Chapter 8 Detik-detik Yang Mengubah Segalanya

3 0 0
                                    


Kemunculan sang gadis berbaju ungu dengan riasan mencolok ini, seketika pun mengalihkan perhatian kami bertiga, yang hanya terpaku terkejut saat menyadari ada orang lain yang berada di sekitar kami selain kami.

"Anu ..., kau bukan Obliterator, kan?" tanya Rita polos dalam langkah yang tersendat.

"Hah, Obliterator? ... Aku? ... Ah, mungkinkah maksudmu para pembunuh bayaran yang tiba-tiba menjadi sombong setelah menerima otoritas atas senjata api yang mereka terima tersebut? ... Jangan khawatir aku bukanlah salah satunya!

Ngomong-ngomong, apa kalian berdua sedang berebut cowok dengan cukuran bundar yang aneh ini? ... apa dia menarik?"

Mendengar kata-kata gadis berbaju ungu itu pun, segera Joe membuang tangannya dan seraya pun menarik ku terlempar kesamping. Maka melayang pun wajah ku menjemput rerumputan hijau dan tanah gembur di depan ku.

Ini, ... bahkan tak sampai semenit sejak dia meminta maaf!!! Hrrrr!!!!!

Bangkit pun aku perlahan sembari mengusap tanah kotor di wajahku.

"Hei, hei, hei, ... tak perlu malu-malu begitu, sampai-sampai kau lempar pria itu ke tanah!"

"Amit-amit! ... kenapa aku harus malu-malu untuk laki-laki seperti ini?"

Ugh!! ... tegas sekali Joe menyatakannya, meskipun bukan berarti aku berharap dia sedikit tersipu atas godaan gadis berbaju ungu itu!

"Woow, tegasnya ... !! Kelihatannya kalian memang bukan sepasang pasangan ya, tidak dengan mu ataupun gadis berambut merah di belakangmu itu!"

"Tak sudi!~"

GAAH!!! ... sungguh syok aku mendengarnya, bahkan meskipun Rita menyampaikan jawaban bertempo cepat itu dengan suara yang manis, entah mengapa rasanya lebih menusuk daripada saat Joe menyatakannya dengan lantang dan tegas.

"Pfft, sampai sebegitunya kalian menolaknya ... !

Kalau begitu, apa hubungan kalian dengan cowok berpakaian aneh ini? ... yangmana kalau kuperhatikan baik-baik, bukannya baju pria itu terlihat sedikit asing untuk budaya di dunia moderen? Bahkan terlihat seperti pria yang datang dari abad pertengahan!

Kau berasal darimana, cowok culun?"

Mengarah tajam pun tiba-tiba pandangan gadis beriasan tebal tersebut.

Yangmana sebenarnya aku sudah menduga kalau pertanyaan ini akan tiba, dan aku pun sudah menunggu detik-detik ini sejak tadi, meskipun bagian 'cowok culun' bukan salah satu bagian yang kutunggu!

Namun detik-detik dimana aku bisa membalikan posisi kami di hadapan pihak ketiga, dan mengubah tatanan sosial kelompok ini dengan seketika ini!!

"Hmm ..., baguslah kau menanyakannya!! Kalau begitu biar ku beritahu kau, siapa aku sebenarnya.

Asal kau tahu ya, aku ini adalah ..."

"Jangan jawab, Magnus!!"

Terhenti dingin pun deklarasiku bersama dengan peringatan lantang Joe, yang seketika berubah sikap waspada pada gadis tak dikenal, yang masih melipat tangan sembari bersandar pada salah satu pohon.

"Ada yang janggal disini, ...

Hei kau, jawablah! Bagaimana kau bisa memakai riasan dan pakaian baru dan bersih seperti itu?

... selama perjalanan kesini, bukannya kau tak pernah berpapasan dengan zombie, bukan!

Jangan bilang kau hanya menghindari mereka dan bersembunyi, ... sikap santai dan percaya diri itu, bagaimana kau menghabisi mereka?

Magnus Melawan KiamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang