"Kenapa?" Tanya sosok yang dari tadi hanya memperhatikan dari lantai dua dan kini sudah berada di antara mereka. Karena merasa tidak beres akhirnya ia menghampirinya.
"Gue gak papa" Jawab Carin dengan singkat karena memang itulah yang di rasakan Carin.
"Yakin?"
"Iya Jendra" Carin meyakinkan sosok didepannya.
"Kenapa?" Naren datang dengan muka yang sedikit panik dan bingung karna teman temannya berkumpul. Terlebih Jendra yang tidak sekelas dengannya.
"Gak ada" Jendra menengahi.
"Kenapa lo pucet?" Tanya Naren pada Carin yang sudah duduk di sebelah Dara.
"I'm fine guys, sorry buat kalian khawatir"
"Lo ajak olahraga si Carin?" Tanya Naren yang langsung menghadap pada Nata yang menunjukkan jika ia bertanya pada nya.
"Hah? lo ngomong sama gue"
"Jawab Nat"
"Ya kan emang waktunya olahraga. Masa gue ajak Carin shopping. Lawak lo" Nata langsung kesal karna sepertinya Naren ingin menyalahkan nya.
"Carin gak boleh capek" Jawab Naren lagi yang langsung menarik Carin dari duduknya.
"Terus salah gue?" Nata mencegah Naren yang akan meninggalkan mereka semua.
"Biar gue yang bawa Carin" Jendra langsung menarik Carin dari tangan Naren yang terdiam melihat Nata. Tanpa protes Carin dan Jendra langsung pergi diikuti Dara. Mereka memberi ruang pada Naren dan Nata yang pasti akan sedikit cekcok.
"Apa? mau nyalahin gue?" Nata langsung berbicara sebelum Naren mengomel.
"Enggak"
"Terus kenapa tadi lo marah sama gue"
"Siapa yang marah?"
"Lo"
"Sorry Nat, gue cuma kebawa suasana aja"
Tanpa menjawab Nata langsung berbalik badan dan meninggalkan Naren yang masih berdiri di lapangan. Naren mengikuti langkah Nata yang semakin di percepat karna Naren mengikuti nya.
Naren masih setia di belakang Nata. Nata yang yang jengkel menghentikan langkahnya.
"Apa?" Kata Naren yang melihat Nata menatap nya begitu intens.
"Ren"
"Hm"
"Lo masih suka sama Carin kan?" Pertanyaan Nata membuat Naren hanya diam tanpa menjawan. Naren malah berjalan mendahului Nata. Nata mencoba menghentikan langkah Naren dengan menghalanginya.
"Udah bel, bukannya lo ada seleksi"
"Ih jawab dulu Naren"
Naren masih setia tanpa jawaban dan meninggalkan Nata yang masih berdiri di tempatnya. Nata yakin jika Naren masih menyukai Carin. Terlebih dengan sikap nya yang selalu berubah jika ada sesuatu terjadi pada Carin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS / on going
Fanfiction"Udah terlambat Ren" - Nata "Penyesalan gue cuma satu nat, gue gak tau kalo lo lebih sakit" - Narendra "Karna luka pada fisik, tak akan sesakit luka pada Hati"