08 : MINTA RESTU

2.9K 377 281
                                    

Rivan melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, walaupun cuacanya panas. Hal itu tak mampu membuat senyum Rivan memudar, apalagi setelah ia sudah menemukan jawaban dari pertanyaannya dari beberapa hari yang lalu, yang membuat otaknya ngebul minta diisi bensin, kagak canda!

Rivan bersiul siul dengan senyum merekah, sudah persis seperti orang gila lah pokoknya. Karena tak mau terjadi kecelakaan akibat dirinya yang sepertinya sudah hampir gila, Rivan melajukan motornya melewati jalan pintas. Jalan yang lumayan sepi.

"Ya Allah, kenapa Gue jadi gila gini sih? Astagfirullah, apa gue kerasukan setan danau? Eh kira kira hantu di danau kayak apa yah? Apa kayak duyung? Atau kayak pohon?" Gumam Rivan dengan raut wajahnya yang terlihat seperti orang bingung, oh atau lebih tepatnya orang linglung.

Iya, memang benar. Tadi, setelah pulang dari rumah Alysa. Rivan menyempatkan waktu untuk pergi ke danau karena ada sesuatu yang menggangu pikirannya, tapi entah setan apa yang merasuki dirinya. Rivan sudah kembali seperti semula otaknya ditambah ia sudah menemukan sebuah ide.

Rivan bernyanyi nyanyi sendiri dan senyum senyum sendiri, saat sedang asik asiknya melamun. Tiba tiba saja ada seorang gadis yang sedang di keroyok preman. Mau tak mau Rivan membantu gadis itu.

Rivan turun dari motornya dengan gagah, lalu Rivan langsung menyerang para preman itu. Setelah selesai Rivan menatap gadis yang kini sedang menatapnya dengan tatapan memuja, Rivan berdecih sinis akan hal itu.

"Ngapain liat liat? Gue tau gue ganteng, tapi mata lo biasa aja dong. Mau gue colok tuh mata?" Sinis Rivan sambil memasukkan kedua tangannya di saku Hoodie nya, gadis yang tadi menatap Rivan berbinar kini tatapannya sudah kembali seperti semula.

"Hehe maaf, btw makasih udah mau nolongin gue. Boleh kenalan gak? Siapa tau kita jodoh." Kata gadis itu dengan tidak tau malunya, Rivan jengah. Ia kesal, ketika ada seorang gadis yang mencoba untuk menggodanya.

"Cih, Sorry yah. Gue gak tertarik, bahkan nih yah gue gak berminat sama sekali sama diri lo, dan apa tadi? Kita jodoh? Mimpi sana, asal Lo tau yah. Gue tuh udah punya bini, mau lo disebut pelakor?" Jawab Rivan dengan asal, tak apalah ia membawa bawa kata 'Bini' asal ia bisa terlepas dari makhluk penggoda yang ada didepan dirinya.

Gadis itu menatap Rivan tak percaya. "Gak mungkin, kamu pasti bohong kan biar aku percaya terus aku lepasin kamu?" Kekeh gadis itu dengan tatapan yang berkaca kaca.

Rivan berdecih, lalu mulai menaiki motornya kembali. Rivan menoleh kearah samping dimana ada seorang gadis yang tengah memandangnya dengan penuh harap. Untung saja Rivan sedari pulang dari danau memakai masker, jadi gadis itu tak dapat melihat wajahnya. Okey, sepertinya Rivan akan mengganti plat nomor motonya dan akan mengganti waran motornya, agar gadis itu tidak mengenali dirinya.

"Gue jelek, gue cowok jelek. Gue juga udah punya bini, gue ngehamilin dia sebelum sah, gue cowok nakal, brengsek. Makanya gue bisa berantem, jadi lo jangan terlalu berharap, ngerti?!" Tanya Rivan dengan nada tegas, gadis itu pun memikirkan kembali ucapan Rivan. Mau tak mau gadis itu mengangguk, ia yang tadinya ingin memiliki Rivan jadi mundur. Mundur karena takut.

Rivan tersenyum puas melihat reaksi gadis itu, ah ia jadi bangga karena dia pintar dengan membawa bawa nama pria brengsek. Tapi, Rivan berdoa dalam hati agar dirinya suatu saat nanti tidak akan pernah menjadi seorang pria brengsek untuk Alysa.

Tanpa mau memperdulikan ocehan gadis itu lebih lanjut, Rivan langsung melakukan motornya kearah rumahnya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, kini motor sports milik Rivan sudah sampai di halaman mension milik keluarganya.

Setelah memarkirkan motornya dengan benar, Rivan berjalan masuk kedalam mension ah sebut saja rumah. Rivan berjalan masuk kedalam rumah dengan kunci motor yang ia mainkan di tangan sebelah kanan menggunakan jari telunjuknya. Sedangkan tangan kirinya ia masukkan kedalam saku celananya.

RIVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang