SEX = MONEY - NoRen

20K 678 86
                                        

《NOREN》

Renjun membutuhkan uang untuk membayar kuliahnya, segala pekerjaan yang mampu ia lakukan sudah ia coba, gaji yang sedikit dengan kerja keras terasa tidak setimpal.

Renjun butuh uang lebih dan yang paling cepat adalah menjual tubuhnya sendiri. Hanya beberapa kali melakukan itu, dan gajinya bisa setara dengan gaji bulanannya di minimarket dahulu.

Ia ragu awalnya, tapi saat melihat teman kampusnya yang amat sangat kaya membuat Renjun ingin mencoba bertanya. "Jeno.. Menurutmu, jika aku menjual tubuhku, berapa uang yang akan aku dapatkan?" Renjun bertanya hati-hati menunggu reaksi temannya itu. Mengigit pipi bagian dalamnya, sedikit ragu saat melihat reaksi yang ditampilkan oleh temannya.

Jeno menaikkan satu alisnya, "Mengapa?" lalu bersandar pada sandaran kasurnya. Tanpa melihat Renjun yang terlihat gugup dari raut wajahnya.

"Jika aku menawarkan tubuhku padamu, kira-kira kamu akan membayarku berapa?"

"Kamu serius? Karena apa?" Jeno mulai menatap dengan serius Renjun didepannya.

"Aku membutuhkan uang. Apa.. Kamu sedang ingin melakukan seks?"

"Bagaimana dengan 5 juta?" Tidak dipungkiri Jeno sedikit tertarik dengan tubuh temannya yang terlihat ramping. Setidaknya, mencoba tubuh Renjun agar ia tidak penasaran terus menerus tidak ada salahnya. Apalagi temannya ini dengan senang hati melakukannya asalkan dibayar.

"Serius? 5 juta?" Renjun meremat tangannya. 5 juta terlihat besar nominalnya. Tapi ia tidak yakin bahwa dirinya berhak mendapatkan uang sebegitu banyaknya, kurangnya pengalaman dan kenyataan bahwa ia lelaki, bisa saja membuat Jeno menyesal menggunakan tubuhnya.

"Tapi.. Aku tidak pernah melakukan seks. Mungkin kamu tidak akan puas, benarkah aku bisa mendapatkan 5 juta?" Hanya satu malam ia mendapatkan uang. Harga itu jauh dari ekspektasinya. Orang kaya memang tidak main-main memberikan harga.

"Tidak masalah. Ayo, lakukan." Jeno mendekatkan tubuhnya. Menyentuh tubuh Renjun dengan tangannya, "Rileks saja." lalu ia menidurkan tubuh Renjun dan mengukungnya.

Setelahnya mereka melakukan apa yang menjadi kesepakatan dengan desahan yang bersautan memenuhi kamar Jeno yang kedap suara.

👥👥👥👥

Jeno berjalan pergi dan kembali dengan uang yang ia pegang ditangan kanannya. "Ini, Renjun." Dengan sigap tanpa peduli dengan sakit dibagian belakangnya, Renjun mengambil uang itu.

"Terima kasih, Jeno." Renjun bangkit berdiri dan memakai pakaiannya kembali.

"Ingin kemana? Bukankah kamu lelah?"

"Aku ingin langsung membayarnya. Terima kasih ya Jeno, kalau kamu membutuhkan tubuhku lagi, kamu bisa mengatakannya." Dengan semangat Renjun mengambil tasnya, tersenyum ceria menatap Jeno. Wajah yang awalnya terlihat frustasi itu menjadi sangat cerah.

Hingga saat Renjun berjalan dengan cepat, "Shh.." Ringisan itu terdengar oleh Jeno. "Aku bilang apa, istirahat saja dulu. Lagipula, walaupun aku memakai kondom, tetap terasa lengket karena pelumas, kan?" Jeno kembali duduk. Tubuhnya yang tanpa atasan itu ia sandarkan pada kepala ranjang.

"Tidak masalah! Aku pergi dulu ya, Jeno." Renjun pergi sambil melambaikan tangannya dengan semangat.

👥👥👥👥

Kesepakatan itu terus menerus dilakukan saat Jeno ingin atau saat Renjun menginginkan uang. Saat pertama kali hal ini terjadi, Jeno dan Renjun sepakat tidak akan melibatkan perasaan sama sekali.

Renjun pun tidak masalah, ia lebih membutuhkan uang daripada cinta. Yang terpenting kuliahnya berjalan dengan lancar.

"Ren."

ONE SHOT - RENJUN HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang