s i x

7.9K 740 71
                                    

Seorang wanita dengan jubah hitam yang menutupi sebagian wajahnya semakin mendekat ke arahku. Aku masih terpaku di tempat karena aku sama sekali tidak mengenali siapa wanita ini. Tingginya hampir sepantaran denganku dan dengan perkiraanku hanya berbeda sekitar 5cm denganku.

Berbagai pertanyaan muncul seketika di otakku. Wanita itu terlihat misterius karena wajahnya tertutupi oleh jubah hitamnya. Dan aku tidak bisa melihat wajahnya sama sekali.

Siapa wanita ini?

Mengapa wanita ini bisa berada di dalam kamar apartment ku?

Mengapa wanita ini memandangiku terus menerus?

Ku beranikan nyaliku untuk menanyakan pada wanita itu. "K-kau siapa?"

Wanita tersebut tidak menjawab pertanyaanku. Wanita itu masih tetap diam di tempatnya begitu juga denganku. Aku tidak berani bergerak sedikitpun karena aku takut ia semakin mendekat.

Aku masih memandangi wanita berjubah hitam di depanku saat ini. "Apa kau bisa mendengar suaraku?"

Untuk kedua kalinya aku bertanya, wanita tersebut tidak merespon pertanyaanku. Tapi inilah yang ku takuti. Wanita berjubah hitam itu berjalan satu langkah mendekat ke arahku.

Rasa ketakutanku muncul karena wanita asing tersebut. Ingin rasanya aku berlari sekuat tenaga menjauh dari wanita berjubah hitam tersebut. Namun, kaki ku terasa sangat berat untuk digerakkan. Hanya mulut ku yang dapat berbicara serta berkedip dan bernafas.

"A-apa kau membutuhkan bantuanku?" Tanyaku untuk ketiga kalinya. Namun hasilnya nihil. Wanita berjubah hitam tersebut tetap tidak menjawab. Merasa kesal dibuatnya, aku menghela nafasku berat. Kaki ku tidak bisa digerakkan. Lantas, apa yang harus ku lakukan?

Aku masih berdiri terdiam memandangi sosok wanita berjubah hitam yang berada di depanku. Namun, aku merasakan sebuah rasa perih, panas dan ada seperti cairan yang keluar dari pergelangan tangan kiriku.

Saat aku melihat ke arah pergelangan tangan kiriku, ini sebuah darah. Entah luka yang berasal dari mana sehingga pergelangan tanganku terluka. Dan bahkan ini terlihat seperti sebuah sayatan bekas pisau. Aku sama sekali tidak pernah melakukan self-harm. Melihat pisau saja takut, bagaimana melakukannya?

Aku merintih kesakitan karena darah yang keluar dari pergelangan tangan kiriku semakin banyak. Dan wanita berjubah hitam itu masih tetap berada di hadapanku.

"A-apa kau yang melakukan hal ini padaku?" Tanyaku untuk ke empat kalinya sambil menahan rasa perih. Namun, wanita berjubah hitam tersebut kali ini mengeluarkan suaranya serta berjalan dua langkah mendekat ke arahku. Ini semakin membuatku takut.

"Kau sudah membelinya. Maka kau akan menerima akibat dari semua itu"

Aku sangat mengenali suara ini. Suara ini adalah suara yang ku dengar saat di apartment Zayn. Aku semakin tidak mengerti dengan ucapannya. Aku membeli apa? Dan aku akan menerima akibat apa?

"A-aku tidak mengerti dengan maksud ucapanmu. Aku membeli apa?"

Wanita berjubah hitam tersebut perlahan membuka penutup wajahnya. Ini mengerikan. Sebuah sayatan terlihat jelas dibagian pipi kanan dan kirinya. Dahinya berwarna biru kehitaman dan dibawah dagu nya terdapat bercak darah.

Aku tidak mampu menahan tangisku sampai akhirnya air mataku tumpah dari kedua kelopak mataku. Sebenarnya siapa wanita berjubah ini? Aku menangis tidak mengeluarkan suara namun aku menutup mulutku.

"Jangan menangis, Cassie. Menangislah karena sebentar lagi kau akan merasakan akibatnya. Kau hanya akan menunggu tanggal mainnya."

Rasa ketakutan menyelimuti diriku. Bahkan otakku sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Bulir-bulir keringat membasahi sekitar dahi dan leherku. Aku harus berbuat apa?

Wanita berjubah hitam tersebut tersenyum miring ke arahku. Aku semakin ketakutan dan tubuhku bergetar hebat. Wanita tersebut mengeluarkan sebuah pisau dari sisi kiri jubahnya.

Ini tidak mungkin.

"A-apa kau a-akan membunuhku?" Ucapku dengan bibir yang bergetar karena semakin merasa takut.

Senyuman miring menghiasi wajah wanita tersebut sampai aku bisa melihat kelas rongga gigi atasnya terlihat tidak utuh dan rapuh.

Satu langkah

Dua langkah

Tiga langkah

Empat langkah

Wanita tersebut semakin mendekat dan aku tidak bisa mengontrol detak jantungku dengan baik. Nafasku tersenggal-senggal dan aku sudah pasrah.

Aku berdoa dalam hati supaya ada seseorang yang membantuku saat ini.

Lima langkah

Enam langkah

Wanita tersebut hanya berjarak 5 cm dari wajahku. Aku menutup kedua kelopak mataku karena aku tidak mau melihat wajah seramnya dari dekat.

Aku membuka mulutku untuk berbicara, "Bunuh aku jika itu kemauan mu. Dan berikan alasan yang jelas sebelum kau membunuhku,"

Tubuhku semakin bergetar saat aku merasakan ujung pisau yang tajam berada di sekitar daerah leherku. Oh Tuhan, selamatkanlah aku.

"TIDAK! JANGAN GAGALKAN RENCANA INI!"

Aku membuka kedua mataku dan melihat sesosok wanita berjubah hitam tersebut tangannya diikat oleh seorang laki-laki. Aku memicingkan mataku untuk melihat dengan jelas.

Wanita tersebut meronta-ronta meminta dilepaskan dari tali yang mengikat sekujur tubuhnya dan lama kelamaan sosoknya menghilang. Namun, sesosok lelaki yang menolongku dapat ku lihat dengan jelas melalui kedua ekor mataku.

Itu Zayn. Zayn menolongku. Saat aku hendak menanyakan suatu hal sekaligus berterima kasih, Zayn pergi berlari menjauh. Aku tidak mampu mengejarnya karena tubuhku lemas dan tidak berdaya.
**

Aku terbangun dengan keadaan nafas yang tersenggal-senggal dan keringat yang membasahi sekujur tubuhku.

Aku bermimpi.

Mimpi itu terasa sangat nyata. Bahkan aku bisa merasakan rasa perih tersebut walau kenyataanya sama sekali tidak ada luka sayatan di tangan kiriku.

Aku duduk di tepi ranjang kasur untuk mencerna semua mimpiku. Ini aneh. Aku selalu merasakan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan akhir-akhir ini.

Aku berjalan menuju arah dapur untuk meminum segelas air putih yang kuharap bisa menenangkan ku dari mimpi burukku beberapa menit lalu.

Aku kembali ke arah kamar ku. Namun, sebelum itu aku berjalan melewati meja belajar ku dan melihat waktu menunjukan pukul 3 pagi. Aku tidak mau berfikir negatif. Tetapi, aku melihat sesuatu yang aneh lagi disini.

Jam tangan hitam milikku terdapat sebuah noda merah yang terletak pada angka 3. Hal ini pernah terjadi sebelumnya saat di apartment Zayn. Aku bisa meyakini noda merah tersebut darah.

Ini sangat-sangat aneh.

**
haaii!
jadi..wanita jubah item itu di mimpi cassie doang HAHAHAH *digeplak reader*
Vote&comment please? Hargain yaa makasih:)x

an amazing cover by: psychoirwiin

Tik TokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang