16. Scene make shock!

358 23 0
                                    

Benar, berharap pada seseorang itu menyakitkan. Dan Arka menyesal karena ia menaruh perasaan pada orang yang salah.

Ia menjadi tak tahu diri, mengagungkan cinta pada manusia sehingga lupa akan sang Pencipta. Arka mendapat karma, tapi hhh... Di dalam Islam tak ada yang namanya 'karma'.. Semua terjadi karena dosa kita.

Allah dengan baik hati menegurnya lewat pintu hati yang terasa diretakan. Ketahuilah, Allah sedang cemburu pada hambanya yang melebih-lebihkan cinta pada manusia, sedangkan pada-Nya tidak.

Arka menyesali perbuatannya, cinta manusia itu palsu sedangkan cinta Allah lah yang nyata.

Disaat ia terjatuh, semua orang menjauhinya namun Allah mengulurkan tangannya. Sebaik itu, apakah kita masih bisa meragukan cinta sang pencipta?

Arka berjalan mondar mandir dikamar, dirinya tak paham dengan situasi yang ia hadapi saat ini. Disatu sisi ia ingin marah pada diri sendiri, disatu sisi pula ia menyesal.

Menyesal telah mencintai seseorang yang bahkan sudah memiliki suami.

"Abang?"

Suara Alika menghentikan langkah cemasnya, dengan napas memburu Arka berjalan ke pintu.

"Kenapa dek?"

"Ada tamu yang nyari. Disuruh ke bawah sama Ayah."

"Siapa tamunya, bilangin abang tidur."

"Bang!" Alika menggedor pintu kamarnya, "Abang mana bisa adek bohong, kenapa sih?"

"Udah bilangin aja dek!"

"Abang gak boleh gitu, kasian tamunya.. Itu cewek loh bang!"

Arka menghela nafas kasar, ia tak taju apa ia harus menghadapi perempuan itu atau...

"Bohong sekali gak apa-apa dek."

"Nggak mau, abang buruan turun ditungguin Ayah!" Bahkan Alika tak bisa diajak kompromi, tak tahukah ia bahwa Arka sedang dilanda cemas.

Dengan sedikit keberanian Arka membuka pintu, ia tidak diajarkan menjadi pria pengecut dan lari dari tanggung jawab.

"Kenapa sih bang?" Alika bertanya setelah Arka membuka pintu kamarnya.

Arka melihat wajah polos adiknya dengan teliti, ia juga memiliki adik perempuan. Akan seperti apa rasanya jika adiknya ini menjadi korban perasaan orang lain.

"Dek?"

"Hum?"

"Kalo abang ada salah maafin ya, abang gak maksud nyakitin adek."

Wajah Alika nampak kebingungan, selama ini Arka selalu baik padanya. Ya walaupun sifat jahilnya memang selalu naik pitam.

"Nyakitin yang kaya gimana dulu?"

"Pokoknya kalo kamu denger sesuatu tentang abang, jangan didengerin, oke?"

Arka berlalu dari hadapan Alika. Meninggalkan kernyitan heran di wajah sang adik.

Jika kesalahan yang ia lakukan berakhir pengusiran, maka Arka akan pasrah dengan nasibnya.

Ia tiba di lantai bawah dan mendapat tatapan tajam dari sang Ayah.

"Arka, bisa jelaskan ini semua sama Ayah?"

Raka berucap dingin pada putra keduanya, sungguh ia tidak pernah mendidik Arka menjadi pengecut seperti itu.

"ARKA!"

Tubuh Arka menegang kaku, baru kali ini ia mendengar Ayahnya membentaknya sebegitu keras.

Alika dan Kirana yang berjalan beriringin ditangga pun terlihat terkejut dan bingung.

"Ayah..." Alika mencengkram lengan sang ibu karena takut.

"Arka, apa Ayah ngajarin kamu untuk bersikap pengecut seperti itu?"

"Arka minta maaf Yah, Arka memang salah."

"Bagus kamu ngaku, sekarang jelaskan. Benar kamu mempunyai hubungan dengan perempuan ini?"

Raka menunjuk perempuan yang berdiri menunduk dihadapan Raka sambil tersedu.

