Ternyata ada yang salah dalam diri Alika, entah apa itu. Namun, hanya Alika yang tahu.
Dirinya memang pernah mengatakan telah menolak lamaran Ilham, namun disatu sisi ia begitu bimbang akan perasaannya.
Nabila pernah berkata, "Jalanin aja dulu, kalo jodoh ya Alhamdulillah mungkin itu yang terbaik, kalo nggak itu kehendak Allah."
Malam itu, Alika berbicara dengan orangtuanya, ia mau dan menyanggupi ajakan Ilham untuk ta'aruf.
Alika sedikit naif, ia memanfaatkan Ilham untuk meluapakan perasaannya pada Naga, dosennya.
Tapi sungguh, Alika tak bermaksud ataupun berniat buruk.Benar kata Nabila, ia hanya patut menjalaninya saja. Lagipula tak ada salahnya jika berkenalan dengan laki-laki yang mempunyai niat baik.
Mereka sesekali berbincang, bahkan dalam satu minggu terakhir Alika berkomunikasi dengan baik.
Hanya saja, Alika tak merasakan apapun bersama Ilham. Berbeda dengan Naga...
Apakah Alika sedang membandingkan keduanya? Sunghuh itu tak baik, bahkan manusia buruk akhlak sekalipun akan berbeda dari cara mereka memperlakukan lawan jenisnya.
Bisa dikatakan, setiap orang punya cara peluk yang berbeda.
Tapi saat Alika ingin memantapkan hati, kesalah pahaman antara dirinya dan Naga entah berujung kemana. Alika salah, Alika keliru, lagi-lagi Alika tak memahami situasi.
Sekembalinya pria itu, Alika bingung bagaimana dengan dengan perasaannya. 2 tahun tidaklah cukup bagi Alika untuk melupakan pria itu, terutama kata cinta yang pernah pria itu ucapkan menjelang tidur. Alika ingat dengan baik.
Siang itu, Naga berbicara padanya...
At hospital...
"Mas, saya pamit ya." Alika berdiri dihadapan Naga yang tengah menunggui Agam.
Agam berhasil dibawa kerumah sakit berkat Alika yang mau berbagi tumpangan bersama Naga. Tak hanya Naga, seorang wanita bernama Geby pun ikut didalam taksi mereka.
Saat ini, diruang rawat khusus Alika dan Naga sedang berhadapan.
"Makasih ya dek, berkat kamu Agam bisa ditangai dengan cepat."
"Sama-sama mas, kalo begitu saya pamit."
Alika belum mau beranjak, ia menatap Agam dan Naga bergantian.
"Dek?"
"Ehm mas, saya mau ngucapin selamat atas perniakhan mas. Saya tau ini telat, tapi saya gak tau kalo mas udah nikah dan punya anak."
Naga terhenyak, ia menatap Alika dengan kedua alis ditekuk kedalam.
"Maksud kamu?"
"Doa aku terkabul, mas udah nemuin wanita yang baik dan mampu melahirkan darah daging mas."
Naga semakin bingung dengan arah pembicaraan Alika.
"Maksud kamu Geby?" Alika mengangguk berat.
"Ya allah dek kamu salah paham."
Kini, giliran Alika yang kebingungan, "Geby bukan istri saya, memang dia ibu Agam dan Agam anak saya tapi--"
"Jadi kalian gak menikah tapi punya anak?"
Alika melotot, menutup mulutnya karena sedikit berteriak saking kagetnya.
"Mas kamu?"
"Hey tenang, nggak, nggak gitu. Saya emang--"
"Istigfar mas, itu dosa. Itu perbuatan zina."
KAMU SEDANG MEMBACA
☆《𝙺𝚎𝚙𝚒𝚗𝚌𝚞𝚝 𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝙼𝚊𝚜 𝙳𝚞𝚍𝚊!》☆ | COMPLETE✔️
Lãng mạn(Sequel Mmmh | I Love You) Dia itu hot... he's very handsome... Sesuatu yang membangkitkan gairah ada dimatanya. Setiap ketemu Astagfirullah mulu... Kalo ngomong Subhannallah... Deket sama Dia Masyaallah... Tapi kalo nikah?... Sama yang lebih tua? ...