Dua tahun berlalu.. Rasanya baru kemarin Alika melepaskan pria itu..
Pria yang ia panggil 'Mas Duda' itu tak pernah memberinya kabar, dua tahun ini kehidupannya normal...
Sangat normal, tetapi banyak perubahan.
Alika semakin tumbuh dewasa, tak hanya tubuhnya.. Pola pikirnya pun berubah. Ia lebih banyak menikmati hidupnya saat ini, bekerja dan menghabiskan waktu bersama keluarga di hari libur.
Tapi masih Alika yang dulu saat bersama keluarga.
Saat ini Alika tengah duduk santai, tangannya memainkan ballpoint di jari lentiknya. Baru saja ia selesai tanda tangan perpanjangan kontrak kerjanya.
Dikatakan betah, ya Alika menyukai pekerjaannya. Tak terlalu sulit, ia hanya menikmati apa yang ia kerjakan. Terkadang jika lelah ia akan berhenti sejenak, istirahat itu cukup.
"Alika?" Seseorang memanggilnya. Alika bangkit dari tempat duduknya.
"Ya, bapak manggil saya?"
"Pekerjaan kamu sudah selesai?" Manager bagian produksi yang memanggilnya.
"Sudah pak."
"Ehm, saya ingin mengajak kamu makan siang bersama lagi, bisa?"
Alika terlihat kikuk, ia menjadi bahan tatapan rekan kerjanya saat ini.
"Apa ada masalah?"
Pria itu tertawa tanpa suara, "Tidak ada. Saya cuma mau makan sama kamu, seperti biasa. Bisa?"
Alika tak enak jika menolak, tapi ia juga keberatan jika harus mengiyakan ajakannya terus menerus. Akhir-akhir ini Alika jadi bahan gunjingan karena sering kedapatan makan bersama managernya itu.
Entahlah, apa yang orang lain lihat mungkin menurutnya tak baik. Tapi Alika tak mempunyai hubungan apapun dengan pria itu.
"Gimana, bisa?"
"Saya sebenarnya kurang nyaman makan berdua sama bapak, maaf."
"Oh, begitu." Pria yang diketahui namanya adalah Panji itu mengangguk mengerti. "Apa karena omongan karyawan lain?" Tambahnya seraya berbisik.
"Bu-bukan begitu, ehm saya hanya takut mereka salah paham, ya begitu hehe.." Alika mengangguk kikuk.
"Jadi kali ini tak ada makan siang berdua?"
Alika menggeleng, "Maafkan saya."
"Ya sudah kalau begitu, pulang nanti saya antar ya."
Belum sempat Alika membuka mulutnya untuk menjawab, pria itu telah berlalu dari hadapannya.
Alika mendesah, seseorang pasti akan menyebar fitnah setelah ini.
"Yakin gak ada hubungan apa-apa sama pak Panji?"
"Bener mbak." Alika menjawab malas salah satu rekan kerja di sebrang mejanya, setiap kali ditanya 'ada hubungan apa?' 'kalian pacaran?' pasti Alika akan menjawab ketus, ia kesal tentu saja.
Bukan apa-apa, itu membuatnya risih. Lagipula, kenapa aih orang lain suka ikut campur urusan orang?
"Gak ada apa-apa tau tau sebar undagan!"
Alika tak menanggapi beberapa cibiran dari yang lainnya. Ia duduk kembali pada kursinya dan mulai menyibukkan diri dengan pekerjaannya.
~Mas Duda~
"Kesel tau Bun, masa adek direcokin mulu!"
"Biarin aja, itu tandanya sirik. Mending terima lamarannya Ust. Ilham tuh, biar gak direcokin mulu sama temen-temen kamu itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/279433354-288-k79077.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
☆《𝙺𝚎𝚙𝚒𝚗𝚌𝚞𝚝 𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝙼𝚊𝚜 𝙳𝚞𝚍𝚊!》☆ | COMPLETE✔️
Romance(Sequel Mmmh | I Love You) Dia itu hot... he's very handsome... Sesuatu yang membangkitkan gairah ada dimatanya. Setiap ketemu Astagfirullah mulu... Kalo ngomong Subhannallah... Deket sama Dia Masyaallah... Tapi kalo nikah?... Sama yang lebih tua? ...