Asti risih saat pandangan para karyawan Zion yang menatapnya sedari tadi. Sinis dan kagum itu yang Asti lihat.
Semakin risih lagi karena Zion memeluk pinggangnya posesif. "bisa tidak berjalan tanpa memeluk diri ku seperti tadi." kesal Asti melepas tangan Zion dari pinggangnya.
Mereka berada di lift dan hanya berdua.
"tidak." jawab Zion kembali merangkul pinggang sang istri.
Lift berhenti, mereka pun melangkah keluar bersamaan. "apa pekerjaan mu banyak?" tanya Asti saat baru memasuki ruangan milik Zion.
"lumayan, kau tunggu di sini saja."
Asti mengangguk pasrah.
Sebelum Zion melepas rangkulannya ia sempatkan mencium kening Asti sejenak. "apa kau sakit? Kenapa dari kemarin sikap mu aneh?" tanya Asti bingung.
Bukannya menjawab Zion malah tersenyum hangat. "duduk saja di sofa itu, bila kau bosan masuk saja ke ruangan itu. Disana ada kasur juga tv jika kau ingin nonton."
"hm." jawab Asti malas.
Zion curi curi pandang pada Asti yang sibuk dengan handphone nya. Pakaian casual saja terlihat cantik dan untuk make up, Asti hanya memakai bedak dan pelembam bibir saja sudah terlihat sangat cantik. Bagaimana bila berdandan lebih?
Membayangkannya saja buat Zion tersenyum lebar.
Poup ting~
Etensi Zion beralih menatap Asti yang terlihat kesal, "parasit!" umpat Asti.
Ia memblokir no tersebut dan tak lupa melaporkannya dengan laporan di luar nalar. Asti meletakan handphone nya di meja setelahnya merogoh tasnya dan mengambil sebuah novel.
Kali ini ia membaca cerita tentang keluarga keturunan setengah iblis. Gengster turun menurun dan tak lupa kisah pembunuhan yang terbilang sadis.
Zion menatap Asti yang terlihat anteng saja disana. Ia pun mulai fokus pada berkas berkas di depannya dan Asti mulai membaca setiap kata dengan khitmat.
Hingga tak terasa jam makan siang tiba, Zion melirik jam dinding ternyata jam 12 tepat kemudian berganti menatap Asti.
Kenapa ia tak mengingatkan ku makan siang lagi? Sudah seminggu ini dia tak lagi mengirimi ku pesan untuk mengingatkan ku makan_batin Zion bingung.
Ia pun membereskan mejanya dan tak lupa membawa berkas yang belum ia baca. Ia lanjutkan saja di rumah.
Setelahnya ia menghampiri Asti yang terlihat masih fokus dengan bacaannya. "ayo pulang." ajaknya buat Asti mendongak.
"selesai? Tumben sekali, paling lambat kau pulang jam 10 malam." ucap Asti heran.
"ku lanjutkan di rumah. Ayo makan siang dulu kemudian pulang."
Asti mengangguk patuh dan memasukan novelnya ke tas juga handphone nya.
"tumben kau ingat makan siang." ucap Asti bermaksud menyindir Zion.
"karena sudah tak ada yang mengingatkan ku untuk makan siang maka mau tak mau aku harus mengingatnya sendiri." jawab Zion.
Mereka berjalan beriringan dengan Zion yang menggenggam tangannya, "oh begitu, yang mengingatkan sudah tak ada karena setiap di ingatkan kau mengabaikannya jadi untuk apa di ingatkan." celetuk Asti buat Zion merasa resah.
¤¤¤
Asti dibawa ke restoran ternama oleh Zion. Mereka menikmati makan siang dalam hening.
Mata tajam Zion menangkap seorang pria yang tengah menatap suka istrinya. Kenapa aku baru sadar bila banyak laki laki yang menyukainya?_kesalnya dalam hati.
"apa kau sudah selesai?" tanya Asti datar.
"kenapa?" tanya Zion bingung.
"cepatlah, aku tak nyaman. Ada salah satu parasit yang selalu mengganggu ku di sini." ujar Asti malas.
"dimana?" tanya Zion dingin.
"tak usah kau pedulikan, dia di belakang mu." jawab Asti. Zion menyelesaikan acara makannya kemudian membawa pergi Asti dari restoran itu. Tentu setelah membayar makanan mereka.
Dalam perjalanan menuju rumah lagi lagi hanya ada keheningan. "apa benar William itu mantan mu?" tanya Zion datar.
"hm, mantan paling ku benci. Ternyata aku hanya bahan taruhannya dulu dan itu berjalan singkat selama 4 hari dan akhir akhir ini dia selalu menganggu ku lewat chat." jawabnya malas.
"jangan bahas lagi, aku malas membicarakan hal yang tak penting." lanjutnya.
Asti menyenderkan kepalanya dan menatap sisi jalan yang terlihat lenggang.
Moodnya jadi buruk_batin Zion.
Ia menghela nafas panjang, saat mobil mereka sampai Asti segera keluar mobil. Moodnya menurun drastis, bahkan Bibi Mey bisa melihat jelas bila majikannya sedang dalam mood yang buruk.
"eum... Tuan, nyonya kenapa?" tanya Bibi Mey cemas. "huh... dia melihat salah satu pengganggunya saat kami makan siang tadi." jawab Zion gusar.
Bibi Mey mengangguk paham, sementara Zion langsung menyusul Asti ke kamar.
Zion menatap cemas Asti yang duduk diam menatap ke luar jendela, ia segera menghampirinya saat melihat setetes bulir air mata yang meluncur bebas. "wanna tell me what your problem?" tanya Zion lembut.
Dari raut wajah Asti, Zion bisa menebak banyak masalah yang Asti hadapi. Asti sendiri masih diam menatap lekat Zion.
Zion ikut menatap Asti dalam hingga ia terkejut saat Asti memeluknya. "tolong buat aku tenang. Aku lelah menghadapi parasit itu, please help me." ucap Asti menangis memeluk Zion.
"aku tak tenang bila memegang handphone bila sesaat saja. Bahkan aku hampir membantingnya namun Bibi Mey menghentikan ku." imbuhnya.
Zion mengusap punggung Asti dengan perlahan. "sejak kapan ini terjadi?" tanya Zion lembut sambil mengecup pucuk kepala Asti.
"one years." jawab Asti.
Zion mengurai pelukan beralih menangkup pipi Asti, "kenapa gak bilang dari awal?" tanya Zion lembut. Tersirat kecemasan dalam nada bicaranya. "apa kau pernah peduli pada ku, aku sudah pernah mengatakannya namun apa? Kau mengabaikan ku ingat!?" kesal Asti menepis tangan Zion.
Ia pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Zion menghela nafas panjang. Sebegitu cuek kah dirinya hingga Asti mengatakan hal penting malah ia abaikan?
Asti keluar kamar mandi berganti pakaian santainya. Kaos over size dengan paduan celana joger hitamnya. Zion menghadang Asti yang akan keluar kamar, "maafkan aku yang selalu mengabaikan mu. Aku berjanji pada mu aku akan membereskan para parasit itu." ucap Zion menatap dalam Asti.
"aku akan sangat berterima kasih bila kau melakukannya untuk ku." ujar Asti tulus. "untuk sekarang biarkan aku sendiri dulu," lanjutnya.
"kau akan kemana?" tanya Zion gelisah. Asti tak akan meninggalkannya kan?
Asti menatap malas Zion, "halaman belakang." jawab Asti malas.
Zion lega mendengarnya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
'Haus perhatian' [ HIATUS ]
Acakbagaimana reaksimu jika seorang pria yang selalu bersikap dingin dan acuh tiba tiba haus akan perhatianmu? "selamat pagi dunia!" "apa kau tak mau mengucapkan selamat pagi juga padaku?" "apa? kau sehat? kenapa tiba tiba sikapmu berubah, hah!?" "apa s...