"Ayah ada apa?" Kirana beralih menghampiri suaminya. Merasa cemas juga heran atas kemarahan sang suami.

"Anak kamu bikin saya kecewa! Saya gak pernah didik dia untuk menjadi bajingan!" Kirana mundur satu langkah, ia menatap Raka dengan tatapan marah.

"Jaga bicara kamu, dia anak kita!"

"Dan kamu harus tahu, anak kamu berhubungan dengan wanita yang sudah bersuami!"

Bak di tusuk belati, dada Kirana berdenyut nyeri. Ia membekap mulutnya dan menatap Arka meminta penjelasan.

Sedangkan Alika nampak Syok.

"Arka jelasin sama Bunda..."

"Bun, Arka gak gitu.. Arka gak tahu dia udah punya suami."

"Saya udah bilang kalo saya terikat sama seseorang, Arka!" Seorang perempuan yang menjadi objek utama berteriak.

"Kamu yang berbohong kalo kamu lajang. Kapan kamu bilang kalo kamu bersuami, hah?"

"Kalian berdua diam!" Raka mengiterupsi, "Arka jelaskan sama Ayah, kalian ada hubungan?!"

"Raka berniat mengakhirinya Yah."

"Tapi aku hamil!"

"Kita gak melakukan apapun, Rimel. Jaga bicara kamu, jangan meminta pertanggungjawaban atas kandungan kamu sama saya!" Tekan Arka.

Kirana jatuh ke lantai, Alika memekik menopang tubuhnya dengan cepat.

"Bunda gak apa-apa?"

"Kalian udah..."

"Nggak Bun, demi Allah Arka gak melakukan hal terkutuk itu. Demi Allah!"

"Jaga bicara kamu, kamu tahu resikonya Arka."

"Ayah, Arka mencintai dia tapi Arka gak pernah sekalipun menyentuhnya. Arka memang salah punya perasaan sama dia yang udah bersuami, tapi Arka gak tahu... Arka gak tahu.."

"Nama kamu Rimel?" Raka tak mengindahkan ucapan Arka, ia menatap wanita satu-satunya yang menjadi bahan masalah itu dengan tatapan sedih.

"Saya minta maaf jika kedatangan saya kesini membawa keburukan bagi keluarga kalian, saya hanya ingin meminta pertanggungjawaban atas janin saya."

"Katakan siapa yang manghamili kamu?"

"Suami saya." Jawab Rimel lirih.

Raka dan semua orang yang ada disana terdiam. Apa-apaan maksudnya, ia datang dan meminta pertanggungjawaban pada Arka atas janin orang lain, yang tak bukan adalah suaminya sendiri.

Arka berjalan menghampiri Rimel yang masih berdiri diposisinya.

"Saya memang pernah mengatakan saya mencintai kamu, tapi setelah saya tahu kamu sudah memiliki suami saya sudah gak cinta kamu lagi."

"Kamu pernah bilang bakal bantu aku, Arka."

"Tidak dengan bertanggung jawab atas kandungan kamu, dia bukan anak saya. Kamu punya suami, dia yang berhak atas janin kamu. Bukan saya."

"Apa kamu masih mencintai saya?"

"DRAMA MACAM APA INI?"

Semuanya menoleh pada sumber suara..

"Heh ngerusak suasana aja!" Alika berseru jengkel.

Kedatangan Azka membuat drama dirumah itu pudar, Kirana bangkit dari duduknya dan memutar bola mata.

"Abang ganggu aja sih, orang kita lagi akting siapa tahu jadi artis."

"Duh gusti, punya keluarga gabut semua..." Azka melengos sambil menggeleng, tangannya memijit pelipis. Tak habis pikir dengan keluarganya yang 'gabut'.

Jangan kira drama di atas adalah bagian dari cerita ini, oh tidak... Author sedang gabut, maafkeun!





























🤣🤣🤣
Hujat lah hujat!!!

☆《𝙺𝚎𝚙𝚒𝚗𝚌𝚞𝚝 𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝙼𝚊𝚜 𝙳𝚞𝚍𝚊!》☆ | COMPLETE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang