5.

286 28 1
                                    

suara dari jam besar menandakan sudah larut malam jam 12.00

"Anoo sa, aku penasaran dari kemarin?" Mikey

"Hm? Kenapa?" Izumi

"Umurmu berapa izumi?"

"Eh? Aku sekarang berumur 22 tahun, sebentar lagi akan 23 tahun" Izumi dengan santainya

"Lalu bagaimana dengan sekolahmu dulu?" Mikey

"Sekolah? Aku tak pernah melakukannya, karena aku sudah pintar" Izumi

"ehh?? Seriusan, tapi aku memanggilmu Izumi, apa kau tidak keberatan?"

"Aku tidak mempersalahkan hal itu, panggil saja sesukamu" Izumi

"Kalau begitu kupanggil Aneesan ya" Mikey

"Aneesan ya... sama dengan draken, dia memanggilku seperti itu juga tadi" Izumi tersenyum kearah Mikey

"kalau begitu aku mau pulang, besok mungkin aku akan menjenguk draken" Izumi

"aku akan tetap disini," Mikey

"kalau begitu sampai besok Mikey" Izumi memakai topengnya dan melambaikan tangannya

"um, Bye bye~" Mikey melambaikan tangannya juga

Izumi meninggalkan Mikey dan keluar, dia memberhentikan sebuah taksi dan pergi naik taksi. Sesampainya dia di apartemennya, dia menemui Rize yang berjaga didepan Apartemennya

"Ouya ouyaa.... Aneesan sudah kembali" Ucap wanita berambut ungu panjang itu, dia membawa palu besar dan berperawakan seperti orang dewasa

"Terimakasih sudah menungguku Rize, aku akan segera menuju ke sana" ucap Izumi, dia masuk ke kamar 136

Tak lama kemudian dia keluar dari kamarnya, "ayo kita mulai ini, Rize" Ucap izumi sambil berjalan didepan Rize, "Tentu saja, Aneesan"

Izumi berjalan ke sebuah kamar kosong, dia membuka pintu dan menyalakan lampu, disana dia melihat ada seseorang yang diikat di tempat duduk itu dan mulutnya disumpal dengan kain

Ruangan itu penuh dengan senjata kotor dan bercak darah dimana mana, disitu juga terdapat sebuah alat penyiksaan yang sudah lama tak terpakai

Orang itu pun terbangun, Rize menodongkan senjata di kepala orang itu, Izumi mengambil bangku dan duduk di depan orang itu

"Hei! Apa kau suruhan dari Shota?" Tanya Izumi ke orang itu tetapi orang itu hanya diam

"Buka mulutmu bedebah!" Rize melepaskan tali yang ada dimulut orang itu

Ampuni aku kumohon!! Orang itu memohon ke Izumi

Izumi tersenyum dan mengambil sebuah koper berisi uang dan menunjukkannya kepada orang itu

"Heii, beritahu aku lokasi Shota sekarang, setelah itu mungkin aku akan membebaskanmu" Izumi memasang tampang seram, orang itu langsung memberi tahu lokasi Shota sekarang

Aku sudah memberitahumu kan, Lepaskan aku!

"Oke, Kau tidak berbohong kan!" Izumi mengambil sabit yang ada disana dan menodongkannya disepan orang itu

A-aku tak berbohong, Lepaskan akuu!! Orang itu menangis dihadapan Izumi, Izumi mengayunkan sabitnya keatas

Hentikan! Kumohon aku tak ingin mati!!!...

SRWINGG!!

Izumi memenggal kepala orang itu dan membunuhnya, darah menyembur keluar dari leher dan mengotori pipi Izumi. Izumi membuang sabit itu

"Kita berangkat sekarang, Rize!" Izumi pun memakai kembali topengnya dan bergegas keluar menuju lokasi yang diberi tahu pada malam itu

"Sesuai permintaanmu.. Aneesan~" Rize mengikuti Izumi dibelakangnya, dia membawa Palu berukuran besar dan memakai topeng dansa di matanya

Keesokan Harinya...

Izumi mengunjungi Draken dirumah sakit, dia datang membawa Buah tangan dan beberapa bingkisan untuk draken,

"Yo! Draken, gimana kabarmu?" Izumi menyapa draken sedang duduk membaca sebuah buku

"Izumi chan... soal yang kemarin, Terimakasih sudah menyelamatkan nyawaku" -Draken

"tidak apa apa, bagaimana lukamu?" Izumi

"luka diperutku sudah membaik, tapi kakiku terkilir saat jatuh dari motor kemarin" -Draken

"ohh... begitu ya, Draken apa kau bisa berdiri sebentar?"

Draken pun berdiri, izumi melihati kaki draken yang terkilir, Izumi mengambil jarum kecil dan menusukkannya ke lutut belakang Draken

"Aw duhh aduh aduhh duhh!, apa yang kau lakukan Izumi!?" Draken terkejut saat Izumi menusukkan jarumnya

"Hmm... ini cuman keseleo ringan, Bagaimana?" Izumi

"Ehh?, sakitnya... hilang.." Draken menggerakkan kakinya

"Apa yang sebenarnya kau lakukan tadi Izumi?" -Draken

"Tidak... hanya memberikan sentuhan kecil pada kakimu, apa ada bagian lain yang masih sakit?" -Izumi mengambil beberapa jarum

"Ahh... kalau itu mungkin tidak ada.." raut wajah draken agak ketakutan saat melihat jarum panjang itu

"ohh, kalau begitu baguslah" Izumi mengambil beberapa buah buahan yang dia bawa tadi dan mengupasnya

"oh iya, ngomong ngomong kenapa kamu tidak membawa senjata? Apa kamu takut mencolok? -Draken

"Aku tetapi membawanya kok, ini dia" Izumi menunjukkan pisau katana yang disembunyikan di belakang bajunya

"Ini hanya untuk perlindungan diri, aku tidak akan bisa masuk rumah sakit jika membawa pedang sebesar itu" -Izumi

"Begitu yaa" Draken duduk terbaring di atas kasurnya "nee.. Izumi chan, kenapa kemarin kamu menyelamatkanku? Kenapa kamu tau lokasiku?" Ucap Draken

"Hmm.. itu karena aku menempelkan alat pelacak di bajumu" ucap izumi sambil mengupas sebuah apel ditangannya

"Alat pelacak, katamu?" -Draken pun terkejut dengan apa yang dikatakan Izumi

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Next chapter, coming soon

The Secret Member of ToumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang