★★★
Jaehyun bertemu dengan kolega bisnisnya ditempat biasa saat dirinya ingin memakan daging dengan kualitas terbaik. Memberikan tempat privat dengan nuansa klasik dengan alunan lagu yang indah seakan menambah suasana hatinya untuk membicarakan bisnis.
Bukan bisnis biasa. Ini bisnis tentang senjata api keluaran terbaru yang diperjual belikan olehnya. Tidak seperti difilm, dimana suasana amat sangat tegang, pembicaraan yang terjadi hanya seperti pembicaraan bisnis kecil dengan tertawaan mengiringi.
Segalanya amat sangat biasa saja sebenarnya, yang menjadi sedikit keterkejutan adalah asisten yang dimiliki oleh teman bisnisnya ini.
Pria dengan jas yang pas pada tubuhnya itu, pinggang yang dulu Jaehyun pegang serta wajah yang tak berubah sama sekali, membuat Jaehyun dengan cepat mengenali.
Kekasih kecilnya, seorang pria yang dahulu meninggalkannya seorang diri. Yang mengatakan norma lebih tinggi, yang mengatakan tak ada masa depan pada hubungan ini, atau yang mengatakan bahwa dirinya ingin hidup normal, sedang berjalan dengan wajah tanpa ekspresi.
Kerinduan akan tangan yang mengelus pipi Jaehyun serta suara manja yang Jaehyun pernah dengar, seakan meronta ingin dilakukan kembali sekarang, saat mata itu menatap sedikit terkejut kearah Jaehyun.
Tidak sakit hati hingga saat ini, Jaehyun tak pernah sakit hati dengan ucapan yang Renjun keluarkan saat perkataan buruk itu keluar dari mulut Renjun. Saat Renjun menyalahkannya atas hubungan yang mereka miliki dulu.
Lelaki lugu dengan kacamata yang dulunya hinggap diwajah itu, kini masih membuat Jaehyun menjadi berdebar tak karuan. Lelaki yang dulunya juga sama bahagianya, saat perasaannya terbalaskan.
Dengan egoisnya Jaehyun merasa dunia akan mendukung mereka, dengan egoisnya Jaehyun tidak peduli dengan omongan orang sekitar. Membuat Renjun lelah untuk menjelaskan, bahwa hubungan ini bukanlah sesuatu yang pantas dipamerkan.
Tangan Jaehyun mengepal, merasa bimbang saat kekasihnya berada didepannya kembali dalam pakaian formalnya. Terlihat manis.
Para bawahan Jaehyun yang berada disana bahkan bersiaga, seakan merasa bahwa ada masalah dengan pria yang Jaehyun tatap dengan lama. Sungguh, Jaehyun berekspresi dengan kerinduannya.
Seharusnya bawahannya merasa kaget. Jaehyun yang selalu bersikap dingin itu, mengeluarkan ekspresi berlebih hanya untuk menatap seorang lelaki yang berdiri disamping bosnya.
"Apakah ada masalah dengan bawahanku, Tuan Jaehyun?"
Jaehyun menatap kearah lelaki yang bertanya padanya, "Tidak. Apakah dia yang memikirkan negosiasi ini?"
"Anda tahu? Benar, ini ide miliknya."
Jaehyun mengangguk, ide itu bahkan yang dulu menjadi diskusi antar keduanya. Ide yang Renjun keluarkan padanya dulu, membuat Jaehyun mengingat saat pria itu dengan semangat mengeluarkan ucapannya.
"Pintar, selalu pintar." Pujian itu terdengar lain jika Renjun yang mendengar.
"Pintar, selalu pintar. Kekasih Jaehyun memang pintar." Suara itu memuji Renjun dengan bangganya. Pemikiran kekasihnya mampu membantu Jaehyun yang berandai, jika dirinya menjadi jutawan saat bernegosiasi dengan lawan kerjanya.
Renjun tersenyum pada Jaehyun, "Jika menjadi orang kaya nanti, jangan lupakan aku ya! Aku ingin melihatmu memakai jas. Aku juga ingin kaya, tetapi rasanya sulit karena tidak terlalu pintar.."
"Kata siapa? Kamu pintar, sayang."
"Benarkah? Soal pelajaran, aku selalu berada di nilai rata-rata. Tidak sepertimu! Bahkan saat mengikuti organisasi pun, kamu masih bisa menjadi juara."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT - RENJUN HAREM
Romance🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR🔞 cerita one shot milik DOINGILRS memang gantung. seperti sampah ide, yang kalau dibuang sayang. akan ada kemungkinan dilanjutkan, jika cerita milik DOINGILRS yang lain sudah selesai/end. Renjun Harem...