"Silahkan perkenalan" Kata Pak Edo yang kini berada di kelas 12 IPA, yaitu kelas Nata.
"Perkenalkan nama saya Thesana Carina, kalian bisa panggil Carin. Semoga kita bisa akur" Sebuah perkenalan dari murid baru yang tadi pagi menjadi perbincangan hangat seluruh sekolah.
Tak lupa tepuk tangan dan sorakan riuh di kelas semakin menjadi setelah perkenalan Carin.
"Wahh cantik banget" Nata bermonolog setelah melihat Carin yang masih berdiri di depan.
"Cantik kan"
"Banget Ra, baru kali ini gue liat cewek cantik banget" Nata masih heboh dengan kecantikan Carin.
"Lo juga cantik kali Nat" Dara yang selalu mengatakan jika Nata cantik tali Nata tidak suka karena terdengar seperti ledekan baginya.
"Iya gue cantik tapi gak ada yang naksir buat apa Ra" Candaab Nata yang membuat Dara terkekeh mendengar nya.
"Naren belum naskir lo?" Goda nya
"Gak usah mulai bestie" Nata kembali menenggelamkan wajahnya karena sudah cukup mengetahui tentang yang terjadi hari ini.
Kelas Nata ricuh setelah jam pelajaran pertama usai, kini berganti pelajaran tapi sang guru belum juga menampakkan dirinya.
Karna merasa kelas sangat ricuh Nata semakin pusing, ingin ia pergi dari kelas tapi tak akan bisa.
TAK TAK TAK
Suara tongkat di pukul kan di meja membuat suasana hening seketika. Pak Cahyo datang dengan membawa tongkat dan buku di tangan nya."Waktunya siapa ini kok kosong?" Tanya pak Cahyo selaku guru olahraga.
"Matematika pak, Bu Anin" Naren menjawab karna posisinya lebih dekat dengan Pak Cahyo saat ini.
"Nata mana Nata ?" Suaranya sedikit lantang membuat semuanya terkejut.
"Saya pak" jawabnya dari arah belakang membuat pak Cahyo menengok lebih dalam.
"Ikut bapak"
"Lah mau kemana pak ? saya salah apa, kok tiba tiba" Kaget Nata karena tidak ada angin tak ada hujan tiba tiba di panggil.
"Kamu masih tim basket kan ?" Nata menghampiri Pak Cahyo karna penasaran
"Iya pak"
"Makanya kalo ada pengumuman di grup di baca Nata" Pak Cahyo menggetok kepala Nata pelan dengan tongkatnya.
Nata memang sedang malas membaca grup karna memang tak ada yang penting baginya, tapi entah kenapa ia melewatkan satu hal yang ini.
"Ke lapangan, ada pengumuman bentar"
"Iya pak" Nata pun menuruti dan keluar dari kelasnya tanpa ragu dan mengikuti pak Cahyo dari belakang. lagi dan lagi kecerobohan nya karna langsung keluar, ia lupa membawa handphone nya yang masih berada di tas nya.
Nata ingin mengambil tapi sudah terlanjur jauh dari kelasnya jadi ia melanjutkan saja langkah nya ke lapangan. Lagi pula tidak akan ada yang penting.
Sekitar 20 menit tim basket berkumpul dan mendengarkan beberapa pengumuman yang di berikan pak Cahyo nengenai Turnamen yang akan datang. Dan yang sudah di duga Nata akan ada seleksi lagi bagi tim basket untuk di bawa ke turnamen. Pasalnya meskipun sudah ada pemain inti tetap saja di lakukan seleksi biar adil.
Nata berharap semoga ia lolos dan menggapai impiannya selama jadi tim basket, mengikuti turnamen tingkat nasional. Terdengar sederhana tapi menurut nya itu hal yang patut di banggakan nantinya.
Setelah selesai dengan tim basket Nata enggan kembali ke kelas nya, ia masih menikmati angin yang berhembus di luar, kini ia duduk di bangku pinggir lapangan dengan menatap langit dan pohon pohon di sekitar. Melihat siswa siswi lain yang berlalu-lalang merasa sangat tenang meskipun keadaan sekitar terdengar begitu ramai karna jam istirahat.
"Ngapain Nat" Suara dari belakang Nata membuat sang empu menoleh.
"Nikmatin angin seger. dari mana jen" Jendra yang menghampiri Nata, yang kini sedang duduk di pinggir lapangan. Jendra duduk di samping Nata saat ini. Tak ada canggung atau apa karna mereka cukup dekat karna sudah lama berteman, selain di sekolah di luar sekolah mereka sering bermain bersama karena Naren dan Jendra teman kecil, jadi Nata secara tak sengaja sering berada di antara mereka.
"Dari perpus balikin buku"
"Tumben sendiri" Nata bertanya karena biasanya Jendra tak lepas dari Teman temannya Rendy dan Chandra, beda dengan Naren karna mereka berbeda kelas. Jadi jika di sekolah cuma bertemu saat istirahat saja.
"Biasalah kantin"
"Lo?"
"Kenapa gue ?"
"Gak ke kantin ?"
"Lagi gak mood"
"Bisa gak mood juga ya lo" Nata terkekeh mendengar jawaban Jendra.
"Gak cuma cewek kali Nat yang punya mood, cowok juga bisa" Jendra menjelaskan
"Haha iya juga sih namanya juga manusia, tapi lucu aja, jarang liat cowok bilang mood mood gitu"
"Hmm, lo juga tumben sendirian ?"
"Gue tadi kumpul basket"
"Ohh, sekarang gak ke kantin ?" Tanya jendra lagi.
"Gak jen, gak mood juga heheh" Terjadi kesunyian sebentar.
"Ya udah gue duluan ya Nat" Kata Jendra untuk mengakhiri sesi bicara nya
"Hm oke. see u Jen" Kata Nata yang kini melambaikan tangannya saat Jendra sudah berdiri dan berjalan meninggalkan Nata di bangku pinggir lapangan.
"See u" Jawabnya meski sudah samar tapi masih terdengar di telingan Nata.
"Nataa" Suara cempreng yang tak lain dan tak bukan adalah suara Yasmin yang kini menghampiri nya bersama dengan Dara.
"Ngapain disini ?"
"Suntuk, mager mau balik ke kelas" Ucap Nata
"Lo sakit Nat" Kata Dara yang dari tadi pagi melihat Nata seperti tak ada semangat. Hari Nata memang sedikit tak baik karna perlakuan sang Mama tadi pagi. Dan itu membuat Nata benar benar tidak mood seharian ini. Bahkan mau berbicara saja seperti harus mengumpulkan nyawa terlebih dulu.
"Gak kok"
"Ya udah yuk kantin" Kata yasmin yang menarik Nata dari duduknya. Yasmin tau Nata pasti akan menolak makanya ia bertindak langsung, dengan begitu Nata tidak akan menolak. Yasmin juga melihat perubahan mood Nata hari ini. Yasmin pikir itu akan berlanjut jika Nata terus terusan dan Yasmin tak mau diam saja.
Akhirnya mereka menuju kantin yang sudah ramai dengan siswa siswi dari kelas 10-12. Rasanya Nata tak sanggup untuk masuk karena terlalu ramai.
"Yas, Ra gue ke kelas aja deh, pusing gue" Dara yang melihat Nata sedikit pucat khawatir, dan panik tak biasanya Nata seperti ini.
"Nat, lo sakit ? muka lo pucet" Tanya Dara
"Gue pusing doang, gue duluan ya" Kata Nata yang pergi sebelum mereka menjawab.
"Pantes, Red day dia ini mah" Kata Yasmin setelah mengingat jika hari ini adalah tanggal nya Nata bulanan. Merka bertiga sudah hafal satu sama lain masalah seperti ini jadi tak heran jika merek tau.
"Ya udah yas, beli roti sama susu aja buat Nata, gue yakin tu anak belum makan" Tebak Dara yang memang benar adanya.
💛💛💛
Sekian untuk part ini.
makin random oke monmaaf🤣
jangan lupa tinggalkan jejakkk🙆🏻♀️💗
see u next part
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS / on going
Fanfiction"Udah terlambat Ren" - Nata "Penyesalan gue cuma satu nat, gue gak tau kalo lo lebih sakit" - Narendra "Karna luka pada fisik, tak akan sesakit luka pada Hati"