"BAHAGIA SISTER!!! ... TAK AKAN KU BIARKAN LAGI KALIAN KABUR!!!"
Berseru pun sang gadis bersetelan ungu sembari ia buka pintu dari rumah tempat kami bersembunyi. Terengah-engah nafasnya, begitu pun dengan para bawahannya. Yangmana baju hitamnya beberapa sudah robek disana-sini.
Terpukau sebenarnya aku melihat mereka yang tak kenal menyerah itu. Namun, bagaimana mereka bisa menemukan kami? Maksudku disini ada puluhan rumah dari tempat kami kabur tadi, dan juga puluhan bahkan ratusan zombie yang mengepung dari dua arah sebelumnya.
Apa mereka mencari kami dengan meneliti semua rumah disekitar sini satu persatu?
"Kalian tahu, ... Bahagia sister yang kalian cari itu. Mereka baru saja pergi dari sini, dan kelihatannya tak akan kembali lagi"
"Hah? ... kenapa?"
... apa dia bertanya 'Kenapa?', padaku? Kenapa orang yang mengejar-ngejar mereka sekarang malah menjadi perhatian pada mereka! Apa semua manusia di dunia ini memiliki kabel korslet di kepala mereka?
"Itu karena mereka sedang bertengkar dengannya ..."
Menyela pun Syfteena dan seraya pun membuat gadis bersetelan ungu dan para bawahannya terkejut, mengingat ini pertama kalinya melihat elf.
"Whaaa!!"
Seraya pun jari Syfteena terarah pada wajahku. Namun, fokus orang-orang EM-COP ini sudah tak berpindah lagi dari pada Syfteena.
"Kau ... apa itu telinga palsu dan riasan?"
"Tidak ini asli, ..."
Wujud elf, yang parasnya begitu cantik dan telinga panjang yang yang berbeda dari manusia pada umumnya, terlihat asing bagi mereka. Yangmana hal itu pun tak terlalu mengejutkan untukku. Mengingat dahulu sang gadis pahlawan pernah menceritakannya padaku.
"B-bagaimana ini bisa ..."
"Karena aku seorang elf dari dunia lain ... begitu pun dia"
Sekali lagi Syfteena mengarahkan telunjuknya pada wajahku dengan santainya.
Meluncur pun telapak ku menepuk jidatku, saat Syfteena menyatakan semua itu secara terang-terangan pada para anggota EM-COP. Padahal selama ini aku, Rita dan Joe sudah berusaha keras merahasiakannya.
... sifat terus terang dan tegas Syfteena ini, bagaimana bisa aku melupakannya hanya karena sifat sopan yang dia tunjukan beberapa waktu lalu? Aku lengah!!
"D-dunia ... l-lain?"
"Iya, kami ini ..."
"Cukup Syfteena, ... yang terpenting sekarang adalah mengejar Joe dan Rita. Mereka pasti berjalan kembali menuju desa mereka!"
Berdiri pun aku, ... sembari berjalan keluar, dan kuterobos pun gadis bersetelan ungu yang masih memasang wajah bingung. Yangmana semua itu kulakukan untuk mengalihkan topik dan melarikan diri tentunya. Syukurnya para EM-COP ini masih terlalu sibuk dengan keterkejutan mereka untuk menangkap akan apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
Tetapi tak sampai beberapa langkah ku ambil, tangan dari gadis bersetelan ungu langsung menangkap pundakku dan menghentikanku.
"Tunggu!! ... mau kemana kau pria bercukuran aneh?"
Ugh ...!! Tamatlah aku, tentu saja orang setingkat dia akan cepat menyadari keadaan!
Kenapa tadi aku bisa berpikir bahwa strategi 'berjalan melewati mereka selagi mereka masih bingung', dapat berjalan dengan mulus? Bodohnya aku!!!
Bagaimana sekarang ini? ... apa aku harus memanggil Syfteena untuk segera menolongku lagi? Bukankah Syfteena masih terlihat marah tadi padaku?
Perlahan pun wajahku ku putar kembali kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnus Melawan Kiamat
HumorMagnus sang Artificial Arch-Mage dari dunia fantasi, terpaksa harus mentransfer dirinya menuju dunia asal sang gadis pahlawan yang ia panggil ke dunia fantasi. Hal itu dikarenakan, saat sang raja iblis dapat mereka kalahkan, tepat sebelum kematian s...