Pagi yang menyapa kembali, Nata harus dihadapkan lagi dengan kehidupan nya yang monoton.
Nata turun menuju dapur untuk sarapan, ternyata kali ini berbeda. Ada beberapa masakan, entah siapa yang masak, atau dari mana asalnya tapi jika di lihat masih terlihat baru dan asap masih mengepul dari beberapa wadah sayur nya.
Nata tak ambil pusing, entah itu mama nya yang masak, atau beli. Nata tak peduli, yang terpenting ia kenyang dan akan kembali melakukan aktivitas nya.
Hari minggu masih menjadi weekend yang tak tau akan bagaimana nanti nya bagi Nata. Nata juga memutuskan berdiam diri di rumah. Mungkin akan mengerjakan tugas nya dan menonton film saja. Nata tidak ingin bertemu siapa siapa dan merusak mood nya. Mungkin dengan berdiam diri dia bisa mengembalikan mood pada dirinya.
"Perasaan gue sarapan sendiri mulu"
"Mama juga sok sibuk banget, makan kek bareng anaknya sekali kali" Nata mencoba menghibur diri sendiri dengan bermonolog.
Setelah selesai sarapan Nata membersihkan tempatnya dan mengembalikan pada tempatnya. Diambilnya susu kotak dari kulkas dan menuju kamarnya lagi.
Melihat kamarnya yang tidak berantakan membuat Nata juga sedikit tenang. Mungkin karna Nata tipe anak yang tidak suka ribet. Dikamar nya juga tidak begitu banyak barang. Hanya kasur kemudian meja belajar yang bersanding dengan lemari pakaian di dekat pintu. Dan sofa kecil di dekat Jendela tempat bersantai Nata. Simple bagi kamar seorang cewek remaja. Tidak banyak aksesoris dinding juga hanya di tempel 3 foto di atas meja belajarnya.
SRAKKKK
Nata membuka korden kamar nya agar mendapatkan cahaya dari luar, kemudian dia duduk di sofa dan menikmati susu kotak yang di pegang nya. Udara cukup segar yang masuk ke dalam kamarnya. Karna masih pagi Nata hanya melihat beberapa tetannganya dari atas sedang melakukan aktivitas masing masing. Nata ingin berolahraga tapi rasa malasnya sudah mengalahkan nya terlebih dahulu.
"Ngapain enak nya ya" cukup lama Nata bergelut dengan pikiran nya sendiri
"Ah iya handphone gue dari semalem gak gue nyalain" Nata langsung bergegas ke meja belajarnya dan mengambil handphone nya yang masih mati. Nata sengaja mematikan telfon nya sejak pulang dari Cafe kemaren. Ia hanya mengisi ulang daya nya tanpa menghidupkan.
Nata sedang tak ingin mendengar beberapa pertanyaan nantinya yang akan di lontarkan kepada dirinya.
"Udah kayak artis gue, buru nyala udah jebol aja notif gue" Sombong nya padahal yang sebenarnya hanyalaj notifikasi dari grup sekolahnya, entah dari kelas ataupun klub basket nya.
Kling
Satu notifikasi yang membuat Nata menarik perhatian lebih pada handphone nya. Masih baru, Notifikasi dari Naren baru saja dikirimkan. Nata terkejut lantaran bukan dari orang lain, tetapi Naren yang sedang terlibat perang dingin bersamanya.
From : Naren
"Gue di bawah"
"Dih, gampang banget ngirim pesan ni anak"
Kling
Kembali berbunyi untuk kedua kalinya
From : Naren
"Gue tau lo di dalam lo, keluar. Buka pintunya"
Nata tak bisa membuat pilihan dan akhirnya menyerah, Nata turun menuju ke bawah dan membuka kan pintu.
Dengan suara ketus Nata bertanya "Apa ?"
"Suruh kerumah sama bunda"
"Gue udah sarapan" Elaknya karna tak mau terlalu lama bicara dengan Naren.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS / on going
Fanfiction"Udah terlambat Ren" - Nata "Penyesalan gue cuma satu nat, gue gak tau kalo lo lebih sakit" - Narendra "Karna luka pada fisik, tak akan sesakit luka pada Hati"