Road To Sasuke : Thrown Into The Future ✓

2 - Two Sasukes

Jangan lupa Like and Comment

Thank You

.

.

.

© Masashi Kishimoto
Pair : U.Sasuke & H. Sakura

.

.

.

.

.

Sasuke POV

Entah kenapa perasaanku tiba – tiba terasa tidak enak. Pikiranku terasa kacau sehingga sulit bagiku untuk bisa berfikir jernih. Seolah ada hal yang mengganjal.

Dengan dorongan spontan itulah, kuputuskan untuk kembali pulang ke desa hari ini. Juga untuk melaporkan penemuan terbaru ku direruntuhan Kaguya pada Naruto.

Memfokuskan chakra pada telapak kakiku, aku melompati pohon demi pohon dengan kecepatan penuh. Bahkan tidak terasa pada saat gerbang desa sudah ada di depan mataku, nafasku ikut naik turun bersama dengan keringat yang membanjiri pelipisku.

Setelah kuingat kembali, ada apa denganku? Hingga aku tidak sekalipun mengambil istirahat di jalan.

Para ninja penjaga gerbang menyambutku dan membukakan gerbang desa lebar-lebar. Aku hanya bergumam pelan lalu berjalan masuk melewati gerbang.

Tujuan pertamaku begitu sampai didesa adalah kantor Hokage. Aku harus melaporkan terlebih dahulu semua yang kutemukan pada Naruto dan mengesampingkan rasa gelisahku sejenak,

"Sasuke-san!"

Aku menoleh pada sumber suara itu. Ah, Boruto.

"Kau baru pulang?"

"Hn. Seperti yang kulihat." Jawabku acuh tanpa menghentikkan langkahku.

"Kebetulan sekali, tujuan kita sama. Aku juga akan ke kantor Hokage. Ibu menyuruhku untuk memberikan bekal Otousan."

Aku dan Boruto berjalan berdampingan menuju kantor Hokage. Putra dari sahabat sekaligus rival ku itu bercerita mengenai banyak hal padaku, dari mulai misi, kemajuannya, dan masih banyak hal lainnya. Aku hanya menimpali sesekali saja. Jujur saja pikiranku masih terasa kacau.

Boruto masuk lebih dulu ke ruang Hokage.

"Otousan..."

Aku masuk menyusul Boruto. Sayangnya tidak ada siapa- siapa disana, kecuali Shikamaru yang tenggelam diantara tumpukan kertas-kertas. Sudah pasti Naruto meninggalkan pekerjaannya seenak jidat.

"Paman, dimana Otousan?" Tanya Boruto.

Shikamaru mendongak lalu menatap kami berdua. "Oh, Boruto, Naruto pergi beberapa saat yang lalu karena Sakura menjemputnya."

"Sakura?" Refleks dahiku mengerut. Rasa khawatir itu kembali menyergapku kala mendengar jika Istriku datang memanggil Naruto. Pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Hm, mereka pergi ke rumah sakit."

Baiklah, firasatku semakin tidak enak. Tanpa mampu dicegah, berbagai macam pikiran negative mengenai putriku hinggap begitu saja dibenakku. Terlebih, Boruto bilang kalau ia belum melihat Sarada sejak pagi.