TOP :
(Eric The Boyz, DK Seventeen, Hyunjin Stray kids, Jake Enhypen)★★★
Renjun itu penolong. Semua orang tahu, semua orang memuji, semua orang mengagumi. Dirinya yang tak tega terhadap hal-hal menyedihkan, menambah kesan betapa polos dan rapuhnya hati miliknya.
Jika awal cerita, sudah diceritakan seperti ini, apakah kalian merasa ada yang aneh?
Benar.
Semua orang hanya mengetahui tampilan luar berupa senyuman dari setiap orang yang Renjun berikan pertolongan. Berawal dari beberapa remaja jalanan, yang memiliki latar belakang tak baik.
Semua orang pastinya akan merasa biasa saja, melihat Renjun mengurus beberapa anak asuhnya. Kita bisa menyebutnya anak asuh, karena mereka diurus oleh Renjun hingga kini. Bahkan saat mereka sudah bekerja sekalipun.
Semuanya sebenarnya tak ada yang salah awalnya. Renjun memang melakukan hal yang seperti beberapa orang pikirkan.
Namun yang menjadi permasalahan..
Ia menyukai tiap pemikiran orang-orang dengan trauma masa lalunya.
Aneh.
Mengobati, memberikan masukan, memberikan ketenangan. Renjun senang melakukannya.
Tidak juga..
Renjun senang, menjadi yang paling dibutuhkan juga.
"Pagi, Eric."
"Kenapa meninggalkan kasurku..? Aku mencarimu.."
"Aku perlu memasak, Eric." Renjun meletakkan spatulanya, menghampiri Eric dan memeluknya, "Selamat pagi, Eric."
"Pagi, pa."
Benar, papa. Panggilan yang mereka sebut untuk Renjun. Perbedaan umur yang tak terlalu jauh, dirasa tak menghalangi panggilan tersebut keluar oleh bibir mereka.
Konsepnya sudah seperti ayah dan anak yang bahagia, bukan?
Tentu iya, jika adegan selanjutnya, mereka tidak berciuman. Eric yang memulainya, dan Renjun membiarkannya. Ciuman terhenti saat Renjun menepuk bahu Eric pelan.
"Papa.. Aku belum selesai."
"Aku akan semakin lama menyelesaikan masakanku, Eric."
"Pa.. Aku hanya ingin mendapatkan ciuman pagi." Wajah memelas itu seakan meminta belas kasihan.
"Dan kamu sudah mendapatkannya. Tunggulah di meja makan, aku akan menyelesaikannya dalam 10 menit."
"Pa.."
Renjun mematikan kompornya. Menatap Eric dengan wajah datarnya, "Aku tidak suka jika tidak didengarkan, Eric. Bisakah menjadi anak yang penurut? Aku benci mengatakan sesuatu dua kali." Renjun kembali tersenyum, "Bisakah? Eric anak yang penurut, kan?"
"Iya, pa." Eric menunduk, berjalan kearah meja makan dengan tatapan Renjun yang masih mengawasinya.
"Pa." Suara larian dari arah tangga terdengar, "Papa.."
"Ya, Hyunjin?"
Hyunjin memeluk Renjun dari belakang, "Jadwal tidurmu, nanti malam denganku, kan? Papa tidak boleh melewatinya lagi seperti malam sebelumnya karena Jake sakit."
"Maaf soal itu, Jake sedang sakit saat itu, aku tidak bisa membiarkannya demam tanpa ditemani." Renjun menaruh makanan itu dipiring dengan tangan Hyunjin yang masih mengelilingi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT - RENJUN HAREM
Storie d'amore🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR🔞 cerita one shot milik DOINGILRS memang gantung. seperti sampah ide, yang kalau dibuang sayang. akan ada kemungkinan dilanjutkan, jika cerita milik DOINGILRS yang lain sudah selesai/end. Renjun Harem...