Mark x Renjun
★★★
Renjun menatap kearah Mark yang membentak ibunya. Renjun melihatnya sendiri. Walaupun, perempuan itu adalah ibu tiri Renjun, Renjun tetap merasa kasihan padanya.
Entah masalah apa Mark meneriaki ibunya. Namun, Renjun yang awalnya bersemangat menghampiri Mark yang baru saja pulang, menjadi berhenti dari lariannya.
Renjun menghampiri pelan, dengan keberanian untuk menolong ibu tirinya. Dirinya mendekat dengan langkah kecil, "Kak Mark... Ada masalah apa? Tidak baik meneriaki ibu seperti itu.."
Mark menatap Renjun tajam, namun setelah Mark sadar siapa yang ia tatap, dirinya menarik napas dalam, "Renjun sejak kapan mendengar kak Mark berbicara?"
"Dari tadi. Di tangga. Renjun melihat mobil kak Mark dan ingin menghampiri."
"Baiklah. Ayo, ini sudah larut. Waktunya kamu tidur."
"Tetapi, kak.. Kakak habis memarahi ibu."
"Hanya mengobrol saja."
Mark menarik tangan Renjun, dirinya yang bodoh hingga membiarkan kemarahannya dilihat oleh Renjun. Selama ini, Mark mencoba menjadi kakak angkat yang baik untuk Renjun.
Adik kecil yang sekarang sudah berusia 17 tahun. Mark itu, idola Renjun. Renjun menyukai setiap hal yang Mark lakukan, terlihat keren. Renjun sudah menjadikan Mark panutannya dari dulu.
Renjun hanya mengikuti Mark hingga masuk ke kamar milik Mark. Mark membiarkan kebisuan mengisi saat dirinya mengganti baju miliknya. Mark sebenarnya masih dilanda kemarahan, tetapi dia tak mungkin melampiaskannya pada Renjun.
"Tidur bersama kakak malam ini, Renjun."
"Iya, kak." Renjun menatap Mark yang mengecek ponselnya, membuat Renjun kembali merasa gugup, "Kak.."
"Ya?"
"Ada masalah apa dengan ibu?"
"Tidak ada."
"Kak."
"Dia menyuruhku membawa seorang kekasih. Aku tidak mau."
"Tidak perlu memarahi ibu begitu." Renjun menggelengkan kepalanya. Mark yang berubah marah adalah hal yang paling menakutkan.
"Bagaimana kabar hubunganmu dengan kekasihmu, Renjun?"
"Baik."
Mark kali ini memijat lehernya, "Tidak ada seks, ingat."
"Paham, dengan sangat." Renjun menatap Mark. Dia menarik ujung bibirnya keatas, dengan dengusan pelan, "Bagaimana rasanya?"
"Rasa apa?"
"Menyukai seorang lelaki."
"Luar biasa. Sangat rumit. Apalagi, yang aku sukai, adik tiriku sendiri."
"Itu resiko. Aku sudah memintamu memulai hubungan dengan orang lain, kamu saja yang selalu menolak."
Renjun tahu, Mark menyukainya. Mencintainya seperti seorang kekasih. Namun, Renjun hanya bersikap tak peduli. Menurutnya, perasaan Mark, sudah menjadi tanggung jawab Mark dalam menanganinya.
Renjun awalnya terkejut tentang fakta itu. Namun setelahnya ia mengedikkan bahunya. Tak masalah, jika dirinya tak dirugikan, maka Renjun akan membiarkan. Tipikal orang yang ingin mengambil keputusan yang mudah saja. Tak ambil pusing.
Orientasi, perasaan, Renjun tak akan ikut campur tentang masalah yang Mark hadapi. Dirinya lebih memilih membiarkan Mark menghadapi dan berjuang sendiri tentang keputusan yang akan Mark ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT - RENJUN HAREM
Romance🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR🔞 cerita one shot milik DOINGILRS memang gantung. seperti sampah ide, yang kalau dibuang sayang. akan ada kemungkinan dilanjutkan, jika cerita milik DOINGILRS yang lain sudah selesai/end. Renjun Harem...
