Part 23 [REVISI]

1.1K 37 1
                                    

Pagi ini Hana dan Sam tengah bersiap-siap untuk pergi bekerja. Keadaan Hana sekarang sudah pulih dari sakitnya sehingga ia dapat pergi ke kantor seperti biasa.

"Udah siap? Nggak ada yang ketinggalan .kan?" Tanya Sam ketika mereka telah berada di dalam mobil

"Udah semua kok, vitamin dan lain-lain juga udah ku masukin ke dalam tas" jawab Hana. Wanita itu tengah memeriksa kembali isi tasnya.

Sam hanya menganggukkan kepalanya dan mulai mengemudi mobil miliknya menuju ke kantor Hana. Sepanjang jalan hanya ada kesunyian diantara mereka, tidak ada seorang pun yang memulai obrolan pagi ini di mobil.

Beberapa menit kemudian mobil Sam telah berada di depan lobby kantor Hana. Ia memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu kantor itu.

"Sebentar, kamu jadikan makan siang dengan aku?" Tanya Sam ketika ia telah memberhentikan mobilnya.

"Jadi, kok. Kita bakal makan di restoran dekat kantor kamu kan?" Tanya Hana kepada suaminya.

"Iya, nanti kita makan di restoran itu. Nanti aku jemput kalau makan siang" ucap Sam.

Wanita itu menggelengkan kepalanya tanda tak setuju "nggak usah dijemput, nanti aku naik taksi aja kesananya, kamu tinggal kirim alamatnya nanti aku bakalan kesana kok" tolak Hana halus, ia tidak ingin merepotkan suaminya yang harus bolak-balik menjemputnya.

"Kenapa? Aku nggak keberatan kok jemput kamu ke kantor buat ke restoran itu" ucap Sam yang kekeh ingin menjemput Hana.

"Aku nggak mau kerepotan Sam, kantor aku ke restoran itu kan jauh. Nanti kamu capek, mending aku naik taksi aja" Hana mulai memohon. Ia tak ingin Sam kelelahan karena harus bolak-balik menjemputnya.

Sam hanya menganggukkan kepalanya lemah, ia menyetujui usulan sang istri. Ia tidak ingin berdebat dengan sang istri pagi-pagi begini.

"Kamu jangan, lupa untuk makan vitamin ya" ucap Sam.

"Iyaa, kamu hati-hati ya" Sam mengulurkan tangannya yang disambut dengan ciuman oleh Hana.

Hana pun keluar dari mobil Sam dan menuju ke ruangannya.

oOo

"HANA, AKHIRNYA KAMU KE KANTOR JUGA" teriak Fira heboh, gadis itu berlari menuju Hana dengan merentangkan tangannya.

Hana menutup matanya dan menutup kedua telinganya ketika mendengar teriakan heboh sang sahabat yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arah mereka.

"Hush" tegur kepala divisi di ruangan Hana, wanita tua itu memasang wajah galak melihat kehebohan yang dibuat oleh bawahannya pagi ini.

"Maaf, Bu" ucap Fira sungkan, ia pun memasang wajah meminta maaf kepada seluruh karyawan yang ada di ruangan itu.

"Kamu sih, kita kan jadi kena tegur" ucap Hana sensi, baru saja ia senang karena dapat ke kantor pagi ini tapi tiba-tiba ia terkena teguran karena ulah sahabatnya.

"Maaf ya, soalnya aku excited banget kamu bisa ke kantor hari ini. Aku kan rindu" ucap Fira cengengesan, gadis itu lalu merangkul Hana sepanjang jalan menuju ke arah kursi Hana.

"Gimana keadaan kamu?" Tanya Fira ketika Hana telah duduk di kursinya.

"Udah mendingan banget sih, makanya hari ini bisa ke kantor" Hana mulai menyusun semua berkas-berkasnya ke atas meja kantor.

"Han, nanti kita makan siang bareng yuk. Aku ada rekomendasi restoran yang enak banget" Fira memasang wajah memohon.

"Maaf ya fir, aku dah janjian sama Sam buat makan di restoran dekat kantornya. Besok deh, kita bakalan makan siang bareng di restoran yang kamu rekomendasikan tadi" Hana dengan sungkan menolak tawaran itu.

"Yaudah deh, susah sih ya buat ngajak pengantin baru yang lagi lengket-lengketnya kek perangko" goda Fira, gadis itu memaklumi mengapa sang sahabat menolak tawarannya.

"Yaudah, aku ke ruangan ku dulu ya. Kamu jangan lupa untuk makan vitamin, nanti Sam marah-marah ke aku kalau kamu nggak makan vitamin" Fira melambaikan tangannya meninggalkan ruangan Hana.

oOo

"Selamat pagi, pak Wijaya" sapa sekretaris Sam ketika melihat atasannya telah berada di depannya.

"Selamat pagi, juga" ucap Sam singkat. Pria itu berjalan menuju ruangannya.

Sekretaris Sam pun membukakan pintu untuk pria itu dan mengikutinya dari belakang.

Setelah Sam duduk diatas kursi kebanggaannya barulah sang sekretaris membacakan jadwal yang akan pria itu lakukan hari ini.

"Jadwal bapak untuk hari ini akan di awali dengan rapat bersama investor baru yang berasal dari Pratama's Corp tepat pukul 08.00 WIB" ucap sekretaris Sam.

Sam hanya menganggukkan kepalanya, ia pun mulai membaca beberapa berkas yang ada di depannya selagi menunggu waktu rapat itu.

Sekretaris Sam pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan sang atasan sendirian di ruangannya.

Tak terasa jam 08.00 WIB telah tiba, pria yang menjabat sebagai sekretaris CEO itu mengetuk pintu sang atasan dan memasuki ruangan itu untuk menginfokan agar sang atasan segera menghadiri rapat penting pagi ini.

"Baiklah, saya akan kesana" Sam lalu berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ruang yang akan digunakan.

Sam pun memasuki ruangan itu, di dalam ruangan itu telah banyak dihadiri oleh beberapa petinggi dikedua perusahaan besar yang akan melaksanakan kerjasama.

Sam memandangi seluruh isi ruangan tersebut, ia fokus memandang ke seseorang yang berada di dalam ruangan itu. Seseorang yang tak asing bagi dirinya.

Sam tak ambil pusing untuk mengingat siapa pria yang sepertinya pernah ia lihat itu, ia pun melanjutkan langkahnya menuju ke kursi yang telah disiapkan untuk dirinya.

"Selamat pagi, pak Wijaya, senang bertemu dengan anda" pria itu mengulurkan tangannya kepada Sam yang disambut oleh Sam.

"Selamat pagi, pak Pratama. Perkenalkan nama saya Samuel Wijaya. Saya merupakan CEO dari Wijaya's Corp" ucap Sam dengan berwibawa.

"Salam kenal, Pak. Senang bertemu dengan anda. Perkenalkan nama saya Varo Pratama" ucapan varo sukses membuat Sam terkejut namun, pria itu dapat menutupi wajah terkejutnya itu dengan cepat.

Ternyata pria yang tak asing bagi dirinya itu merupakan mantan dari sang istri, pantas saja ia merasa tak asing.

Suasana hati Sam seketika berubah, mengetahui bahwasanya orang yang akan bekerjasama dengan dirinya merupakan mantan dari Hana.

Sebenarnya tak ada yang perlu dicemburui oleh Sam, namun mengingat sang istri pernah menjalin kasih dengan pria lain membuat dirinya menjadi cemburu tak beralasan.

Rapat itupun dimulai dengan tenang, Sam berusaha untuk seprofesional mungkin tanpa menyangkut pautkan masalah pribadi dan kepentingan kantor.

Rapat itu berjalan sekitar 3 jam lamanya yang berakhir dengan kesepakatan agar terjalinnya kerjasama antara dua perusahaan tersebut.

"Senang berbisnis dengan anda pak Wijaya" ucap varo dengan tenang.

"Saya juga senang berbisnis dengan anda pak Pratama" ucap Sam dengan datar.

Sam pun meninggalkan ruang rapat itu menuju ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya yang lain selagi menunggu waktu istirahat makan siang yang akan berlangsung dua jam lagi.

SAMUEL WIJAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang