Ku ketuk pintu kamar apartment Zayn yang letaknya berada di depanku. Dan tentu, sebelum aku mengetuk pintu kamar apartmentnya, aku sudah terlebih dulu meneleponnya apakah aku bisa datang saat ini atau tidak.
Sesaat kemudian, muncullah sesosok lelaki yang masih memakai pakaian yang sama saat aku pertama kali bertemu dengannya.
"Zayn?" Ucapku yang kemudian Zayn langsung mempersilahkan diriku untuk masuk ke dalam apartment miliknya. Perkataan Zayn itu benar. Disini terlihat jelas bahwa masih banyak kardus berserakan di lantai serta barang-barang yang tidak beraturan letaknya.
Sejujurnya aku merasa bingung. Harus dari mana aku memulai merapihkan ini semua?
"Zayn. Kau mau aku membantu merapihkan barang-barangmu untuk ditaruh, atau bagaimana?" Tanyaku dengan wajah yang gusar. Memang benar jika hanya Zayn seorang yang merapihkan ini semua aku yakin Zayn tidak mampu melakukannya.
Zayn berjalan mendekat ke arahku dan menatap kedua bola mataku dengan mata berwarna coklat hazel miliknya. "Entahlah. Aku menyerahkan semuanya padamu."
Apa ini artinya harus aku sendiri yang merapihkan semua barang-barang ini? Lalu bagaimana dengan Zayn?
"Jika aku merapihkan barang-barang ini sendirian, lantas kau sendiri akan melakukan hal apa?"
Zayn terlihat berpikir sesaat sebelum mulutnya terbuka dan mengucapkan sesuatu. "Tidak usah banyak bicara. Lebih baik aku membuatkanmu minuman, dan dengan itu kau merapihkan barang-barang milikku." Ucap Zayn yang kemudian pergi meninggalkan ku untuk menuju dapur dan aku sendirian di tempat ini.
Ku ikat rambut panjang berwarna pirang milikku menjadi sebuah model pony tail. Aku sengaja mengikatnya agar saat aku membersihkannya, aku tidak merasa risih dengan adanya rambutku yang menghalangi pandangan mataku.
Aku mulai merapihkan barang Zayn dengan cara mengeluarkan isi barang-barang tersebut dari kardus dan menaruhnya di tempat yang menurutku menarik. Perlahan tapi pasti, kubawa barang-barang Zayn untuk dipajang didekat TV miliknya. Kuambil sebuah hiasan berbentuk menara Eiffel lalu menaruhnya di sebelah kanan TV yang jaraknya agak sedikit berjauhan dengan lainnya.
Kulanjutkan aktivitasku dengan mengambil kardus-kardus lainnya, dan berjalan bolak-balik untuk merapihkan. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatianku saat ini.
Di sebelah kiriku yang letaknya tidak jauh dari posisiku saat ini, terdapat sebuah kardus yang warnanya berbeda dengan lainnya. Jika kardus lain berwarna coklat muda, maka kardus yang satu ini berwarna hitam serta tulisan di atas kertas yang dapat kubaca dengan jelas.
"JANGAN BUKA KARDUS INI ATAUPUN MENYENTUHNYA SELAIN DARI PEMILIKNYA! -Z.M."
Ku dekatkan posisiku dengan kardus tersebut dan menyentuhnya secara perlahan. Karena sesungguhnya, rasa penasaranku lebih besar daripada rasa ketakutanku. Aku mulai mengangkat kardus hitam tersebut. Pada awalnya memang aku mengira ini akan berat. Namun itu semua sangat salah dan jauh dari dugaan pikiranku.
Kardus hitam yang kini ku dekapkan sangat terasa ringan. Bahkan aku tidak yakin kalau di dalam kardus ini terdapat barang-barang. Apa mungkin ini adalah sebuah barang rahasia Zayn? Maksudku, seperti barang pribadi miliknya yang artinya tidak ada yang boleh membukanya selain pemiliknya.
Dan dikardus tersebut terdapat tulisan Z.M. Sudah bisa kupastikan bahwa itu adalah Zayn. Z.M adalah singkatan Zayn Malik. Walaupun Zayn tidak memberi tau hal ini, aku bisa menebaknya dengan cepat.
Ku tengok ke arah kanan, kiri, serta belakangku untuk berjaga-jaga. Zayn tidak ada disekitarku. Apa mungkin Zayn sedang pergi meninggalkan ku disini?
Untuk bisa lebih memastikan, aku menaruh kardus hitam tersebut dan berjalan menuju arah dapur. Tidak ada tanda-tanda Zayn disini. Dan kurasa ini saat yang tepat dan aman.
Aku berjalan menuju tempat dimana kardus hitam tersebut berada. Aku mengambilnya dengan perlahan dan ingin membukanya. Jika aku tidak bisa membukanya, setidaknya aku bisa mengintipnya.
Namun, keanehan bagiku terjadi lagi disini. Sehelai bulu berwarna putih yang bentuknya sangat kecil terletak pada ujung kardus tersebut. Entah mengapa aku merasa mengenali bulu tersebut.
Sedetik kemudian aku berpikir dan akhirnya aku menemukan jawabannya. Bulu tersebut adalah sebuah bulu yang menempel pada jaket kulit milik Zayn. Apa Zayn memelihara sebuah binatang yang berbulu putih disini?
Kutepis pikiran anehku tersebut dan segera mengintipnya dari celah-celah kardus. Namun, saat aku ingin menaruh kembali kardus hitam tersebut, di depanku saat ini ada seseorang yang berdiri melihatku dengan tatapan sengitnya.
Dia adalah Zayn Malik.
Dan bersamaan dengan itu, sebuah jam tangan hitam milikku terdengar berbunyi dengan keras sehingga suara sunyi diruangan ini terkalahkan dengan suara bunyi yang berasal dari jam tanganku.
Ini aneh.
**
Haii!
im sorry for the late updatee!
ini chapter four entah knp gue sedih soalnya semacem ngingetin ttg..ya tau lah:')
dan..Sebenernya gue ngetik Tik Tok sambil nangis. Gue gabisa nahan air mata setiap nulis kata Zayn di ff ini. maafbgtt kalo yg udh nungguin tp gue slow update:""25 maret..
ada yang nyadar gaa? setiap orang countdown konser 1d di indo. Tapi sebenernya disitu juga mereka countdown Zayn..
vote&comment?thank you:)xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Tik Tok
Horror"Aku ingin membeli jam tangan ini." "Baiklah. Tetapi aku hanya memperingatkanmu untuk berhati-hati." Sebuah jam tangan berwarna hitam ini selalu melekat di pergelangan tanganku kemanapun aku pergi. Entah mengapa aku selalu merasakan kehadiran seseor...