Chapter 4 Mereka Yang ... Ah, Terserahlah

4 0 0
                                    


Memandang jubah hijau keagungan yang kuterima saat penobatanku oleh sang raja, yangmana saat itu aku dinobatkan sebagai satu-satunya Superficial Arch-Mage. Namun, hal yang menarik perhatian mereka malahan...

"ITU BAJU MU?!!" keduanya terkejut.

"Ya, ... kenapa? Jubah ini bukan sembarang jubah, ya!! Ini adalah jubah yang hanya dirajut sekali dengan kain special yang di dapat dari gunung hitam kurcaci selatan. Dan hanya padaku sang raja menobatkannya di sepanjang sejarah manusia!!"

"... Hmmm, b-begitukah, pfft~ ...!! Ah, maaf, Pfft, hu hu hu hu!!!"

Hah? Ada apa dengan cewek satu ini, yangmana kendati berkata demikian, Joe malah berbalik tubuh dan ... menahan tawa?

Eh, apa dia sedang menahan tawa?!! Kenapa dia menahan tawa?!! Apa ada hal aneh yang tidak ku sadari???

"Joe, kau tak boleh pfft!!... GYAHAHAHAHA!!"

"Jangan ketawa Rita ... GYAHAHAHAHA!! Itu jubah keagungannya tahu ... GYAHAHAHAHA!!"

"Tak bisa, pfft, tak bisa kutahan lagi, ... GYAHAHAHAHA!!! Cowok satu ini, ... pfft, apa kau yakin tak ditipu oleh ... GYAHAHAHAHA!!!"

"... Jangan katakan, Rita!! ...pfft, kasihan dia~ GYAHAHAHA"

Tak lama pun ku tunggu tawa keduanya tuk mereda, meskipun entah apa yang membuat keduanya meledak terbahak-bahak.

"Apa yang kalian tertawakan? Memangnya ada yang lucu?"

Terdiam pun keduanya, lalu tiba-tiba Joe menepuk pundak ku ...

"Dengar Magnus, ... dalam hidup ini, tak semua hal bisa kau percaya sebelum kau mencari tahunya sendiri, mengerti!"

"T-tentu!! M-memangnya kenapa?"

"Tak papa, baguslah kalau kau mengerti!"

Hmm, ... kenapa cewek ini memberi tahu hal yang aku sendiri sudah mengetahuinya? Asal mereka tahu, aku pernah memediasi perang dengan mengungkapkan korupsi di belakangnya dengan sihir, tahu!

Dan lagi, bukankah ini pertama kalinya dia memanggilku dengan nama yang benar, ... bukan dengan sebutan cowok culun.

"Tapi, ... kemana perginya batu besar yang kemarin melindungi mu itu ya?" Sejenak berjongkok, Rita terlihat tertarik memperhatikan bekas batu besar itu sebelumnya berada.

Kembali ke tempat kejadian, kuambil pun jubah hijau ku, sembari ku periksa tanah sekitarnya, ... bilasaja aku dapat merasakan sesuatu. Maka, melihat sedikit pasir dengan warna sedikit keunguan, kuambil pun sedikit tanah itu, dan kucium dengan hidung.

Hmm, ... kenapa rasanya ini tak asing bagiku, namun entah apa itu ... aku tak bisa mengingat bau ini.

"Bagaimana, kau menemukan sesuatu?"

"Hmm, ... aku kurang yakin, namun bila kau memberiku sedikit waktu mencari tahunya mungkin ..."

"ANGKAT TANGAN KALIAN!!! D-dan, ..."

Tiba-tiba seseorang berseru dari belakang kami, ... yangmana mereka ternyata telah menghadang kami dan menodongkan sesuatu benda dengan laras besi ke arah kami.

Dan juga, bila aku melihat bentuk dan ciri-ciri dari benda itu. Sang gadis pahlawan pernah menceritakannya padaku, senjata api yang menggunakan mesium untuk melontarkan peluru timah. Kalau begitu benda itu adalah ...

Lalu seorang dari kawanan tersebut mendekat pada seseorang yang terlihat seperti pemimpin mereka pada barisan paling depan.

"J-jangan takut bos, k-kami ada dibelakangmu!"

Magnus Melawan KiamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang