Papan apembuka

202 22 4
                                    

Opening

⚠️ Warning! Kisah ini hanya fiksi, jadi tolong bersikap bijaklah. Apapun yang ditulis di sini, hanya sekadar layar, bukan untuk ditiru apalagi dicoba. Terima kasih.

----

Kata Mas Nandi, Gerhana itu datangnya nggak nentu. Mas Nandi benar, bahkan sebelum Gerhana benar-benar pergi, lukanya sudah lebih dulu menetap. Hukuman seumur hidup mungkin sudah lebih berat. Namun, Mas Nandi lagi-lagi berkata seolah menguatkan diriku agar tidak selalu merindukan luka yang pastinya hanya akan membuka kisah lama.

Setelah setahun kepergian Mas Nandi, rasanya begitu sepi. Bahkan, rumah yang dianggap tempat kembali saja, rasanya jauh berbeda.

Terlahir dari empat bersaudara harusnya membuatku jauh lebih mengerti arti persaudaraan, bukan hanya sekadar kata. Namun, saat itu keadaannya berbeda.

Ya, harusnya aku sadar. Kalau kematian seseorang bukan manusia yang menentukan.

"Hasil visum belum bisa kami sampaikan sekarang, tolong bersabar."

"Anak saya tewas di tempat kejadian, karena dia! Dia anak berandal yang nggak tahu aturan lalu lintas itu, dia nggak pantas dapat hukuman ringan! Nggak pantas!"

Aku tahu kesalahanku saat itu, tapi bisakah tidak menunjuk ke arah Mas Nandi dan saudara-saudaraku?

Apakah seorang kriminal terlihat serendah itu? Ataukah... Tidak! Semua orang yang ada di sana hanya tahu statusku, bukan  pribadiku. Mereka hanya bisa menilai tapi tidak berhak menghakimi. Aku terluka, sangat-sangat terluka ketika tahu adikku terjatuh diantara puluhan orang yang menatapku dengan hina.

"Kalian itu manusia, kan? Anak ini jatuh, dan kalian hanya mengabadikannya dalam rekaman ponsel? Punya hati nggak?!"

Aku kesal, aku juga tidak rela bila seseorang yang aku sayang  justru diabaikan begitu saja, bahkan terlihat hina di mata mereka yang tak punya perasaan. 

"Abang!"

Dan itu terakhir kalinya aku mendengar suara gemuruh langkah yang meneriaki namaku. Aku bisa, harusnya aku katakan itu sejak awal. Namun, aku terlalu lelah untuk memilih.

"Gue percaya sama takdir, jadi tolong, berubah selama lo nggak sama kita, Bang."

⚠️

Mau coba opening, eh kebablasan, awal tahun nih, coba yang baru kali, ya, cast menyusul ya, kalau kalian punya referensi tokoh di kepala kalian, boleh deh. Karena aku hanya menyediakan, sisanya kalian boleh berimajinasi sendiri.

Publish, 6 Januari 2022

GERHANA✅ (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang