11

4.1K 495 26
                                    

Takemichi mengerjap perlahan, dia mengusap mata sambil mencoba untuk duduk di atas ranjang. Harusnya biasa saja namun kali ini tubuhnya seperti pulang dari acara perkelahian geng di usianya yang masih muda meskipun lebih ke tempat yang pribadi.

Dia mendengar pintu berderit ringan dan muncul Reiji yang dengan ceria menatapnya, Putranya berteriak, "Ayah, Paman! Bibi...Mama sudah bangun!" Sebelum menyerbunya dalam pelukan besar. 

"Selamat pagi sayang, kenapa kau ada disini, hmm?" Takemichi membuatnya duduk di pangkuan, merapikan jalinan rambutnya agar tidak menutupi mata.

"Mama ... Ini hampir malam hari, bukan pagi."

Takemichi berkedip kecil, semua pertanyaannya langsung di jawab oleh seorang Beta wanita yang datang dengan perut yang membesar. Dia seperti kelelahan karena beban yang dia bawa, mengingatkannya pada Reiji saat dia hamil dulu. "Emma-chan, kenapa ada disini? Kemarilah, duduk disini."

Emma mengiyakan, kemudian bercerita. "Mikey-kun menelfon ku pagi kemarin, Karena kau demam, Takemitchy! Kau bisa melihat bagaimana paniknya saudara menyebalkan ku itu. Dia menelpon semua orang penting di Pack-nya."

Alpha yang di maksud baru saja datang dan berdiri di belakang mereka dengan Mitsuya. Mendengar Omelan adik perempuannya, dia mencibir. "Mau bagaimana lagi, aku tidak tahu harus melakukan apa!"

Dia melangkah mendekati Takemitchy sambil menyentuh keningnya. "Lumayan, bagaimana perasaanmu?"

"... Ya, baik kurasa." Agak ragu karena dua hari yang lalu tidak mengingat apapun. "Kenapa aku bisa demam?"

Emma melotot pada Mikey, "Saudara idiot ku ini terlalu berlebihan. Berapa putaran yang kalian lakukan sebenarnya?"

Wajah Takemichi merah padam.

Reiji disisi lain menonton percakapan antara Bibi, Ibu dan Ayahnya penuh minat. Dia juga ingat tentang percakapan Uncle-Izana dan Kakucho-san tentang kedekatan Ibu dan ayahnya lagi. Tanpa berpikir panjang dia menarik-narik sweeter Ayahnya. "Apakah ini akhirnya Reiji punya adik?"

Mitsuya adalah orang yang pertama tertawa. Mikey mendengus bangga, "Mungkin kita bisa memilikinya satu untukmu. Sekarang pergi dengan Taka-san dulu karena Ayah dan Bibi ingin berbicara dengan Ibumu."

Reiji mengangguk kecil. Mendaratkan ciuman penuh kasih di kening Ibunya dan pergi menggandeng tangan Mitsuya.

Suasana anehnya tegang setelah kepergian mereka.

Takemichi kesulitan berbicara dan hanya menunggu sesuatu yang akan mereka ucapkan.

"Takemitchy, katakan padaku apakah sebelumnya kau pernah mengkonsumsi obat-obatan?"

Dia menatap wajah Emma yang khawatir, "Apakah dokter mengatakan bahwa aku tidak baik-baik saja?"

Mikey meremas bahunya, menekan lembut disana. Ketika Emma melanjutkan, "Ya, dokter mengatakan mungkin kau sebelumnya pernah tidak sengaja mengkonsumsi obat-obatan membuat kesuburan menurun."

Takemichi menatap perutnya tidak percaya, "Aku kira itu sudah lama sekali... Dan aku baik-baik saja. Ta–tapi... Ak-" Omega laki-laki itu tidak bisa melanjutkan apapun lagi karena sudah gemetar dan menangis.

