f i v e

7.9K 792 28
                                    

Zayn masih berdiri di depanku beserta dengan siratan amarahnya yang terpancar dari kedua bola matanya tersebut. Nafasku tercekat, dan tubuhku sedikit bergemetar yang kemudian disusul dengan keringat yang berjatuhan melalui dahi dan leherku.

"Apa kau buta huruf?" tanya Zayn dengan tegas yang kemudian bergantian menatap ke arah kardus hitam yang pegang saat ini.

"M-maafkan aku, Zayn. Sungguh aku sangat tidak berma-"

"Jika kau tidak bermaksud, lalu mengapa kau masih memegang kardus hitam milikku? Dan ku pikir kau adalah seseorang yang cerdas dalam mengatasi suatu barang privasi."

Apa Zayn baru saja memarahi seorang Cassandra Galena?

Kutarik nafasku perlahan dan menghembuskannya sedetik kemudian. "Dengar, kau sendiri yang memintaku untuk merapihkan barang-barangmu. Lalu disaat aku ingin mengambil kardus lainnya, aku melihat kardus hitam ini jaraknya sangat dekat dengan posisiku saat itu. Dan--lagipula apa salahnya jika aku menghemat tenagaku untuk mengambil kardus yang lebih dekat denganku?"

Zayn masih tidak bergeming dan hanya menatapku dengan sengit. "Baiklah, alasanmu masuk akal. Namun, aku tau bahwa kau berbohong. Sejujurnya, kau hanya merasa penasaran mengapa kardus ini berbeda warnanya dengan yang lain."

Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain meremas ujung kaus milikku karena merasa canggung. Bagaimana bisa Zayn mengetahui hal tersebut? Apa Zayn mampu membaca pikiranku? Atau memang Zayn melihatku saat aku mengambil kardus hitam tersebut?

"Apa kau bisa membaca pikiranku?" tanyaku kepada Zayn karena memang sedari tadi aku memikirkan hal tersebut.

Zayn membuka mulutnya untuk berbicara, namun suara dering ponsel menggagalkan ucapan Zayn. Aku masih menatap Zayn yang kemudian bergantian menatap ponselnya untuk memberinya sinyal bahwa aku membolehkannya untuk mengangkat telepon tersebut. Dan sedetik kemudian Zayn melesat pergi meninggalkan ku sendirian di ruang tamu apartment miliknya ini.

Kulihat arah jarum jam ditanganku yang sudah menunjukkan pukul 7 malam. Itu sangat tidak terasa bahwa aku sudah berada disini sekitar tiga jam. Karena Zayn tak kunjung datang, dan ditambah dengan badanku yang pegal, akhirnya kuputuskan untuk beristirahat sejenak dengan duduk disofa terdekatku.

Sofa berwarna biru tua ini mampu membuatku nyaman untuk berlama-lama tiduran. Niatku hanyalah duduk sebentar, namun entah mengapa semakin lama kelopak mataku terasa berat untuk dibuka, dan aku semakin tidak bisa menahan kantuk yang menyerangku saat ini.

**

Hembusan nafas berat seseorang menerpaku saat ini. Aku masih sulit untuk membuka kedua kelopak mataku dan memilih untuk tetap tertidur. Namun semakin lama, hembusan nafas berat tersebut semakin terasa saat aku ingin melanjutkan tidurku kembali.

Hembusan nafas tersebut menerpa ke arah sekitar pipiku. Dan entah mengapa saat ini aku bisa merasakan ruangan di apartment Zayn semakin dingin. Bahkan sangat dingin sehingga aku mengeratkan cardigan milikku. Mungkin itu faktor pendingin ruangan disini.

Kau sudah membelinya, maka kau akan me--

Kubuka kedua kelopak mataku karena mendengar suara seeorang berbicara. Saat aku membuka kedua mataku, tidak ada siapapun disini selain diriku sendiri. Apa itu hanya sebuah halusinasiku?

Kulihat jam tangan hitam milikku, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Tetapi, di kaca jam tanganku terdapat sebuah noda merah kecil yang menutupi angka 3. Apa ini sebuah cat? Ku usap noda merah tersebut menggunakan jariku. Teksturnya kental, dan saat ku cium, ini adalah sebuah bau darah.

Aku segera beranjak dari sofa untuk mencari Zayn disegala ruangan. Zayn tidak ada. Dan kupikir Zayn sedang pergi keluar sehingga kesempatan ini kumanfaatkan untuk kembali ke apartment ku sendiri. Sedikit rasa ketakutan menghantuiku saat melihat noda darah pada jam tanganku. Namun segera ku tepis pikiran aneh tersebut.

Aku berjalan perlahan untuk sampai ke kamar apartment ku. Namun, aku baru menyadari sesuatu. Bahwa tadi di ruang tamu apartment Zayn, tidak ada pendingin ruangan disana.

Pendingin ruangan hanya terdapat di kamar tidurnya.

**

haaiooo! this chapter kinda weird but..isoke lah ya mzz:")

vote&comment pls? i really need it. Thank you:)xx

p.s:silent reader is'nt cool.

Tik TokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang