Nakachii - Kentang

149 7 20
                                    

5 Agustus 1945

Pakaiannya lusuh, wajahnya ketakutan dan keringat menetes dikeningnya yang penuh debu juga asap. Ingin rasanya menangis dan menyerah, namun kentang didalam sakunya ini harus ia bawa pulang. Tiga buah kentang yang sangat berarti untuknya ini harus bisa sampai ditujuan bagaimanapun caranya.

Nakajima Yuto, pemuda pencuri itu mengendap-ngendap keluar dari sebuah bangunan yang yang terbuat dari kayu, lebih mirip markas anggota militer darurat.  Ia bersembunyi dibalik tumpukan jerami bersama kentang-kentang curiannya. Telinganya Sesekali mendengar suara tembakan dan membuat hatinya gentar untuk melangkah, namun bayangan adiknya yang kelaparan dirumah selalu bisa menumbuhkan nyali yang ciut itu.

"lapor, pasukan Amerika sudah mulai memberikan ultimatum untuk menyerah" teriak sang tentara yang baru saja memasuki pintu. Yuto mengelap keringatnya, ini adalah kesempatannya melarikan diri.

Singkat cerita akhirnya Ia berhasil keluar dari bangunan itu dengan selamat. INamun a memperlambat langkahnya dan memandang kentang yang ada didalam sakunya. Pemuda tinggi itu tiba tiba memikirkan bagaimana ia akan menyuguhkan kentang mentah ini untuk sang adik.

ia tak memiliki rumah, apalagi dapur, ia pun tak mempunyai kompor  atau bahkan kayu bakar sekalipun. Perang dunia II telah memporak-porandakan negara Jepang dan juga hidup pemuda ini.

 Ia kemudian memandang langit, meminta pertanggungjawaban pada Tuhan. Mana tanggung jawab Tuhan disaat seperti ini? mengapa ia menciptakan manusia tapi tidak bisa membahagiakannya? buat apa Tuhan menciptakan manusia jika hanya untuk di siksa dan menjadi korban perang perebutan kekuasaan, Yuto hanya ingin makan. sesederhana itu

Yuto tidak ingin menguasai dunia, ia tidak ingin mengalahkan tentara Amerika, ia tidak ingin menjadi adikuasa. ia hanya ingin makan.

Yuto kembali meneruskan langkahnya pulang, menuju sebuah gang sempit jauh dari keramaian. Gangnya cukup gelap dan di ujung gang ia melihat sebuah tenda dari kain yang bahkan sudah sobek disana-sini

"Yuri... kakak pulang"

"Okaeri"

Sang pemuda masuk kedalam tenda kain itu, dengan beralaskan jerami yang basah karena embun ia mendudukkan diirinya disana, disebelah adik laki-lakinya. Satu-satunya keluarga yang tersisa akibat perang ini adalah adik laki-laki nya yang bernama Yuri. 

Kedua orangtua, kakak perempuan, juga satu adik laki-lakinya tewas karena kericuhan perang keparat yang tidak ada habisnya

"Hari ini kakak punya kentang" ucap si pemuda kepada adiknya, Sang adik pun seketika berbinar matanya. Sebenarnya ia merindukan nasi namun kentang saja sudah cukup, sungguh kentang ini pun sudah lebih dari cukup.

"Mana kak?"

Si kakak mengeluarkan kentang mentah itu dari sakunya sambil menangis, tak tau harus bagaimana lagi. Raut kecewa terukir di wajah adiknya, namun ia buru-buru menepisnya. Yuri tersenyum lebar dan merebut tiga buah kentang itu dari kakaknya

"Kentangnya besar-besar, besok kita bakar kita ya kak?" katanya bersemangat

"un" Yuto mengangguk lemas dan menghapus air matanya, ia benar-benar frustasi dan tidak tahu harus menjawab apa pada si Adik

"Kak"

"iyaa?"

"Terima kasih"

"untuk apa?"

"untuk kentang yang kau bawa hari ini, aku tau kau bertaruh nyawa untuk mendapatkannya. Besok aku akan memasaknya untuk kita berdua" kata Yuri si adik

Yuto tersenyum, bersyukur sekali ia memiliki adik yang bisa mengerti keadaannya seperti ini. Ditengah rasa lapar yang menghantui, mereka berdua memilih memejamkan mata mereka.

 sesekali suara dentingan peluru mengusak telinga mereka dengan kasar namun keduanya memilih pura-pura tidak mendengar. Teriakan, tangisan, bentakan dan perdebatan terdengar sepanjang malam. Suasana perang yang siapapun juga tidak ingin berada didalamnya. Namun kedua bersaudara ini tidak bisa memilih.

Keesokan paginya, seperti biasa sang kakak akan pergi keluar untuk mencari apapun yang bisa dimakan . Sebagai pelajaran, ia akan berusaha mencari makanan siap santap hari ini. Bukan bahan mentah seperti kemarin.

Hari ini mereka harus makan, tidak seperti 4 hari yang lalu !

Yuto mengendap pada sebuah rumah yang cukup besar, nampaknya rumah bangsawan. Yuto mengendap menuju pintu belakang, semoga saja ia bisa menemukan roti atau nasi. Adiknya sangat menyukai nasi, terbayang oleh Yuto wajah bahagia adikknya jika hari ini ia membawa pulang segenggam nasi.

"hey" seorang gadis remaja mengagetkan Yuto, membuat lelaki kumuh itu terpaksa mengurungkan niatnya mencuri makanan dirumah itu

"m-maaf, aku akan pergi dari sini" kata Yuto menundukkan kepalanya

"sebelum kau pergi bawalah ini bersamamu" kata gadis itu menyodorkan sekotak nasi yang sudah dipercikki kecap asin dan minyak wijen. Yuto meneguk liur melihat makanan mewah didepannya. Ia mematung tanpa menjawab apapun dan membuat si gadis heran

"namaku adalah Okamoto Keito, ini bawalah pulang." kata Keito menyodorkan kotak nasi itu dan yuto menerimanya dengan gemetar

"te-terima kasih keito-san, namaku Nakajima Yuto, sekali lagi terima kasih atas pemberianmu ini"

"un"

Yuto berlari seolah orang orang akan mengejar dan merebut hartanya, ia menyembunyikan sekotak nasi itu di dalam pakaian lusuhnya. Adikknya akan sangat senang sekali memakan nasi ini.

 Ditengah langkah kakinya yang tidak mengenakan alas, ia mendengar suara desingan peswat tempur

Swiiiiiiing~~~

Splash !

Cahaya putih terang jatuh dari langit, Yuto sempat menoleh keatas karena penasaran dengan apa yang terjadi. sebuah cahaya terang yang menyilaukan mata, memekakkan telinga lalu kemudian.......



BOOOM !



Cahaya putih itu meledak dan membumi hanguskan seluruh kota Hiroshima, menciptakan api dimana-mana, membakar impian seorang lelaki yang hanya ingin memakan nasi dengana dik lak-lakinya yang kelaparan

Bom Nuklir sudah menghanguskan semuanya. 

Kedua kakak beradik itu tidak sempat bertemu untuk berbagi nasi yang didapatkan. Sementara itu di tenda sederhana mereka,  sang adik masih mengenggam kentangnya yang hangus tak bisa dimakan. Kentang pemberian kakaknya kemarin.

Tiga buah kentang yang ia simpan hingga akhir hayatnya.





Selesai





AAAAAAAAAAAA PERAHU SAMPANKUUUUU

NAKACHIIII KU SAYANG *ngegas



My Fabulous StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang