16

2.8K 412 26
                                    

"Tunggu...." Ada suara datang dari atas.

"Sebelum itu, aku ingin sebuah persyaratan." Sanzu melanjutkan, menghentikan kegembiraan bahkan kedua saudaranya menatap wajahnya dengan ingin tahu.

Sanzu tidak peduli dan mulai melangkah menuruni tangga, "Berhubung Rei kami masih 7, aku ingin kau lebih toleran dan pertarungan ini akan berakhir jika salah satu dari dapat jatuh terlebih dahulu."

"Agar adil juga, waktu harus di tentukan. Jika keduanya sama-sama ngotot hasilnya akan seri."

Kazutora yang ikut berdiri memberi persetujuan, "Bagus... Aku setuju, ini juga menghindari putra komandanku babak belur atau Aku akan dibunuh setelah menyerahkannya." Pungkasnya ngeri.

Reiji menatap wajah kedua Paman dengan rahang terbuka, bibirnya mencebik kecil. "Bisakah kalian setidaknya percaya padaku."

Peh-yan tertawa, "Kami... Little Rei."
Dia menambahkan, "Ini dibuat agar kau aman jadi jangan memprotesnya lagi."

"Hmpph!" Jika seperti ini, dia benar-benar mirip Takemichi.

"Jadi Senju, kau akan setuju?" Hansen bertanya padanya.

Senju tersenyum licik, mengedikan bahu acuh. "Lakukan saja, ini tidak berarti aku akan kalah dengan cebol ini."

Reiji mendengus marah. "Mulai saja," katanya kesal.

"Baiklah," Takeomi mengangkat ponselnya. "30 menit batasnya, Aku peringatkan sekali lagi, jika salah satu dari kalian jatuh, pertandingan berakhir. Mengerti kalian berdua?"

"Mn, Aku mengerti."

Keduanya serentak berbicara, memasang kuda-kuda.

Mereka berdua bercermin sinkron satu sama lain, berputar-putar, hanya menunggu yang lain melakukan langkah pertama. Senju menatap penuh perhitungan, menyadari sedikit perubahan sikap Reiji, menandakan serangan yang akan datang. Dia berlari ke depan, mengejutkannya dengan tinju yang ditujukan ke kepalanya, Senju merunduk dan mencoba menyapu kaki bocah itu dari bawah.

Memprediksi ini, Reiji dengan cerdik mengubah posisi untuk melompat dan menendang lengan Senju yang juga bergerak cepat karena insting meskipun terdorong cukup jauh sebelum dia berputar lalu jatuh kembali dengan anggun.

Orang-orang mulai menatap kagum pada tampilan itu.

Seperti yang di harapkan dari putra Mikey yang tak terkalahkan!

Senju menyeka lengannya, menyeringai lebar. "Tidak buruk! Tidak buruk! Kau benar-benar bisa bertarung."

"Bibi, Kau menyanjungku! Ini hanya belum seberapa."

"Dia mengadopsi kesombongan Mikey," celetuk Benkei.

Dan Senju setuju! Bibir Senju juga berkedut mengenai penggunaan kata 'bibi' lagi dan dia mulai mengangkat kakinya yang kemudian di halau cepat oleh Reiji.

Wakasa berbicara, "Fokus ... Senju, kau terlalu tegang. Dia memprovokasi mu tahu." Melihat bahwa dia mencoba mengguncangnya, membuatnya marah dan tidak rasional.

"Jangan terbawa olehnya!" Takeomi menambahkan.

Tujuan Reiji jelas terlihat oleh Wakasa dan Takeomi, tapi tidak apa-apa. Uncle-Izana bilang itu strategi juga.

Reiji kecil terus-menerus melakukan serangan terlepas dari perbedaan ukuran tubuh, meskipun terdengar sangat menyebalkan tapi ukuran tubuhnya adalah suatu keunggulan tersendiri dan disini secara mengejutkan Senju yang mendapatkan pukulan paling banyak.

Mengira dia sasaran empuk, Reiji dengan cepat menyelinap masuk dan melemparkan tendangan samping, Senju bergegas menyingkir seperti tarian anggun, keseimbangan Reiji terganggu selama beberapa detik, tapi dia mampu menyapu kakinya dari bawahnya dan meninju wajah cantik Senju sekali meski wanita dihadapannya mampu memiringkan kepalanya dengan gesit.

🄱🄰🄱🅈 🅁🄴🄸🄹🄸 -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang