10 ⚠️

6.4K 537 31
                                    

Mikey mendaratkan ciuman ringan di Surai pirang Reiji. "Dengarkan Uncle-Izana dan Kakucho-san disana."

Reiji mengangguk, jaketnya kembali di rapikan Ibunya. Takemichi menatap Izana, "Dia tidur tepat pukul sembilan, itulah batasnya."

Omega itu mengetuk kecil hidung putranya, "Jadi jangan jadikan alasan untuk tidur larut malam karena Mama tidak ada."

"Mmm," dia mendekur lembut ketika aroma Rosemary Sang Ibu mengharumkannya lagi.

Izana juga mengangguk, "Ya... Kalian bisa menjemputnya di Hotel besok." Sebelum mobil Audi hitam Kakucho membelah jalanan tangan kecil putranya masih melambai hingga hilang di belokan.

Mikey membalikkan tubuhnya dan melihat wajahnya. Mata Takemichi basah —Alpha tidak bisa menghentikan ini karena pada dasarnya Takemitchy menangis begitu banyak, poninya liar di dahinya surai gelapnya di belai angin dan salju menempel di bahunya yang kecil. Bibirnya merah dan digigit, bukan hanya dari warna bibirnya, dan Mikey tidak membuang waktu lagi sebelum mengambilnya sendiri, mencium Omeganya seperti dia ingin mencium Takemitchy selama bertahun-tahun yang lalu. Mikey meleleh saat Takemichi membalas ciumannya, lengan kiri Alpha meremas pinggang ramping Omega sebelum melepaskan diri dari ciuman rindu, sebelum menjadi liar dia mengusap air matanya dan menatap pasangan tepat di wajah. "Kita akan menjemputnya besok sore, Takemitchy. Reiji tidak akan pergi jauh, sayang."

Takemichi mengangguk mengerti, "Aku tahu." Tapi dia masih saja kehilangan jika tidak ada bocah kecil itu berlarian dan melintas di mata birunya.

"Dia lebih bijaksana lebih dari yang kupikirkan," kata Mikey membimbing Omeganya masuk ke dalam. "Dia pengertian diusianya yang begitu muda, sebagai Ayah... Aku akan menebusnya hingga dia memiliki pasangan masa depan. Tapi biarkan aku," Dia berhenti untuk mengigit telinga Omeganya. "Memanjakan mu terlebih dahulu."

Ketika kediaman Sano tertutup.

Mikey memulai kembali memojokkan Takemichi di tembok samping pintu depan mereka. Ciuman itu seliar dan seluar biasa yang akhirnya mereka rasakan.

Mereka lupa waktu, bercumbu hingga ke lantai seperti itu karena kaki Omega telah menjadi jelly yang terurai begitu saja. Mikey mendorong hoodie Takemichi ke atas, putingnya menempel ketat sama ketatnya yang dari apa yang Mikey lihat di bawahnya. Alpha langsung merobek celana legging hitam nyaman pasangannya. Mikey mengambil salah satu puting di antara jari-jari tangannya yang bersih dan mencubit, tepat pada saat yang sama dia memasukkan jari-jarinya yang lain kembali ke lubang licin Omeganya. Takemichi berteriak senang, pinggulnya bergoyang dan tubuhnya menggelinding ke dalamnya. Dia menyebut nama Mikey seperti berkah dan Tuan yang dia sembah.

"Manjirou," erangnya sambil terengah-engah. Pipinya merona penuh, tangis seksual terdengar memilukan hati. Antara kenikmatan dan kepuasan.

Bergerak, Mikey menyadari lantai bukanlah tempat baginya untuk bercinta dengan kekasih hatinya, jadi dia dengan cepat mengangkat Omega dan berjalan menuju kamar mereka meletakkannya di atas ranjang Mikey meskipun tak sepenuhnya karena kaki Takemichi yang telah telanjang bergelantung di bagian bawah ranjang. Itu membuat punggungnya melengkung dan mendorong penisnya yang ereksi menonjol lebih ke udara sejuk ruangan. Seluruh tubuh Takemichi bergidik sebelum Mikey menutupi tubuhnya dan lengan melingkari lehernya sambil menggiling miliknya sendiri yang masih lengkap dengan celana.

Mereka berciuman dengan berantakan. Kaki jenjang Takemichi merangsak dengan gemetar ke udara ketika Mikey mulai melucuti celananya sendiri dan hanya menyisakan T-shirt putih yang basah dan menampilkan tubuh kokoh serta kepingan lezat 8-pack menggodanya. Jari-jari Takemichi bahkan tidak bisa diam hanya untuk mengagumi keindahan Alphanya, sekarang lebih kokoh dan kencang.

🄱🄰🄱🅈 🅁🄴🄸🄹🄸 -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang