TW : PEDOFILIA
《JAEREN》
Seorang lelaki dengan jas berwarna hitam duduk di sebuah sofa dengan kaki yang dinaikkan di atas meja. Memperhatikan bagaimana anak buahnya sedang memaksa seseorang untuk mengembalikkan pinjaman beserta bunganya.
Membuang napas bosan saat lagi-lagi mendengar permohonan perpanjangan waktu untuk membayar. Bahkan bunganya sudah hampir mencapai setengah dari jumlah pinjaman.
"Tolong, berikan aku waktu seminggu lagi untuk membayarnya."
"Tidak. Kami sebelumnya sudah cukup berbelas kasihan padamu. Jika tidak bisa membayar, keluar dari rumah ini sekarang juga!"
Percakapan dengan nada yang semakin naik oleh salah satu anak buahnya benar-benar membuat sakit kepala. Mau bagaimanapun, sepertinya orang ini tidak akan bisa memberikan uang pinjamannya. Mungkin sang ketua harus memerintahkan untuk mengusir atau membunuh orang ini, saudara untuk membantu membayar pun tak punya.
Hingga satu suara anak kecil menghentikan bentakan itu, "Ayah... Jangan marahi ayah Renjun, paman." Renjun yang awalnya terbangun dari tidurnya itu menghampiri ayahnya yang duduk bersimpuh memohon.
Tubuhnya sangat kecil, perkiraan Jaehyun anak ini masih berumur 5 tahun. Terlihat semakin kecil karena anak ini memakai baju yang tidak sesuai dengan umurnya. Baju itu milik orang dewasa yang membuatnya tenggelam dengan bahu yang terlihat.
Jaehyun memperhatikan seberapa miskinnya keluarga ini tapi dengan beraninya memijam dalam jumlah besar. Untuk apa sebenarnya uang itu? Anak ini terlihat tidak pernah diurus. Rambut memanjang hingga hampir sebahu, dengan poni yang sudah menutupi alisnya, dan pipi yang terlihat kotor itu, terus Jaehyun perhatikan.
"Kemana selama ini uang itu kamu gunakan?" Jaehyun dengan siku bertumpu pada pahanya, bertanya pada pria yang tidak terlihat baik-baik saja.
"Dia menggunakannya untuk berjudi, Tuan." Ayah Renjun ini merasa dia akan cepat kaya jika berjudi, uang akan berlipat ganda. Tapi ia lupa bahwa uangnya juga bisa habis tak tersisa. Perjudian itu, kaya nya cepat, miskinnya pun cepat. Melupakan seorang anak yang terus menerus berada dikamarnya karena takut.
"Bawa anaknya, jadikan anak itu jaminan." Jaehyun berdiri hendak meninggalkan tempat itu.
Sampai ia berhenti, saat mendengarkan apa yang lelaki itu katakan, "A-ambil saja anak ini! Lunaskan hutangku." Orang tua itu mendorong-dorong Renjun kearah Jaehyun, membuat Renjun terjatuh karena dorongan yang tidak bisa dikatakan pelan.
"Ayah..." Renjun hanya bisa memanggil pria itu. Selain selalu disalahkan karena menjadi penyebab kematian ibunya, Renjun merasa bersalah. Bocah berumur 5 tahun itu hanya menatap ayahnya sendu dan menundukkan kepalanya. Tidak berani melawan karena takut di pukul. Mengapa ia tidak di inginkan sampai sebegitunya?
Jaehyun yang awalnya ingin menjadikan anak itu jaminan agar orang tuanya merasa takut itu menaikkan alisnya, bagaimana bisa orang tuanya sendiri yang menukar anaknya dengan uang? "Bawa anak itu ke mobilku."
"Maaf, Tuan?"
"Tuli?"
"Ah, baik."
Biasanya bukan mobil yang ia pakai sebagai tumpangan para jaminan, itu yang membuat anak buahnya merasa salah dengar.
👥👥👥👥
Mobil hitam itu berjalan pelan. Renjun dan Jaehyun berada di kursi belakang. Renjun tidak berani bersuara, ia hanya bisa meremat jari kecilnya.
"Berapa umurmu?"
"Em.. 8 tahun."
Jaehyun mengkerutkan dahinya, ia menatap Renjun menyelidik, mana mungkin tubuh sekecil itu berusia 8 tahun? Bahkan jika Jaehyun memeluknya, mungkin ia bisa menyembunyikan Renjun ditubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT - RENJUN HAREM
Lãng mạn🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR🔞 cerita one shot milik DOINGILRS memang gantung. seperti sampah ide, yang kalau dibuang sayang. akan ada kemungkinan dilanjutkan, jika cerita milik DOINGILRS yang lain sudah selesai/end. Renjun Harem...