Mikey segera memeluknya erat. Dia memberi isyarat adiknya untuk mengatakan sesuatu lagi tapi dia juga tidak bisa menahan diri untuk tidak ikut menangis. Hormon Ibu hamil memang semengerikan ini. Dengan itu ada dua orang yang menangis di kamar.

Draken mungkin bisa merasakan Emma menangis sehingga Alpha itu datang tepat waktu, "Bagus... Mikey, apa yang kau lakukan pada Istriku dan Omegamu sendiri?"

"Bodoh! Bukan itu, Nanti aku ceritakan. Bisakah kau setidaknya memanggil Koko dan Inupi untuk datang sekarang? Sepertinya Takemitchy kesulitan berbicara. Dan pastikan Izana untuk mengurus Reiji lebih lama."

Draken menghela nafas dan mengangguk, membawa Emma. "Baiklah..... Ayo Emma, kita pindah dari sini."

Emma mengangguk kecil dan berjalan dengan langkah kecil disamping Alphanya sendiri. "Sepertinya terjadi sesuatu," rengeknya pelan. Mengambil lengan Suaminya lebih dekat. "Pasti ada sesuatu."

Draken tidak mengatakan apapun dan hanya bisa mengelus rambut ash gray istrinya dengan lembut. "Apapun itu Takemitchy bisa melewatinya."

Beta cantik ini akhirnya mengangguk.

Draken benar-benar melakukan apapun yang Mikey minta. Izana yang sedang bermain dengan Reiji di Dojo mengangguk kecil.

Sementara Emma sudah duduk tenang bersama Kakucho yang sedang menyesap Kopinya, Ia mulai menelpon Koko.

Koko mengangkat telfonnya.

Draken segera berbicara, "Ini tentang Takemitchy. Maukah kalian datang? Dia menangis begitu keras dan Mikey kesulitan disini."

Yang berbicara adalah Inupi, "Kami akan datang. Apakah mereka benar-benar di rumah Shinichiro-san?"

"Ya, Kau tahu alamatnya?"

"Mn, Tentu saja." Dia kembali memberikan ponsel ke tangan Koko yang kemudian berujar. "Beri dia minum air hangat, jika ada tambahkan madu. Takemitchy kadang bereaksi berlebihan. Ku kira dia sudah sembuh."

Draken mengerutkan kening, "Dia sakit?"

Inupi yang menjawab, meskipun suaranya agak jauh tapi Draken mendengar jelas. "Ya...ya, Dia. Ingatannya tentang hari itu juga agak buram, akan kami ceritakan nanti saat disana."

Koko kembali berbicara, "Aku akan menutupnya."

"Ya, berhati-hatilah."

Dia tidak sadar karena terlalu fokus sehingga Baji, Kazutora dan Chifuyu sudah mendengarkan apapun yang mereka bicarakan.

"Sepertinya terjadi sesuatu," beo Chifuyu mengejutkan Draken.

Draken berdecak terkejut dan mengangguk kesal. "Sepertinya."

"Tapi itu sudah lama," gumam Kazutora. "Semoga Takemitchy tidak apa-apa."

"Aku harap. Haruskah aku memanggil dokter lagi sekarang, Draken?" Baji bertanya.

Draken menggeleng cepat, "Tunggu sampai Koko dan Inupi datang."

Ketiganya mengangguk.

Draken yang akan pergi ke Emma, menatap ketiganya. "Take out saja untuk makan malam, beli sesuatu yang hangat dan enak untuk Takemitchy. Katakan padaku berapa jumlahnya."

Ketiganya mengangguk lagi.

Sementara Baji dan Kazutora mulai memesan, Chifuyu disisi lain telah berjalan kearah Dojo. Dimana Reiji di alihkan perhatiannya sambil berlatih bela diri.

Dia membisikkan sesuatu pada telinga Mitsuya dan Izana kemudian keduanya mengangguk setuju.






















Purwakarta,
8/Sep/2021

Please see the Tag# thanks.~

🄱🄰🄱🅈 🅁🄴🄸🄹🄸 -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang