14💫

2K 125 10
                                    

Yohoho 🎉

Siapa yang nunggu author update?

Yang kena jebakan Batman siapa hayo🤭 Dahlah gak perlu bertele tele lagi.

Happy reading~~

.

.

.

Zion memulai harinya dengan kesibukan yang biasa ia lakoni, meeting dengan client dari perusahaan Baifen Crop.

Kerjasama antara kedua perusahaan terjalin lancar, bahkan Zion diajak makan siang untuk merayakan kerjasama yang baru terjalin.

Zion ingin menolak, namun ia khawatir itu bisa merusak image dirinya dan perusahaan miliknya.

Dengan terpaksa ia terima ajakan rekannya itu, Zion merasa gelisah karena meninggalkan Asti sendirian di apartemen.

Kenapa apartemen? Ya, karena Zion dan Asti tengah berada di Dubai.

Berbicara tentang Asti, hubungan keduanya sudah dalam kondisi aman terkendali. Semenjak hari itu, hari dimana Asti membawa Zion jalan jalan namun malah melihat peristiwa yang buat keduanya berfikir keras.

Bahkan sudah lewat 2 hari, Asti maupun Zion masih mencoba berfikir positif tentang kejadian hari itu. Namun nihil, hasilnya tetap mengacu pada opsi pertama dari dugaan keduanya.

"Tuan Artchi? Apa yang tengah mengusik pikiranmu hm, kenapa nampak sangat khawatir?" Pertanyaan yang di lontarkan oleh Fendra yang tak lain adalah rekan kerjanya buat Zion tersadar dari lamunannya. "Ah, maaf. Hanya teringat akan istri"

Mendengar jawaban Zion, Fendra terkekeh kecil. "Ternyata itu yang mengusik mu, apa kau merindukan dia?" Zion mengangguk, entah kenapa ia jadi merasa canggung. "Apakah menikah itu menyenangkan?" Tanya Fendra lagi.

"Menyenangkan, memiliki istri yang selalu perhatian bahkan menyayangimu dan bisa mengerti tentang apa yang tengah kita rasakan sepertinya adalah keberuntungan yang tidak ada habisnya" Fendra tersenyum simpul mendengarnya.

"Seperti kau sangat bahagia, oh ya nanti teman ku ada yang akan ikut bergabung. Apa kau keberatan?"

Zion menaikkan sebelah alisnya, "Keberatan? Untuk apa, tentu tidak Tuan Fen." Balas Zion.

Mereka terus mengobrol hingga tak lama datanglah seorang lelaki dengan pakaian yang rapi namun non-formal.

"Fen" Panggil teman Fendra buat Fendra langsung menoleh, nampak senang dengan kedatangan teman yang sudah seperti sahabat baginya.

"Kau sudah datang, kemari dan duduklah" Ujar Fendra. Zion mendongak, dan sedikit termangu dengan wajah lelaki itu. Pretty boy? Pikir Zion.

Ya, karena teman Fen ini memiliki wajah yang cantik bak gadis namun dengan fisik pria. Apakah saat proses penciptaan fisiknya tertukar hingga lahir lelaki? Dalam hati Zion memaki pikiran yang membuat kemungkinan yang tidak tidak, "Tuan Artchi, kenalkan dia Ryu. Dan Ryu, ini Tuan Artchi. Rekan bisnis ku dari Indonesia" Zion berjabat tangan dengan Ryu, Kemudian mereka segera memulai makan siang saat pesanan sudah datang.

Sesekali mereka membicarakan tentang hobby dan juga tentang bisnis.

Terlepas dari ketiganya, saat ini Asti tengah menunggu Zion pulang. Memang Zion sudah bilang jika dirinya akan pulang telat, Zion bilang akan pulang setelah makan siang. Meski begitu, Asti tetap menunggu Zion karena dirinya bosan sendirian di apart.

Padahal baru sehari, ia bosan dengan kasur juga handphone. Mungkin jika Zion kembali nanti ia akan meminta Zion untuk mengajak ya jalan jalan.

Siapa tau Asti bisa menemukan kesenangannya di Dubai, ia sungguh bosan. Bahkan Novel pun tak minat untuk ia baca.

'Haus perhatian' [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang