Sean memasuki kelas dengan wajah masam. Masa skorsingnya sudah berakhir. Tapi bukan karena itu. Ahir-ahir ini cowok itu kepikiran soal kepasrahan Elsa yang seperti menyerah pada dirinya. Seolah itu sudah jadi batasannya.Betina seperti Elsa yang seenaknya membuatnya marah. Sebegitu cetek perasaan cewek itu terhadapnya. Sean tidak terima. Semakin Elsa menjauh semakin sulit Sean menggapainya.
Apa dia kalah pesona dengan si Rain itu. Membuat hati Elsa jadi teralihkan. Cowok itu duduk di kursi mejanya. Kepalanya menempel di meja dengan perenungan sangat dalam. Ahir kata hanya menyerah dia tidak menemukan suatu jawaban.
“ Gue gak nyangka bakal sekelas sama lo.” suara lembut perempuan berhasil mengambil perhatian Sean. Cowok itu mengangkat kepala. Barulah dia melihat gadis cantik berseragam abu, berkulit putih dengan polesan bibir pink berdiri centil dihadapannya. “ Lo emang benar-benar jodoh gue.”
Kenapa Lea harus ada di sini? Kebetulan atau sengaja kah? Cowok itu tidak peduli, yang pasti dia kali ini benci jika menjadi sorot perhatian sekelas. Apalagi teman sange yang menatapnya dengan melongo. Siapa lagi kalau bukan Justin. Meskipun di sudut cowok itu masih melihatnya.
“ Permisi manusia ruwet mau lewat.” setelah acara sengol sana sengol sini barulah Justin berada di samping Lea. Cowok itu menatap Sean seperti meminta penjelasan.“ Kalian udah saling kenal!?”
Lea terlihat memutar bola matanya jengah. “ Gak ada orang yang gak kenal gadis cantik kayak gue.!” cewek itu tersenyum bangga. Apalagi menjadi pusat perhatian Lea tambah senang. Kalau sering dekat dengan Sean perhatian apalagi yang dapat Lea terima bakal sebanyak apa? Dia semakin penasaran. “ Lo gak usah sok ikut campur vampir.!”
“Enak aja Lo bilang gue vampir!! emang gue penghisap darah.!! Sean teman baik gue dan gue berhak tau!!” Justin mengerut kesal. Sementara Sean berwajah bodoh amat.“ Gue benar-benar merasa kalian masih tahap pengenalan.”
“Cuma teman kan? Lo bukan bapaknya. Lo gak tau apapun soal hubungan gue sama Sean. Sean itu gebetan gue.” semua yang ada di kelas menahan nafas. Ada yang berteriak dan ada juga yang bersiul. Namun Lea sangat suka dengan keadaan ini.“ Ya kan Sean~?”
“ Najis Lo mana mau Sean Sama modelan kayak lo.”
“HAH Lo ngomong apa modelan kayak gue!!!” cewek itu menekan jari telunjuknya di bahu Justin. “ emangnya Lo siapa bisa ngehina gue.”
BRAKK.
Kemudian gebrakan meja membuat semua orang hampir kehilangan jantung yang ada di tempatnya. Suara riuh menjadi sunyi ketika Sean melakukannya. “ Kalau sekali lagi berisik, bakal gue lempar kalian keluar jendela!!!”
Lea dan Justin langsung mingkem. Sean tidak pernah bercanda soal ucapanya. Meskipun mereka diam tapi Lea dan Justin sama-sama saling menatap tajam seolah ada telepati listrik tak kasat mata yang sedang terhubung di antara mereka berdua.
Kemudian bel pembelajaran berbunyi. Kerumunan murid mulai bubar dan duduk di meja masing-masing. Guru memasuki ruangan. Sean hampir lupa, jam pembelajaran pertama adalah olahraga di kira ilmu pengetahuan. Untung cowok itu menyimpan baju olahraganya di dalam loker. Jika tidak membawa entah kemarahan bagaimana gurunya di hari pertama sekolah setelah skorsing. Sebentar lagi bakal semester. Cowok itu hanya tidak ingin membuat Meolinia marah.
“ Hari ini penilaian Ahir. Meskipun kalian remidial pada pembelajaran olahraga saat semester nanti, tidak akan menjadi pengaruh ketika nilai praktek kalian bagus hari ini. Penentuan terakhir.” guru yang satu ini memang tidak terlalu mempermasalahkan nilai dari soal yang di kerjakan tetapi lebih mengutamakan nilai fisik dari muridnya. Sebagian ada yang lega termasuk Sean ada pula yang mengeluh tentang ujian praktek seperti apa? Kalau nilainya anjlok dan harus berusaha keras untuk semester nanti.“ Kelas kalian akan bergabung dengan kelas IPA 1. Sekarang ganti seragam kalian dengan baju olahraga saya tunggu di lapangan.” ucap sang guru final.
Suasana senang dalam hati Sean seolah redup. Kelasnya akan bergabung dengan kelasnya Elsa. Cowok itu mencoba untuk menghindarinya tapi kenapa malah seperti ini nasibnya.
“ Lo olahraga bareng mantan! Gak semangat Lo!” Justin dari belakang tiba-tiba menyenggol bahunya. “ lagipula penilaian terakhir emang Lo gak bakal ganti baju.”
Sean berdiri cowok itu berjalan pelan menuju loker. Justin mengikuti. “ btw Lo bener gak sih udah putus sama Elsa terus dekat sama Lea?”
“ Memang kenapa? Lo suka sama Lea?” kelihatan sekali Justin mendesaknya. Temannya ini memang sedikit tertarik dengan Lea. Tidak heran Lea memang cantik.
“Suka gimana? Cewek kayak dia itu nyebelin gue cuma mau nasehatin lo, dari pada dia lo mending balikan lagi sama Elsa. Gue liat mantan Lo itu masih suka sama lo.”
“ Kalau gue udah gak suka gimana?”
“ Ya di paksain suka!!” Edan. Memangnya Sean itu apa. Kalau gak rame ini ruangan. Sudah dari tadi cowok itu mencekik Justin.
+
+
+Kecil, pendek,dan terlihat bodoh. Sean sedikit melirik Elsa. Cewek itu bahkan tidak melirik ke arahnya. Jadi memang dirinya sudah terlupakan. Lantas bagaimana caranya menarik perhatian gadis itu. Sean ingin Elsa menyesal karena sudah mengabaikan.
“Semuanya berbaris!!” sang guru meniupkan peluit. Murid yang mulai berpencar mulai berkumpul membentuk barisan.“ Penilaian hari ini saya akan jadikan perkelompok satu kelompok terdiri menjadi dua orang. Untuk mencari kelompok itu sendiri, terserah kalian memilih sendiri. Lakukan terlebih dahulu pemanasan dengan anggota kelompok kalian nanti saya berikan nomor urutan. Jadi silahkan mencari anggota kelompok terlebih dahulu.”
Semua murid jadi bersorak bagi yang lemah bertenaga akan mengandalkan teman se-timnya. Sean termasuk lelaki yang kuat fisik. Banyak yang ingin berkelompok dengannya tapi cowok itu hanya bergeming. Lagipula Sean menatap mereka tajam sebagai peringatan.
Ada juga yang tidak takut. Justin merangkul cowok itu dengan percaya diri.“ Bisa apa lo tanpa gue? Kayak biasa Lo gak bakal nyesel.”
“ Sean Sama gue aja. Kelihatan banget Lo vampir yang gak pernah olahraga sedikit pun.” Lea dengan berani menarik tangan Sean. Sean yang ditarik melotot. Lea malah cekikikan.
“ Eh Lo mau apa. Sean gak bakal mau punya kelompok sama lo.”
“ Gue masih mending dari pada Lo.!!” cewek itu melihat Justin dari atas sampai bawah. Cewek itu mengendus tidak percaya.“ Udah kulit lo pakai pemutih, kusrus kayak kanebo kering lagi!!”
“Apa lo bil–” Justin mengendus ketika mendapat tatapan tajam dari Sean. Cowok itu tau Sean tidak suka jadi rebutan. Lagipula Justin masih jaga reputasi maka dia mengalah. Berjalan keteman yang lain ketika menawarkan berkelompok dengannya.
Bagusnya Justin menyerah begitu cepat kalau tidak mungkin sudah menjadi keributan dan lagi mereka menjadi pusat perhatian. Lea malah tidak masalah.
“Kelihatan banget dia tertarik sama gue.” Lea mendongkak lengannya yang menggantung tertarik lepas oleh Sean. “ Lo bakal nyesel dong gak sekelompok Sama gue.”
“ Gue gak mau sekelompok Sama lo.” Sean melihatnya hina. Lea tidak menyerah jarang-jarang ada cowok menolaknya apa lagi mereka sekelas.
“ Padahal gue punya penawaran yang bagus.” Lea mengikuti pergerakan Sean yang sedang melakukan pemanasan. Sedikit demi sedikit tubuhnya bergeser. Cewek itu semakin mendekat kearah Sean.“ lo marah sama gue tapi gak fokus natap gue?”
Apa seperti sebelumnya cowok itu tidak benar-benar melihat kearahnya? Sial. batin Lea. Cewek itu mengikuti arah pandang Sean yang melihat Elsa begitu lama. Cewek itu mengerut dalam. “ Lo suka cewek yang modelan kayak gitu.”
Cowok itu meliriknya seolah berkata 'Lo Sok tau' “ atau gue salah? Lo pasti punya dendam sama dia?”
Lea sungguh tidak suka namanya teka-teki apalagi ketika melihat Sean yang hanya bergeming. Tentu dia hanya tersenyum licik. “ Mau gue bantu? Gue bisa buat dia ngeliat Lo dengan tatapan cemburu.”
Dan untuk pertama kalinya Lea tidak pernah merasakan perasaan sesenang ini, sejak dia menginjakkan kakinya di sekolah. Oh tentu saja Lo gak boleh cuekin gue terlalu lama.“ jadi sepakat kan lo jadi sekelompok sama gue.”
***
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
My mantan
HumorApa jadinya jika dari sepuluh menit yang lalu seorang Sean yang sudah memecat Elsa sebagai pacar kini menyesali perbuatannya? dan bahkan sepuluh menit kedepannya ngebet pingin ngajak balikan. Meskipun dengan cara yang berbeda dari pandangan orang se...