17

2.6K 406 43
                                    

"Bagus, makan yang banyak sayang."

Takemichi yang baru saja mencuci tangan di wastafel restoran menatap Alpha-nya. Bertanya tanpa suara, 'Reiji?'

Mikey mengangguk dan mengubah ke mode loadspeaker.

Reiji mereka sepertinya bersenang-senang disana.

"Haruskah kita menjemputnya?" Tanya Takemichi.

Mikey menggeleng, "Biarkan Kazutora yang mengantar."

"Baik kalau begitu."

Pada saat yang sama pelayan datang mengantarkan makanan, Takemichi mendengar suara perempuan di ujung telepon.

Sepertinya sedang berbicara dengan Reiji, atau mungkin menggodanya, Takemichi tidak yakin.

Takemichi tertawa kecil, apakah mereka melupakan telepon dan membicarakan apapun disana. Tapi setidaknya dia mendengar suara Reiji yang berderak senang dan bahagia.

Sampai percakapan mulai merujuk kepada perkelahian.

Mikey tersedak minumannya, sementara Takemichi meletakkan sumpitnya dan mulai berdeham.

Suaranya terdengar dan sudah pasti Reiji segera menegakkan punggungnya tanpa sadar.

"Reiji..."

"Yes, Mom."

Takemichi ingin mengigit pipinya, dia bertingkah manis agar terampuni.

"Apa itu? Perkelahian lain, hmm?"

Dia tidak terdengar marah tetapi ada omelan lembut dalam nada suaranya saat dia berbicara dengan putranya, menunggunya untuk menjawab. Di ujung sana, Reiji duduk gelisah dengan tangan terkepal, matanya tertunduk.

Itu seperti Takemichi ada disini langsung.

Tak seorang pun di tempat mengatakan sepatah kata pun, menunggu dengan napas tertahan.

Takemichi menggelengkan kepala dan berkata. "Tidak ada jawaban?" tanyanya lagi.

"Takemitchy, Reiji baik-baik saja disana..."

Takemichi mengerutkan bibirnya.

"Sayang..." Mikey tampak kewalahan, dia berbicara atas nama putranya yang nakal. "Tidak ada luka atau apapun benar, Reiji?"

"Ya, Tidak ada luka sama sekali." Reiji menjawab dengan tegas. Mulai menatap telepon dengan seringai kepuasan. Ayahnya sangat baik!

Orang-orang yang melihat ingin memekik antusias pada kelucuan wajahnya ataupun pada suara Mikey yang sedang membujuk Omeganya.

"Tsk!" Melotot pada Alpha-nya, "Manjirou... kau terlalu memanjakannya."

"Dia Putraku, siapa lagi yang harus aku manjakan selain kau sendiri tentu saja."

Mendengar itu, orang-orang di ujung telepon berseru rendah dan menyeringai lebar.

Wajah Takemichi terbakar, meraih ponsel dan menutup sambungan.

Tapi mereka masih mendengar kalimat, "Tidak tahu malu!" Dari mulut Takemichi sebelum telepon dimatikan.

Bahu Reiji segera rileks dan kembali menggali makanannya.

Tidak memperdulikan orang dewasa lainnya yang mulai membicarakan sesuatu.

Dia sama sekali tidak tahu yang sedang dibicarakan topiknya adalah orangtuanya sendiri.

.

Reiji pulang diantar oleh Senju dengan mobilnya. Sanzu yang menyetir, dia akhirnya tahu bahwa keduanya adalah Kakak beradik meskipun Sanzu tidak bergaul cukup akrab dengannya bahkan memilih untuk pergi dari rumah.

🄱🄰🄱🅈 🅁🄴🄸🄹🄸 -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang