"Kapan pulang dek?"
"Gak tau Bun, dari tadi aku dikacangin tuh sama mas Naga."
"Ko gitu, adek ada salah kali."
"Mana ada. Adek baik ya, nurut."
Alika menggerutu dan mengadu pada sang Bunda di balik telepon, pasalnya setelah makan siang tadi Naga tak berbicara padanya. Alika bertanya pun tak dihiraukan.
Tentu saja hal itu membuat Alika bingung, belum lagi dirinya canggung berada dirumah besar pria itu. Huft, ingin pulang namun Alika tak mau berbicara karena percuma baginya, tak akan ada jawaban.
"Ya, udah. Adek jangan marah-marah gitu dong."
"Abisnya kesel Bun."
"Haha.." Bunda terkekeh disebrang, "Udah ya Bunda tutup, mau pergi sebentar."
"Hmm iya Bun, hati-hati. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Alika meremat ponsel, ia melirik kearah samping. Melihat Naga yang sedang duduk santai diatas kursi kayu dekat kolam, dan sibuk dengan ponsel.
Sebenarnya Alika nampak bertanya-tanya, darimana Naga bisa mendapatkan kekayaan dengan waktu singkat. Tentu, ia ingin tahu.
Setahunya dulu, Naga tak memiliki kekayaan seperti sekarang, atau dua tahun pria itu meninggalkan Ibukota banyak perubahan.
Mulai dari, bentuk fisik dan finansialnya.
Naga dikenal sebagai dosen sederhana, tak pernah terlihat mencolok dengan gayanya yang serba mewah. Tidak, Naga pria sederhana.
Apa mungkin ini ada kaitannya dengan perusahaan peninggalan sang ayah?
Alika berpikir demikian. Matanya memicing tajam, pria itu terlihat sesekali mengerutkan kening atau menghela berat, seperti sedang mengalami masa frustasi.
Dari jarak sedekat itu, hanya terhalang kaca besar Alika dapat melihat bagaimana wajah pria itu. Ia menyesal pernah mengatakan bahwa Naga itu biasa saja, namun yang saat ini yang ia lihat adalah makhluk paling sempurna yang pernah ia temui.
Melihat tangan penuh otot itu...
Alika mulai,
Ngebayangin gue di peluk tangan sekekar itu...
Alika membatin, ia memperhatikan setiap gerakan kecil yang dilakukan Naga. Seperti slow motion dalam iklan majalah, sexy.
Apa jadinya kalo gue jadi istri dia??.. Wah daebak!
Bayangan dirinya bersanding dengan Naga, menjadi nyonya Abimanyu.. Ouh, Alika merasa gemas karena bayangan itu sangat menyenangkan. Namun...
"Bengong teruss!"
Suara pria didekat telinganya berhasil mengembalikan kesadaran diri dari alam bawah sadar yang bisa saja mengantarkannya ke neraka.
Membayangkan seorang laki-laki yang belum halal baginya.
"Astagfirullah!"
Alika mengusap wajah dan beristigfar, ia memejam karena telah khilaf dengan memikirkan hal kotor.
"Ngehaluin apa sih?" Naga duduk di single sofa dihadapannya. "Serius gitu, hum?"
"Gak ada."
Naga terdiam melihat rona merah dipipi Alika. Ia tak tahu apa yang di lamunkan gadis itu, Naga tak akan bertanya dan hanya acuh mengedikan bahu.
"Pergi yuk?"
"Kemana?"
"Ke bikini bottom." Jawab Naga, ia berdiri dan melengos. Meninggalkan Alika yang mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆《𝙺𝚎𝚙𝚒𝚗𝚌𝚞𝚝 𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝙼𝚊𝚜 𝙳𝚞𝚍𝚊!》☆ | COMPLETE✔️
Romantizm(Sequel Mmmh | I Love You) Dia itu hot... he's very handsome... Sesuatu yang membangkitkan gairah ada dimatanya. Setiap ketemu Astagfirullah mulu... Kalo ngomong Subhannallah... Deket sama Dia Masyaallah... Tapi kalo nikah?... Sama yang lebih tua? ...