17. Blind Date

387 24 0
                                    

Brughh!

"Adek, kenapa ribut-ribut!?" Kirana berteriak mendengar sesuatu yang mengganggu berasal dari kamar Alika.

"Gak apa-apa Bun!" Balas Alika tak kalah berteriak.

"Ck, anak itu rusuh terus."

"Kenapa Bun?" Raka datang dari dapur membawa secangkir teh.

"Anak perawanmu rusuh terus, padahal dia sendirian."

"Biasalah, palingan juga lagi ngedrakor."

Sedangkan sang empu sedang sibuk mengeluarkan semua baju dilemarinya.

Alika sedang bingung. Hari ini ia diajak keluar oleh Naga. Setelah bertukar pesan, Alika yang belum mandi dan bersiap pun terlalu bersemangat sehingga menyebabkan keributan kecil.

"Ih gak punya baju..."

Alika mengeluh, dari satu jam yang lalu ia memilah baju yang terbaik namun tak ada yang cocok. Atau memang Alika berlebihan, padahal semua pakaian yang ia kenakan akan nampak cantik. Jangan lupa, bajunya tak terhitung, dan ia mengatakan tak punya baju.

Wanita memang istimewa.

"Ini aja kali ya."

Alika mencoba gamis berbahan katun berwarna soft pink, dengan jilbab panjang serta dipadupadankan dengan tas jinjing putih kecil.

Alika juga mengenakan sepatu sneakers putih, terkesan simple.

"Oke selesai."

Tersenyum puas, Alika melihat pantulan dirinya pada cermin.

"Kek mau kondangan!"

Alika memutar tubuh lalu...

"Dek ada pak Naga dibawah!"

Bunda berteriak di balik pintu. Alika bahkan tak percaya diri dengan penampilannya.

Ceklek!

"Loh mau kemana, rapi banget?"

Tak langsung menjawab Alika menarik tangan Kirana dan masuk ke kamar.

"Dek, mau kemana?" Kirana terheran melihat putrinya yang sudah rapi namun tampak cemas.

"Mas Naga ngajak pergi."

"Sekarang?"

"Huum." Alika mengangguk, "Tapi Bun, ini... Adek gak PD."

Kirana tersenyum melihat kelakuan putrinya, rupanya ada yang akan berkencan.

"Mau kencan toh anak Bunda."

"Nggak Bun, jalan doang. Katanya mau ke--" Alika nampak berpikir. "Eh iya, mau kemana coba!"

Kirana tertawa gemas karena Alika nampak seperti bocah berumur 5 tahun.

"Gak nanya gitu ke mas nya mau kemana?"

"Nggak, tadi bilangnya suruh siap-siap mau pergi."

Kirana menepuk jidatnya sendiri. "Kenapa gak nanya dulu, kalo gini kaya mau kondangan loh dek."

Alika meringis, "Gimana dong Bun?"

"Ganti bajunya, ya pake yang simple aja, yang biasa kamu kuliah gitu."

Alika mengangguk lalu memungut baju blouse dan rok panjang, juga kerudung. Kirana mengulum senyum, apa semua perempuan akan seperti ini jika diajak pergi. Setahunya, dulu dirinya tidak seperti itu.

"Gini Bun?"

Alika berdiri didepan cermin, rok panjang dan blouse maroon melekat cantik ditubuh rampingnya, Kirana tersenyum puas.

☆《𝙺𝚎𝚙𝚒𝚗𝚌𝚞𝚝 𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝙼𝚊𝚜 𝙳𝚞𝚍𝚊!》☆ | COMPLETE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang