung segera pulang. Entah itu dengan tujuan nongkrong ataupun langsung pulang, tetapi karena kini ketua mereka sedang dilanda bucin. Jadilah mereka dengan senang hati menemani ketua mereka.

"Van, nanti ke markas gak?" Tanya Genta sambil menatap kearah Rivan yang berada di sebelahnya, mendengar namanya dipanggil Rivan menoleh sekilas lalu mengangguk.

"Ke markas lah, yakali enggak. Kalau gue enggak ke markas, gue kemana lagi coba?" Sinis Rivan, memang yah si Rivan ini suka sekali marah marah tak jelas.

"Weh slow dong Abang Rivan," Celetuk Januar, -- Januar Nathan Xavinder. Laki laki tampan yang memiliki sifat pecicilan, Januar memandang Rivan dengan wajah tengilnya. Membuat Rivan mengumpati Januar berkali kali.

"Diem lo jemuran." Kata Rivan dengan ngegas, Januar yang namanya diganti menjadi jemuran oleh Rivan pun menyahut tak terima, enak saja main ganti nama orang.

"Heh Ripal as--"

"Mohon maaf mas, Typo itu. Harunya Rivan, nama dia Rivan. Bukan Rival, kayaknya bibirnya masnya lagi Jontor deh makanya keseleo leo ngomongnya," -- Danuar Arjuna Verdianto. Panggil saja Danu, Danu menatap kearah Januar lalu tersenyum polos. Meminta Januar untuk kembali melanjutkan omongannya yang tertunda, tapi sebelum itu Danu meminta maaf terlebih dahulu ke Januar karena sudah menyela ucapannya.

"Ekhm Iyah, bibir gue Jontor gara gara habis ciuman sama cabai. Okey, back to topik. Ekhm, gini loh bapak Rivan yang terhormat, asal bapak tau yah, orang tua saya memberikan nama saya itu dengan susah payah. Mereka rela malam malam jalan jalan berdua ditengahnya malam, mereka rela mengelilingi komplek hanya demi mendapatkan nama ini,"

"Asal bapak tau yah, nama ini itu sangat berharga, banyak kenangan yang tidak bisa di lupakan. Salah satunya, mama saya hampir saja mengeluarkan saya dengan cara paksa akibat dikejar anjing tengah malam hanya demi mendapatkan nama ini,"

"Mama saya rela membawa saya yang beratnya astagfirullah ini, jadi bapak Rivan. Saya mohon hargai nama saya okey?" Januar membuka matanya setelah ia sudah menyelesaikan pidatonya, namun saat matanya ia buka. Ia tak melihat salah satu seorangpun sahabatnya

"Lah? Emang sahabat gue jin? Atau setan? Oh atau jangan jangan sahabat gue itu Aladin. Makanya mereka bisa ngilangin dengan cepat, gila sih sahabat gue. Keren banget, fixs! Gue harus berguru sama mereka." Kata Januar dengan berbicara sendiri, badannya tidak henti hentinya bergerak kedepan muter kebelakang lagi, muter lagi kedepan muter lagi kebelakang. Begitu sajalah terus.

Alysa yang melihat Januar seperti sedang berbicara dengan orang, tapi sayangnya tidak ada orangnya pun bergidik ngeri.

"Kak Januar punya masalah hidup apa sih? Alysa pernah denger kalimat 'Punya masalah hidup apa sih? Sini cerita cerita' ya ampun itu artinya kak Januar lagi punya masalah gitu? Tapi gak mau cerita? Kasihan banget sih, Kakak ganteng kemana lagi. Kok gak muncul muncul," Gerutu Alysa dengan kesal. Lea yang berdiri di samping Alysa hanya menepuk nepukan telinganya saja, jengah mendengar kecerewetan Alysa.

Bagaimana bisa? Rivan si galak di satukan dengan Alysa si cerewet? Tapi setelah dipikir pikir hubungan mereka akan seru juga, Galak Vs Cerewet pikir Lea sambil cekikikan, Alysa yang melihat Lea seperti itupun tak peduli lalu kakinya membawa Alysa ketepatan Januar.

Alysa melangkah kan kakinya kearah Januar, saat sudah sampai di depan Januar. Alysa menatap prihatin kearah Januar.

"Kak Janu kenapa? Kok mukanya kusut kayak belum di pel, kayak lantai dirumah Alysa." Kata Alysa dengan wajah polosnya, Alysa memiringkan kepalanya sedikit untuk melihat kearah Januar, lalu menggaruk pipinya yang tidak gatal.

RIVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang