Sesuai apa yang author tulis di chapter sebelumnya, nih ya next nya.
Selamat membaca...
Jangan lupa vote!! Baca doang vote kagak. Tinggal pencet tanda bintang doang gak bakal bikin jempol ilang ye, mohon kerjasamanya 😒
Oh ya, komen juga Jan lupa. Serah dah mau komen apa.
.
.
.
Zion melirik Asti kala mereka makan bersama, Asti nampak cuek dengan sekitarnya. Bahkan saat dia selesai langsung pergi begitu saja tanpa menunggu Zion.
Sementara itu Asti pergi bersantai di tepi kolam renang, di sana ia kembali membaca novelnya.
Tak pernah bosan ia saat membaca novel, ia tau Zion tengah memperhatikannya dari balkon.
Ide brilian muncul di kepala Zion, ia lari turun menghampiri Asti sambil berkata. "Sayang belanja yuk!" ajaknya tersenyum sumringah.
Ia mengambil tempat di sebelah Asti, "mau gak Yang? kita jalan jalan berdua"
Asti menghela nafas gusar, "males"
Bibir Zion langsung melengkung ke bawah, ia memeluk Asti dari samping. "I am sorryyy, why. Why we stop talking!" ujar Zion dengan suara teredam karena ia menenggelamkan wajahnya di leher Asti. "Can you stop?!" tanya Asti geram.
"i can't, i miss youuu. Stop ignore me babe" rajuk Zion.
"semisalnya aku balik perhatian lagi, apa kamu juga bisa perhatian sama aku? Kurangin sedikit aja waktu kamu yang selalu kencan sama laptop mu!?"
Zion langsung mengangguk mantap menatap lucu Asti, "aku bakal luangin waktu buat kamu, janji gak kaya kemaren" ucap Zion. Nada bicara Zion terdengar mirip seperti anak remaja yang berusaha berbaikan dengan sang pacar.
"okay, kita lihat nanti bagaimana jadinya" sahut Asti menutup novel. Ia menarik Zion ke pelukannya, "gak cuma kamu yang butuh perhatian, aku juga mau kali di perhatiin sama kamu" kini giliran Asti yang merajuk.
"Di kira aku gak butuh perhatian apa" imbuhnya.
Zion tersenyum hangat, "uuhhh, sayaaang. Cini Cio manjain"
Asti terkekeh mendengar ucapan Zion. "Cio mau kiss boleh?"
Asti langsung melepas pelukan secara mendadak, "gak. Aku gak mau" balik ke mode galak.
Asti pergi buat Zion melongo, "sayang!" panggilnya kesal.
__
Dimana ada Asti, di situ ada Zion. Di halaman belakang, tepatnya di gazebo Asti sibuk dengan benang warna warni. Ia ingin membuat sweater dengan cara di rajut. Sedangkan Zion, ia juga sibuk. Sibuk bermain dengan bola benang wol dengan posisi tengkurap. Tangannya menggulirkan bola benang ke sana kemari, "aku baru tau kalo kamu bisa ngerajut" ujar Zion. "Jelas kau baru tau, kau kan sibuk bekerja selama ini"
"Jangan di bahas lagi sayang," ujar Zion memutar bola mata malas. Ia tak suka jika Asti mengungkit masalah yang sudah berlalu, "Jangan di bahas lagi sayang," ujar Asti mengulangi perkataan Zion namun dengan nada mengejek.
"Yang!" sentak Zion kesal. Dan dengan santainya Asti malah menyambungkan perkataan Zion dengan lirik lagu,"yang hitam... Pacar ku yang pertama. Dia tampan dan kaya... Sangat manja pada ku. Yang putih... Pacar ku yang ke dua... Juga tampan dan kaya. Cinta mati pada ku. Aku tak--"
"Stop it! Kamu di baikin lama lama malah ngelunjak ya. Jangan kamu pikir aku bakal tahan sama sikap tengil kamu. Alqi nya Cio gak semenyebalkan ini, paham!" Pekikan kesal Zion buat Asti berhenti merajut. Ia melongo saat Zion berjalan pergi meninggalkan Gazebo dan masuk ke rumah.
"Lah... Di kira gua peduli apa, dia aja kenal gua cuma seminggu mana tau aslinya gua gimana. Itu aja waktu masih piyik. Untung gua sabar, kalo enggak udah gua sleding tu orang, gua aja selama 2 tahun bisa tahan ama dia. Masa baru beberapa hari dia gak tahan ama sikap gua" ujar Asti sambil geleng geleng kepala, jangan kalian kira dia tidak bisa berbicara dengan bahasa gaul. Hanya karena kebiasaan tata Krama yang sudah melekat di keluarganya dia jadi seperti ini.
Seperti ini bagaimana? Elegant, anggun dan attitude nya yang bagus, plus lemah lembut.
Aslinya dia itu gadis yang menyebalkan, tengil dan blak blakan dalam berbicara. Ia di didik dengan keras dan jadi seperti sekarang. Hanya saja, sifat aslinya ini tak bisa hilang. Ruang lingkup pertemanannya luas, dulu saat kuliah saja dia mengambil jurusan sastra bahasa namun cara bicaranya seperti anak jurusan HI, dalam satu kalimat ia bisa mencapurkan bahasa lain. Bahasa daerah, bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya ia mix dalam satu kalimat. Hanya orang pro yang paham apa katanya.
Asti menggendikan bahunya tak peduli dengan apa yang Zion katakan, ia melanjutkan kegiatannya yang terhenti yaitu merajut. Dengan senandung kecil tangan lentiknya lihai merangkai benang menjadi bentuk yang ia inginkan.
Sementara Zion, ia mendengus kesal saat melihat Asti malah melanjutkan kegiatannya dan bukan mengejarnya. Ia melihat jika mulut Asti bergerak menggerutu, tapi entah apa yang di gerutukan. "Kenapa gak ngejar aku sih, makin hari makin cantik tapi juga nyebelin berkali kali lipat" rajuknya mengerutkan bibir pertanda kesal.
"Kejar kek, dibujuk. Ini enggak, malah di biarin. Gak nyangka kalo kamu bisa jadi cewe nyebelin kaya gini" gerutu Zion berbalik dan pergi ke kamar.
•••
Chapter selanjutnya tersedia jika vote mencapai angka 215, komen juga jangan lupa.
Dua tiga kaktus nusuk pepaya
Hiatus kek nya enak ya🤔Bye😶
KAMU SEDANG MEMBACA
'Haus perhatian' [ HIATUS ]
Randombagaimana reaksimu jika seorang pria yang selalu bersikap dingin dan acuh tiba tiba haus akan perhatianmu? "selamat pagi dunia!" "apa kau tak mau mengucapkan selamat pagi juga padaku?" "apa? kau sehat? kenapa tiba tiba sikapmu berubah, hah!?" "apa s...