13

3.5K 467 23
                                    

Takemichi terbangun sekali lagi di tengah malam, ia melihat ke samping tidak menemukan Alpha-nya. Dia ingat bahwa sebelum ini dia mengalami serangan panik, Mikey pasti kewalahan mengatasinya.

Dia keluar dari ranjang dengan perlahan dan membuka pintu kamar. Takemichi akhirnya bisa mencium aroma asap Mikey melayang di udara, menengok kembali pada jam di dinding ini hampir 3 pagi. Tapi dia memilih di luar dengan Salju yang semakin menebal disertai angin yang berhembus kencang.

Takemichi kembali lagi masuk hanya untuk membawa selimut tebal di lengannya. Mikey ada di depan Dojo hanya dengan kaos hitam oversized di tubuhnya. Dia menatap ke langit, kosong seolah sinarnya telah di bawa oleh bulan yang lebih memilih bersembunyi.

Omega itu melampirkan selimut tebal di punggung Mikey, punggung yang terlihat lebar karena selalu menanggung beban berat atas pack yang dia pimpin. Pria itu mendongak dan mata mereka bertemu, biru laut dengan obdisian hitam jelaga. Semuanya bisa Takemichi baca hanya dengan melihat matanya, itu menyampaikan segalanya.

Takemichi duduk di sampingnya, mengambil tangan Mikey. "Sesuatu mengganggumu? Apa ini tentang aku yang kesulitan untuk hamil lagi?"

Mikey menggeleng, meremas balik lengannya. "Bukan itu." Alpha tahu Omeganya menunggu sehingga dia kembali berbicara, "Dokter mengatakan selama kau rutin mengikuti program hamil dan meminum obat yang disarankan. Kita bisa mendapatkan adik untuk Reiji."

"Dan itu terdengar bagus, untukmu?"

Mikey mengangguk, "Ya." Surai pirang Alpha saat ini tidak di ikat kebelakang seperti biasanya, sehingga untaiannya terbawa angin semakin banyak. Dia menoleh ke arah Takemichi, "Hanya...

Takemichi memiringkan kepalanya, "Hanya?"

"Maafkan aku, Takemitchy." Alphanya menangis di hadapannya, mata hitam itu menyampaikan permintaan maaf sedalam-dalamnya.

Dia meraih jemari Omeganya, mengangkat ke atas bibirnya untuk dia cium. "Seharusnya aku menemukanmu lebih cepat, Maafkan aku. Maafkan aku."

Takemichi mendekatinya, menyandarkan dahi mereka bersama-sama dan berbisik lirih. "Aku sudah memaafkan mu, Manjirou. Bukankah kita sudah membahasnya kemarin, Ayo sayang... Maafkan dirimu sendiri."

"Takemitchy," bisik.

"Mn... Aku disini untukmu, kita sudah memulainya bukan? Kenapa kau menangis lagi?"

"Aku mencintaimu," bisiknya lagi.

Takemichi tersenyum lembut, air mata mulai lolos. "Mn, aku juga."

"Aku sudah mendengarnya dari Inupi, maafkan aku karena tidak ada disana." Mikey mencengkram erat ketika Omeganya tegang. "Itu bukan salahmu," desaknya.

Takemichi di bawa kepelukan Alpha-nya, dalam satu selimut yang beraroma seperti mereka. "Koko sudah mematahkan kakinya."

"Aku mendengarnya," beo Mikey. "Dia pantas mendapatkannya."

"Dia seharusnya mati," tukas Takemichi tajam. "Dia tidak layak hidup."

"Ya, dia."

"Aku berharap untuk tidak menemukan yang sepertinya lagi," kata Takemichi tenggelam di bahu lebar Alpha.

"Kau tidak akan pernah, sayang." Mikey menjawabnya seraya mengelus bahunya yang kecil. "Aku juga disini untukmu."

Takemichi mengusap air matanya, "Aku tahu. Tolong jangan tinggalkan aku lagi."

Mikey melepaskan pelukan dan menangkup wajah Omeganya. "Tidak pernah lagi. Tandai kata-kataku."

Takemichi mendengar dengan senang hati.

.

Pada akhirnya, pasangan itu tetap terbangun hingga pagi menjelang. Aroma dari anggota Pack yang dikenali satu persatu tiba di dapur mini keluarga Sano.

Reiji sedang menguap kecil di gendongan Izana, mengambil alih dan menepuk lembut putranya ini. "Terimakasih sudah menjaganya."

Izana mengangguk.

Mereka sarapan pagi di ruang lain yang lebih besar, Mikey telah membantunya untuk memindahkan hidangan sementara dia membawa Reiji untuk menonton kartun favoritnya.

Baji menemaninya segera, membawa bocah kecil itu di pangkuannya.

Mereka makan besar bersama.

Dengan suara rendah dari televisi besar dan mata biru laut Reiji yang fokus pada satu titik.

Setelah iklan keluar dia segera kembali menggali makanannya.

"April ini dia akan mulai sekolah dasar, dimana rencananya?" Tanya Kazutora sarapan di samping Reiji.

Mikey melirik kearah Omeganya. "Kita belum membicarakan ini, tapi mungkin Takemitchy sudah ada pilihan."

Takemichi mengangguk, membersihkan bibir putranya yang makan berantakan. "Sekolah dasar yang pernah Mikey datangi, karena itu dekat."

Yang lain segera mengangguk.

"Bagaimana dengan kalian?"

Takemichi menatap Inupi dan Emma yang sedang bertukar pikiran dengan suara kecil.

Keduanya menatap dan berbicara, "Koko sudah siap, aku hanya perlu melahirkan bayinya."

"Draken tidak terlalu menyukai rumah sakit, jadi kami akan memanggil dokter untuk datang ke rumah."

Mereka kembali berbicara acak, kabar yang di tunggu tentu saja dari Chifuyu dan Mitsuya. Izana disisi lain merangkul mesra suaminya dan berbicara tentang mengadopsi anak.

"Aku memintanya untuk adopsi Ibu, tapi dia menolaknya."

"Jika dia menyetujui hal itu aku akan mematahkan kakinya untukmu, Izana. Kakucho praktis selingkuh dari mu!"

"Tenang saja, adik ipar. Aku bahkan tidak repot menyetujui hal itu. Kadang kakakmu terlalu keras untuk ini."

Izana memutar bola matanya, "Ayolah... Itu tidak berarti kau menidurinya. Bank sperma sekarang ada untuk apa?"

"Tetap tidak boleh," sahut Mikey dan Kakucho serempak.

Takemichi mendengus kecil lantas tertawa.

Tawa untuk pertama kali di hari itu, semua orang diam-diam saling melirik sebelum ikut serta menertawakan hal itu.

Hanya Reiji seorang diri menatap orang dewasa yang tertawa di sekelilingnya dengan tatapan polos.

Untuk menemukan Ayah dan Ibunya yang tersenyum begitu lembut, untuk menemukan paman pertama favoritnya yang tertawa lepas, Paman Izana yang merengut namun ikut tertawa dan Kakucho yang diam-diam mencium rambutnya yang cantik, Draken-san dan Bibi kesayangannya yang tertawa geli, Takashi-san dan suami Alpha-nya yang keren juga mengikuti, keluarga panther/harimau dibelakangnya yang sangat berisik kecuali Chifuyu-san.

Mereka sangat bahagia.

Dan Reiji ingin kenangan indah ini akan selalu ada dan tidak akan memudar seiring berjalannya waktu.











TBC
Purwakarta,
18/September/2021

🄱🄰🄱🅈 🅁🄴🄸🄹🄸 -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang