"Jadi ga boleh?" Satya membawa mobilnya meninggalkan parkiran kampus.
Sarah mengangguk. "Berantem ga baik, lebih baik beresin urusan kamu sama bunda." jawabnya dengan tenang.
Satya menghela nafas malas, dia tidak tahu harus mulai dari mana makanya belum bertindak juga.
"Iya." balasnya tak bertenaga.
"Bukannya mau ikut campur, aku tahu kalau aku cuma pacar bukan istri kamu tapi rasanya aku berhak buat tuntun kamu ke jalan yang lebih baik. Terlebih, bunda Raya itu baik banget."
Satya mengacak rambut Sarah lembut. "Iya, bawel." balasnya.
Keduanya terlihat semakin romantis, apalagi Sarah semakin nyaman berada di sisi Satya.
"Mau jalan ga?" tanya Sarah.
"Jalan? Lagi mau jalan?" tanya Satya balik.
Sarah mengangguk. "Bentar yuk? Bosen kalau nonton lagi nonton lagi di rumah." jawabnya.
Satya mengangguk. "Boleh, asal servis kayak waktu itu. Lo masih dapetkan?" diliriknya Sarah sekilas.
Sarah menghela nafas sabar. "Kamu ga capek? Punya kamu ga lemes emang?" tanyanya spontan saking sebal.
Katanya ingin hubungan sehat namun masih saja berpikiran kotor dan sialnya Sarah jadi terbawa suasana. Dasar gairah anak muda! Membuatnya lemah iman! Amuknya dalam hati.
Niat pindah untuk lari dari dosa, eh malah terperangkap di dalam dosa.
"Lemes? Deket sama lo yang ada tegang, sayang." balasnya di akhiri kekehan pelan.
"Ada celana dalem ya nyangkut di otak kamu? Isinya itu-itu mulu, selangkangan!" gumam Sarah agak kesal walau wajah merah karena salah tingkah mendengar ucapan Satya.
Satya terbahak dan saat ada lampu merah Sarah habis di unyel Satya hingga rambutnya seperti singa dan pipinya semakin memerah.
"Lo gemesin ternyata."
***
Satya mengekor di belakang Sarah yang tengah memilih cemilan dan memasukannya ke troli.
"Yang itu dong." tunjuk Satya pada kaleng soda.
Sarah mengangguk, meraih dan memasukannya ke troli. Keduanya kembali berjalan, memilih dan memasukannya ke troli.
"Itu bir?" Sarah menatap Satya yang baru memasukan satu kaleng ke troli.
"Sekali sayang, buat ngeangetin badan."
Satya mengusap kepala Sarah saat Sarah terlihat tidak suka dengan apa yang Satya ambil itu.
"Ga boleh?" tanya Satya.
Sarah menatap Satya lagi. "Emang boleh aku larang-larang terus?" tanyanya agak malas, Sarah jadi ingat kalau Satya marah saat dia merecokinya waktu itu.
"Boleh kok, berantem aja gue ga jadi, apa lagi masalah itu." tunjuknya pada bir kaleng lalu meraihnya dan menyimpan kembali ke tempat semula.
Sarah kembali cerah, ternyata dia memang di anggap pacar sungguhan oleh Satya.
"Makasih." ucapnya agak malu-malu dan salah tingkah.
Satya menggeram tertahan, kenapa Sarahnya semakin cantik dan menggemaskan.
Namun semua rasa membuncah itu sirna saat Sarah meraih pembalut dengan malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Anak Muda (TAMAT)
RomantikSatya, anak muda yang memiliki gairah yang berapi-api. Khususnya gairah dalam tanda kutip. Dia melakukan s*ks bebas, balapan, mabuk-mabukan dan hal lainnya. Hingga suatu hari, Sarah datang sebagai anggota baru di keluarganya. Anak baik-baik yang ing...