Chapter 6 Sesuatu Yang Tak Ingin Kubayangkan

3 0 0
                                    

Silih berganti terang cahaya yang menyinari jalan kami, lewat begitu saja. Bagaikan diorama perjalanan di suatu situs penambangan kurcaci, yang mana bukannya kristal yang berisikan serpihan manna di sepanjang jalan kami. Melainkan bola lampu dengan petir kecil, yang terus mengalir di dalam bola lampu kaca tersebut.

"Joesselyn, apa kita masih jauh menuju jalan keluar?"

"..., Cih!!"

Berdecak pun Joe, sembari sejenak ia berikan lirikannya kebelakang, dimana aku berjalan mengikuti mereka berdua.

"Apa?! ... apa aku mengatakan sesuatu yang salah??"

"Tidak, ... hanya saja setelah kupikir-pikir lagi, Joe saja sudah cukup ..., jadi panggil aku Joe saja, mengerti!"

Hmm?? ada angin apa ini?

Bukannya biasanya dia tersinggung bila dipanggil seperti seorang laki-laki?

"Kau, salah makan?"

"Hah?!! ... kau cari mati, Magnus?"

Berbalik pun Joe dan segera mencengkram pinggiran jubah dekat leherku. Sedangkan Rita yang menikmatinya dari belakang Joe, sedang bersusah payah menahan tawanya.

Tak ada yang lucu, tahu!!!

...

"Ma ... maaf"

Dilepasnya pun cengkramannya, sembari kembali ia memimpin perjalanan kami.

Huft~ nyaris saja, ... benar kata kakek, sungguh sulit memahami wanita ...

Baik itu dua gadis di depanku ini, atau si putri elf saat kami satu kelompok pembasmian raja iblis di duniaku dulu, mau pun wanita-wanita lain yang kukenal di gereja dan kerajaan, ... kecuali sang gadis pahlawan yang mudah di tebak.

Aku harus bisa lebih dapat diandalkan lagi. Karena kalau begini terus aku hanya akan menjadi bulan-bulanan mereka berdua, bukan!

Terlebih kalau mengingat ekspresi yang Rita buat saat menahan tawa tadi!!

... ah, sudah ... lebih baik ku lupakan, mengingat aku masih ada hal yang harus ku pikirkan.

Ku keluarkan pun sekantong kecil pasir yang tercemarkan ungu dari tanah tempat aku menemukan jubahku yang tergeletak, yang lalu. Sebelum kemudian aku buka dan lihat kembali tanah ungu di dalamnya.

Kira-kira dimana aku pernah menemukan hal seperti ini ya? Apa ada hubungannya dengan lipatan dimensi?

"Ngomong-ngomong, sampai mana terowongan ini mengarah? Rasanya kita sudah berjalan lurus sangat lama, bukan? Lagi pula, apa kalian benar-benar yakin lorong yang hanya lurus saja sejak tadi ini, benar-benar tak di ketahui oleh orang yang akan mencari kita? ... Maksudku, bukannya tidak mungkin bukan, kalau organisasi besar yang kalian ceritakan itu juga punya peta dari jalan ini!"

"Tenanglah ..., lorong ini sudah bertahun-tahun terhapus dari peta, dan hanya beberapa orang saja yang tahu, kalau jalan masuk menuju lorong ini ada di bangunan pembangkit listrik tua itu! ... jadi tenanglah, Magnus"

"Begitukah, jadi ini seperti jalur terbengkalai, ya! ...

Tapi ngomong-ngomong tidakkah barang bawaan kalian lebih sedikit dibandingkan dengan barang yang harus aku bawa?"

"H-hum? ... A-apa terlihat seperti itu?"

Sedikit bergelombang nada Rita dalam sahutannya.

Sudah kuduga!!

Berhenti pun langkahku seketika.

" ... eh, ada apa Magnus? Kenapa kau berhenti? Jalan kita masih jauh loh!"

Magnus Melawan KiamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang