Setelah berkeliling cukup lama. Jeffran dan Nata memutuskan untuk pulang agar tidak terlalu malam. Sepanjang jalan Nata tak berhenti menampakkan senyum manis di wajahnya.
"Kak Jeff thankyou banget buat hari ini" Kata Nata yang sudah turun dari mobil dan menghampiri Jeffran dari luar.
"Seneng gak?" Jeffran bertanya yang sudah tau jawabannya.
"Seneng banget dong" Nata tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
"Ya udah sana masuk"
"Hm, Thankyou juga buat hadiahnya kak" Nata mengangkat tangannya yang memegang totebag berisi buku novel dan gantungan kunci. Merek sempat mampir ke gramedia karna Jeffran membutuhkan buku, jadi sekalian membeli apa yang di inginkan Nata.
Jeffran hanya mengangguk sebagai jawabannya. Tanpa di duga ada Tina yang sudah berada di luar pintu rumahnya melihat keduanya. Jeffran yang sadar hanya melemparkan senyum, begitupun Tina.
Nata sedikit terkejut saat mama nya seperti sedang menunggunya di depan pintu.
"Ma ngapain" tak ada jawaban, Mama nya langsung masuk lagi tanpa mengatakan apapun. Ada sedikit kelegaan pada Nata karna Mamanya tidak memarahi atau menanyakan hal aneh karna ia pulang malam. Mungkin karna Jeffran yang meminta izin, pikir Nata.
Nata tak menanyakan kembali kenapa mamanya di luar, sang mama hanya melanjutkan pekerjaannya di ruang tengah. Nata tak ingin mengganggu nya, ia langsung menuju kamar tanpa mengatakan apapaun.
Setelah sampai di kamar nya. Hal yang pertama Nata lakukan adalah mengisi daya ponselnya. Nata seharian benar benar tidak beraktivitas dengan handphone nya karena lowbat, ia juga sengaja agar waktu dengan Jeffran semakin banyak tanpa ada gangguan telfon. Karena Nata yakin jika handphone nya menyala ada saja yang ingin ia lakukan dengan handphone nya.
Setelah menghidupkan handphone nya dan benar. ponsel nya ramai dengan notifikasi, entah dari grup sekolah, grup dengan teman temannya bahkan dari Naren juga ada, entah ada angin apa Naren tiba tiba banyak menelpon. Hampir ada 5 panggilan tak terjawab. Menurut Nata itu rekor Naren menelfon nya sebanayak itu dalam sehari.
Karna penasaran Nata menelfon kembali Naren, meskipun hanya didepan rumahnya. Ia ingin tau kenapa, siapa tau ada yang penting.
"Kenapa Ren" Kata Nata setelah Naren mengangkat telfon nya.
"Hp lo lowbat?" Tanya nya disebrang sana.
"Hm"
"Kebiasaan banget"
"Shh, Kenapa telfon tumben banget" Nata kembali bertanya.
"Gak jadi"
"Dih" Nata sudah tak heran dengan jawaban Naren jika sudah begini. Naren seperti orang yang sedang merajuk bagi Nata. Kesunyian tiba tiba menyelimuti mereka.
"Btw Ren"
"Hm" Ternyata Naren masih setia dengan telfon yang masih tersambung dengan Nata tanpa ada niat memutuskan kan terlebih dahulu.
"Besok sibuk gak?" Tanya Nata tiba tiba
"Gak tau, kenapa?" Naren tidak bisa memastikan apakah dia akan sibuk atau tidak selain sekolah.
"Temenin gue mau gak?"
"Ke?"
"Taman belakang"
"Basker?" Tebak Naren karna Nata sangat suka bermain basket di Taman belakang komplek, bahkan ia bisa sampai malam di sana jika sudah bermain basket.
"Iya, lama gue gak kesana"
"Jam?"
"Kalo sibuk gak usah gak papa gue sendirian"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS / on going
Fanfiction"Udah terlambat Ren" - Nata "Penyesalan gue cuma satu nat, gue gak tau kalo lo lebih sakit" - Narendra "Karna luka pada fisik, tak akan sesakit luka pada Hati"