20

2.9K 408 29
                                    

Dia keluar dari restoran dan melihat Manjirou serta Reiji sedang berjongkok dan memainkan salju dengan tangan mereka yang di balut sarung tangan.

Karena angin bertiup kencang, Alpha tidak membaui aromanya sehingga ketika Omega laki-laki itu ikut berjongkok di antara mereka, semuanya terkejut. "Sudah selesai?"

Takemichi mengangguk, meraih dua tangan dominan mereka. "Kemana kita akan pergi sekarang?"

"Kakucho baru saja memberitahuku bahwa mereka ada di Roppongi sekarang."

Takemichi meraih Reiji dalam gendongan, "Sesuatu terjadi dengan Geng?"

"Ya, Tenjiku mengambil alih semua Geng di Kanagawa."

"Ah... itu termasuk Mochi?"

Alpha mengangguk, dia memakaikan kaca mata ke Reiji dan merapikan syal di leher Omeganya. "Kita akan kesana sekarang?"

Takemichi mengangguk dan mengikuti suaminya ke Babu.

Mereka akan ke Roppongi yang berjarak setengah jam dari sini.

.

Mereka tiba 45 menit karena Manjirou memelankan laju motornya. Meskipun begitu, Reiji dan Takemichi tetap menggigil sampai Sanzu mengenali bunyi knalpot di luar Pelabuhan.

Beta itu segera memberikan hotpack pada Omega dan Komandan, sementara Koko yang sudah ada disana mengambil alih Reiji dalam gendongan serta melingkupi bocah enam tahun itu dengan selimut tambahan.

"Ini beraroma Chifuyu, tidak apa-apa bukan Takemichi?"

Takemichi mengangguk, meraih tangan Manjirou yang sangat dingin. "Lebih baik kita segera masuk, mungkin ada badai lagi hari ini."

Semua orang mengangguk.

Pada dasarnya, di dalam gudang dalam keadaan hening sampai suara bersin Reiji terdengar membuat semua mengalihkan perhatian ke pintu masuk.

Mata biru Reiji menangkap Izana, melambaikan tangan antusias. "Uncle-Izana..."

"Oh... Kalian datang," Alpha bersurai perak dan berkulit tan tersebut mendekati Koko dan meraih Reiji dalam gendongannya sendiri. "Kau dingin sekali."

"Tahun ini memang brutal," tukas Takemichi setelah dia juga bersin kecil. Omega ini sedang bersembunyi di belakang suaminya karena banyak aroma Alpha yang bukan dari Pack. Melingkari jari-jarinya yang cantik di perut kokoh Manjirou.

"Mikey... kau harus mengganti motormu dengan mobil." Kakucho yang duduk di samping dua Alpha besar berbicara.

Manjirou mengangguk, "Sudah aku pikirkan sebenarnya. Koko yang akan melakukan itu bersama Ken-chin."

Takemichi bersandar di bahu Alpha. Hidungnya memerah, "Kita akan membicarakan ini setelah yang kedua ada."

"Aku tahu," Alpha mengelus lengannya.

"Takemichi, kau tidak perlu khawatir tentang uang." Koko menatapnya dari belakang setelah dia menyerahkan hotpack tambahan ke tangan kecil Reiji.

"Aku tahu, tapi lebih baik berhemat."

Kakucho tertawa, "Mikey mungkin akan bermaksud membuat kawanan Sano sendiri lebih banyak dari Tenjiku."

"Tidak ada yang seperti itu, aku yang melahirkan untuknya baka."

Izana juga tertawa, "Sekarang-sekarang... jangan menggodanya Kakucho. Biarkan dia juga ikut duduk dan yang lain sepertinya tidak sabar di masukkan dalam pembicaraan."

Takemichi tersipu, memang mereka semua telah menatapnya yang bergelayut pada Invincible Alpha Mikey.

"Aku tidak apa-apa, sungguh." Yang memiliki warna rambut ungu dan garis hitam tersenyum tipis, "Melihat dengan mataku sendiri, Mikey yang tak terkalahkan bersama Omega dan anak. lebih baik melihat sendiri dari pada mendengar dari rumor."

Beta di sampingnya, berfokus pada Reiji yang mulai menggosokan tangan ke pipi Izana. "Jadi dia Reiji? Putra Invincible Alpha Mikey yang mengalahkan Senju."

"Kedengarannya seperti omong kosong," kata Alpha yang memiliki tubuh tambun. Itu dia Mochi, orang yang sempat membuat Inupi kesulitan di Okinawa.

Izana dan Mikey disisi lain menggeram.

Takemichi yang sudah duduk dan Sanzu membawakan air untuknya bergumam, "Kenapa tidak kau coba saja sendiri? Mochi... Jangan harap aku memaafkanmu begitu mudah karena Inupi hampir terluka olehmu."

Koko yang sepertinya lupa mulai mendesis juga kepadanya, dia menyugar surai hitamnya kesal. "Brengsek, bagaimana aku lupa karenamu Inupi hampir keguguran."

"Ah... jadi dua Omega dari Black Dragon yang berada di Okinawa milik Hajime dan Mikey, itu bukan salah Gengku karena kalian berdua masuk ke dalam pertarungan."

"Kalian memukuli Sepasang beta laki-laki dan perempuan muda disana, bajingan!" Sialan, Takemichi melolong keras.

Mochi berdiri dan menantang Takemichi, menyalak balik. "Sadari tempatmu, Omega."

Tanpa di duga semua orang adalah Reiji segera melompat dari belakang dan memukul wajah Mochi dengan kakinya lantas menduduki Alpha ketika dia ambruk jatuh ke lantai beton yang kotor. 

Kakucho bergegas berdiri dan Beta lain yang sebelumnya bertanya tentang Reiji juga, menatap tidak percaya dia kehilangan stick milik Kakaknya yang beberapa detik lalu dia pegang.

Di atas tubuh Mochi, Mata biru Reiji menatap nyalang, memegang stick hitam dari Beta dan menekan di tenggorokannya. "Tutup mulutmu, Keparat."

Dengungan ketidakpercayaan datang dari tiap penjuru.

Kilatan keterkejutan melintas di wajah Mochi, bibirnya terkatup serta ekspresinya gelap.

"Minta maaf pada Ibuku," kata Reiji menekan tongkat di lehernya.

"Omega -"

"Minta maaf," Reiji menyela, tanpa membiarkan Alpha kembali mengatakan omong kosongnya.

"Haaah, baik! Maafkan aku..." kata Mochi sambil mengangkat wajahnya ke arah Takemichi yang tetap diam dan dingin. Wajah Alpha merah padam dan hitam karena malu di taklukan begitu saja oleh bocah lain yang bahkan belum di presentasikan. "Pergi dari atas tubuhku bocah!"

"Namaku Reiji," putra Mikey mengoreksi, lalu menekan tongkat sekali lagi ke leher Mochi kemudian setelah keheningan intens dia melepaskannya. "Lain kali ini bukan sekadar tongkat, tapi pisau tajam."

Reiji meletakkan stick ke tangan pemilik dan tersenyum kecil. "Terimakasih, Ni-san."

Wajah dan perilakunya tidak seperti sebelumnya, menurun begitu drastis saat dia melompat memeluk Ibunya, membisikkan sesuatu. "Maaf karena mengumpat."

Bocah itu mengira semua orang tidak mendengarkan, jelas mereka kebanyakan Alpha. Bahkan Beta seperti Sanzu bisa mendengar bisikan lirih itu karena telinga para Furyo lebih baik dari kawanan Pack biasa.

Bibir Izana berkedut sebelum tertawa terbahak-bahak. "Ya ampun, ini luar biasa."

Mikey tak segan untuk menepuk kepala putranya bangga.

Tidak ada satupun yang tahu selain Koko dan Sanzu, Komandan mereka sebenarnya hampir mematahkan meja dengan tangan terkepal sampai Reiji melompat terlebih dahulu.








TBC
Purwakarta,
5/11/2021

🄱🄰🄱🅈 🅁🄴🄸🄹🄸 -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang