8.Ibu Kota

506 57 2
                                    

Setelah menumpas para bandit, Kara dan partynya iku dengan kami ke Ibu Kota, Ternyata Kara dan partynya adalah petualang Rank C yang berpangkal di Ibu Kota dan saat mereka sedang menjalankan misi mereka disergab saat malam oleh bandit. Saat ini mereka sedang mengawal kita sembari pergi ke Ibu Kota untuk melaporkan kejadian ini

"Ibu Kota sudah terlihat Tuan Arthur"

Salah satu prajurit memberi tahu ayahku bahwa Ibu Kota sudah dekat. Saat aku mengeluarkan kepalaku dari jendela aku melihat Kota Alfend itu sangat besar mungkin 3 kali wilayah Ayahku. Gerbangnya dipenuhi dengan antrian orang orang yang ingin masuk Ibu Kota.

•••

Setelah kami memasuki Kota rombonganku dan partynya Kara berpisah, Karena mereka harus melaporkan kejadian itu ke Guild.

"Terima Kasih karena telah menyelamatkan kami dari para bandit kami tidak akan melupakan kebaikanmu" Kara

"Sama sama, Semoga kalian baik baik saja lain kali" Leon

Setelah berpisah dengan party Kara pertama tama kami pergi ke mansion Ayahku di Ibu Kota yang teletak di distrik bangsawan dan membiarkan Hikari berada di sana saat kami meninggalkannya untuk menghadiri pertemuan, awalnya ia menolak untuk di pisahkan denganku tapi setelah aku bujuk ia akhirnya menurut.

Setelah menempatkan Hikari di mansion kami pergi ke distrik kerajaan yang di tengahnya terdapat sebuah istana. Setelah sampai di depan gerbang istana kami di sambut oleh seorang Ksatria yang tampak berumur 50 an yang memunculkan aura yang kuat dilihat dari statusnya yang tinggi dari yang ksatria lain itu menunjukan bahwa ia adalah seorang komandan.

"Kami Sudah menunggu kedatangan anda Tuan Arthur, saat ini Yang Mulia sedang menunggu anda di ruang pertemuan"

"Baiklah, Terima Kasih atas sambutanya"

Setelah memasuki gerbang yang kulihat adalah istana, maksudku istana yang sangat besar dengan sebagian besar dinding berwarna putih yang memberi kesan suci atau bersih, walaupun berwarna putih tapi tidak ada noda yang terlihat pada dindingnya mungkin itu memakai sihir pembersih atau sesuatu?

Pintunyapun sangat besar bahkan membutuhkan dua orang untuk membukanya. Saat memasuki istana dalamnya sangat mewah tapi tidak terlalu norak tapi memberi kesan ideal dan rapi.

Aku mengikuti ayahku sepanjang koridor istana dan akhirnya kami sampai ke ruang pertemuan kami dengan raja. Aku sangat gugub maksudku ini raja loh.. Raja orang yang memimpin negara. Saat Ayahku mengetuk pintu sebuah suara dari dalam menjawab.

"Silahkan masuk"

saat pintu terbuka ada 2 sosok yang mennyambut kami satu duduk di atas kursi, yang itu pasti Raja dan orang tua yang berdiri di sampingnya, kurasa dia semacam perdana menteri

"Selamat siang Yang Mulia"

"Selamat Siang Duke Arthur"

" __"

"__"

Keheningan menyelimuti ruangan saat mereka bertukar sapa. sampai sang Raja berdiri dan angkat bicara

"Apa apaan sapaanmu kakumu itu, sejak kapan kau mulai berubah
-Hahahahah" Felix

Raja entah kenapa tertawa terbahak bahak.

"Kau juga apa apaan, kau sudah menjadi Raja bodoh sadarlah posisimu" Arthur

Ehh kau menggunakan kata bodoh didepanya dia raja loh Raja!! kenapa mereka berdua bisa sesantai ini di pikiranku seorang raja harus tegas atau bijaksana tapi ini memutar balikan semuanya

"Tenang saja walaupun aku jadi Raja aku akan tetap jadi sahabatmu, setidaknya biarkan aku melepaskan ketegangan saat tidak ada orang lain di sekitar.. Ya walaupun masih ada dia" Raja menunjuk ke arah orang tua itu yang menghela napas seolah olah sudah terbiasa dengan adegan ini

Jadi pada dasarnya mereka adalah teman masa kecil, pantas saja tidak ada ketegangan diantara mereka

"Yang Mulia bisakah kita langsung ke intinya!" Lyott

"Baiklah aku akan langsung keintinya, seperti yang kau tulis di suratmu bahwa banjir monster dapat diatasi berkat anakmu yang di sana apakah itu benar?" Raja menunjukku dengan mata tajam seperti akan menangkap mangsanya

"Ya itu benar apakah kamu tidak percaya?"

"Hoo.. Menarik. Tapi aku akui itu sulit untuk dipercaya karena jika benar maka warga juga perlu tahu pahlawannya karena rumor tentangnya sudah mulai menyebar di Kerajaan dan tentu masih banyak yang tidak percaya dengan rumor tersebut, baiklah bagaimana kalau begini..    Lawrance!!"

Setelah beberapa menit seorang pria yang menyambut kami di gerbang masuk ke dalam ruangan

"Anda memanggilku yang mulia?

"Kau akan melawan anak ini dalam spar, apakah kau tak apa dengan itu Arthur?" Felix

"Baiklah ini memang sulit di percaya tapi kurasa ini yang terbaik" Arthur

Kurasa mereka memutuskan untuk melihat kemampuanku secara langsung, yah.. aku tidak menyalakan mereka karena aku sendiri tidak akan percaya jika ada anak kecil melawan behemoth

"Jadi pertandingan akan diadakan besok di arena agar para warga dapat melihat dan diyakinkan dengan yang terjadi di Valexeus" Felix

"Deterima" dengan itu Lawrance pergi meninggalkan ruangan dan hanya kami berempat yang tersisa di ruangan

Sang raja yang mengatakan itu menghela napas, aku berpikir apa yang salah?

Aku berpikir tentang itu dan pintu ruangan terbuka

"Permisi Ayahanda"

Orang yang datang dari balik pintu sekarang adalah seorang gadis yang kira kira seumuran dengan kakakku. Rambut emas yang panjang dan di ikat kesamping ditambah warna mata biru sudah jelas dia adalah orang yang cantik untuk orang seumurannya dan yang paling menonjol dari itu adalah dadanya yang kurasa ukurannya C cup masa depanya sangat menjajikan padahal dia masih muda, kurasa anak anak di dunia ini tumbuh dengan cepat.

"Aa orang ini adalah Duke Arhur von Valexeus orang yang kau tunngu kedatangannya, Arthur kurasa kau sudah tahu tapi dia adalah anakku Cecilia Ramire" Felix

"Senang bertemu denganmu aku adalah Puri pertama kerajaan Ramire, Cecilia Ramire" Cecilia

Putri pertama? Aku menatapnya dengan mata penasaran karena untuk apa di mencari ayahku.

"Senang bertemu denganmu aku adalah Duke Arthur Valexeus"

"Aku tahu ini tidak sopan tapi bisakah aku meminta sesuatu darimu?" Cecilia

"Apapun jika itu dengan masih dalam kemampuanku " Arthur

"Kalau begitu tolong lakuan duel denganku!!" Cecilia

Senyumannya itu bersemangat tapi apa yang dikatakannya itu membingungkan, kurasa dia semacam maniak pertempuran

Ayahku bingung dengan permintaan tuan putri dan menatapku, akupun balik menatapnya dan menggelengkan kepalaku.

"Etto.. bagaimana kalau melawan anakku terlebih dahulu sebelum melawanku aku tidak berpikir akan kalah, tapi anakku mungkin lebih kuat di masa depan dan jika kau menang kau dapat melawanku"

Apa yang orang ini katakan! Dia menolaknya dengan menunjukku sebagai lawannya, aku melihat Putri Cecilia dan dia sedang menatapku dengan senyum mematikan, Senyumannya itu menakukkan

"Baiklah kalau begitu! Tolong jadikan aku parter duelmu jika aku menang. Ayo sekarang ikut denganku!, Ayahanda tolong persiapkan arena latihan"

Dia langsung menarikku tanganku dan menyeretku keluar dari ruangan. Kenapa sekarang jadi seperti ini...













The Strongest Harem In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang